START-UP ASAL AUSTRALIA (1)

834
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

 

Buzzword seperti start-up sudah mendunia dan sering terdengar. Meningkatnya kepopularitasan dan melejitnya banyak start-up membuatnya begitu menarik bagi banyak orang. Di artikel kali ini, kita mau membahas 3 start-up populer
yang ada di Australia. Hayo, cek, mana saja yang sudah kalian pakai?

1. Canva (Desain)

Tentu kalian sudah tidak asing dengan nama situs desain yang satu ini bukan? Ternyata situs ini dibuat di Perth, Australia, oleh Melanie Perkins, Cliff Obrecht, dan Cameron Adams. Buat kalian yang belum tahu, platform ini menyediakan banyak template design media sosial, dokumen maupun presentasi yang dapat dikutak-katik sendiri untuk keperluan pengguna. Canva membantu banyak mahasiswa yang ingin membuat presentasi yang lebih cantik sampai small businessyang memerlukan konten untuk media sosialnya. Canva juga bekerjasama dengan banyak universitas sehingga para muridnya bisa mengakses canva premium secara gratis.

Platform ini dengan cepat bertumbuh dari yang pertamanya memiliki 750.000 pengguna sekarang sudah melebihi 10 juta pengguna! Secara valuasi pun sudah tumbuh sampai satu miliar USD, lho. Tapi, bagaimana, sih, ceritanya sampai bisa bertumbuh secepat itu? Selain tentunya produk yang berkualitas, Canva sendiri menganut prinsip empowerment bagi karyawannya. Canva mengutamakan growth perusahaan dan individu-individu bagian dari perusahaan itu.

Bahkan, mereka memiliki yang bernama Team Happiness yang memastikan setiap karyawan memiliki proses onboarding, coaching, fasilitas wellbeing, dan internal komunikasi yang baik. Melihat kantornya sudah terasa sekali vibe open dan kreatif yang jarang ditemui di perusahaan-perusahaan tradisional.

Fun fact: mereka memiliki in-house chef, lho, untuk menyiapkan sarapan dan makan siang tiap harinya!

2. The Iconic (fashion)

Situs belanja ini begitu populer di Australia. Dibangun pada tahun 2011, start-up ini sudah memenangkan banyak penghargaan, termasuk “Best Fashion Retailer” and “Best Online Only Retailer” di Power Retail All Star Bash 2020 Awards. Memiliki strategi yang customer centric, start-up ini membedakan dirinya dari para pesaing di market yang sudah sebetulnya sangat padat ini. Hal ini terlihat dari kebijakan pengembalian yang lama (100 hari), fitur “fit finder” yang membantu kita memastikan ukuran baju yang kita beli tepat, dan ongkir gratis untuk pembelian di atas $47. Tapi, yang paling membuat The Iconic ini ikonik (eaa..) adalah 3-hour delivery policy yang tersedia di Sydney dan Melbourne!

Jika berbicara mengenai fashion, tentunya banyak isu etika yang harus dipertimbangkan. Nah, The Iconic membuat supplier code of conduct yang mengharuskan para supplier-nya, baik yang lokal maupun international, untuk mengikuti standar lingkungan, hak asasi, tenaga kerja, kesehatan, dan keamanan. Apa saja, sih, yang mereka jual? Ternyata, selain fashion dan atributnya, mereka memiliki laman khusus yang disebut “sneakerhub” buat kalian pencinta sneakers. Selain memiliki merek yang sudah terkenal, platform mereka juga mengusung merek lokal yang mungkin masih kecil, dengan total 1000 merek dan lebih dari 60.000 barang.


3. Koala (Matras)

“No worries”, begitulah slogan start-up yang menjual matras/kasur ini. Seperti start-up lainnya, Koala mendobrak industri kuno yang seringkali kurang memerhatikan kenyamanan pembelinya. Asal nama start-up ini adalah karena Koala merupakan ikon Australia dan termasuk binatang yang jam tidurnya paling lama, mencapai 18 jam. Selain itu, Koala sudah berpartner dengan WWF dan charity lainnya untuk memberi donasi kepada perawatan dan pelestarian koala. Koala helping koalas!

Mereka mendesain sendiri produk-produk yang mereka jual agar memiliki kontrol yang utuh terhadap kualitasnya. Produk yang awalnya bermula dari matras, sekarang sudah berkembang ke sofa dan bahkan TV unit. Di tahun 2016, awal berdiri, matras yang mereka jual sudah mencapai 17.000 unit dan menembus $1 juta dalam 90 hari, dan mereguk $14 juta turnover di tahun pertamanya saja. Menariknya, mereka tidak mengukur kesuksesan mereka dari banyaknya uang atau kesibukan perusahaan mereka. Alih-alih, mereka mengukur “sleep rating” berdasarkan kualitas dan kuantitas tidur mereka.

I’m on a 9, and one girl in the office is on a 6.5 which is pretty poor. We compare every day and we get really into it – it’s our thing and it makes us better all around,” kata Danny, co-founder dari Koala Mattress. [IM]

Previous article10 Tekno Canggih Untuk Hidup Lebih Sehat
Next articleDEAR, FUTURE…