Tentunya, bukan aku saja yang punya lebih banyak waktu untuk membaca selama pandemik kemarin, bukan? Baik kalian adalah seorang kutubuku maupun tidak,
membaca adalah salah satu aktivitas yang baik sekali untuk mengisi waktu dan
menambah pengetahuan.
1. The Little Prince (Antoine de Saint Exupery)
Kisah menawan tentang seorang yang bertemu pangeran cilik dari planet lain ini sudah menjadi buku klasik yang memenangkan banyak penghargaan. Baik untuk dewasa maupun anak-anak, kisah ini akan membuat kalian berpikir lebih kreatif, terharu-haru, dan tersenyum-senyum sendiri. Jadi, kalau kalian belum membacanya, wajib dimasukan ke daftar buku kalian!
2. The Boy, The Mole, The Fox and The Horse (Charlie Mackesy)
Buku cerita bergambar ini hanya berisi kata-kata singkat dan sederhana namun mengandung kebijaksanaan yang mendalam. Kisah ini mengikuti perjalanan satu kelompok teman yang terdiri dari seorang anak laki-laki yang polos, tikus tanah yang suka makan, serigala yang mandiri, dan kuda yang dewasa. Kalian juga bisa tengok akun pengarangnya di Instagram untuk melihat karya-karyanya yang menawan.
3. Crime and Punishment (Fyodor Dostoevsky)
Jika buku-buku yang tadi masih tergolong ringan, buku yang satu ini tebalnya sampai bisa dibuat ganjalan pintu! Jokes aside, buku ini memang mengandung kisah yang padat, mendalam, dan kalau kalian bertahan dengan bahasanya, akan sangat menggugah pikiran dan hati. Pengarang asal Rusia ini mencampurkan pembunuhan, ideologi, dan psikologi dalam latar belakang masyarakat Rusia di abad ke 19.
4. 7 Habits of Highly Effective People (Stephen R. Covey)
Istirahat dari fiksi sejenak, buku self-help ini dipenuhi dengan cara-cara untuk memaksimalkan pertumbuhan diri kita melalui kebiasaan-kebiasaan dalam hidup kita. Aku sendiri cukup skeptis dengan buku-buku motivasi, but for the 16-years-old me, buku ini benar-benar membantu membangun kepercayaan diri di tengah kegalauan masa remaja. Cara penulisannya pun cukup menarik sehingga menyenangkan untuk dibaca.
5. Kim Ji-Young Born 1982 (Cho Nam-Joo)
Buku dengan judul menarik ini adalah novel fiksi dari korea yang ditarik dari pengalaman-pengalaman hidup penulisnya sendiri. Kisah Kim Ji-Young menggambarkan kehidupan “every-woman” di Korea Selatan. Membahas dominasi pria yang sistemik dalam berbagai tahap hidupnya, buku ini memberi cuplikan yang jarang kita lihat di K-Drama yang banyak digemari. Sang penulis, Cho Nam Joo sendiri adalah seorang penulis naskah televisi sebelum harus berhenti bekerja setelah melahirkan anak pertamanya.
6. Zero to One (Peter Thiel)
Buku yang ditulis oleh entrepreneur dan legenda investor ini menunjukan bagaimana kita bisa membuat hal-hal baru atau untapped market. Penulisannya disebut sangat rasional dan praktis sehingga bisa dengan mudah diterapkan oleh pembaca. Dengan populernya model bisnis start-up, buku ini bukan hanya berguna untuk para pembisnis, tapi menurut The Economist, juga bisa membantu mereka yang mau mengubah alur masa depan dunia.
7. The Great Divorce (C.S Lewis)
Kisah tentang perjalanan bus dari neraka ke surga ini inovatif dengan penggunaan analoginya dan refleksi penulisnya tentang baik dan jahat. Meskipun kisah fiksi, banyak nilai-nilai dan pemikiran yang begitu jelas menggambarkan dunia nyata. Terkadang menusuk too close to home, buku ini membawa pembacanya berpikir lebih dalam mengenai konsep neraka yang tidak seperti gambaran mainstream. Be prepared to be mindblown!
8. Theory of Light and Matter (Andrew J. Porter)
Kumpulan cerita pendek ini memenangkan penulisnya Flannery O’Connor Prize. Bagi kalian yang lebih menggemari kisah pendek, buku ini menawarkan sepuluh kisah modern American suburbia, mulai dari daerah pinggiran Pennsylvania ke jalan-jalan sepi di Connecticut. Porter menceritakan kisah sehari-hari yang seperti kenyataan, tidak selalu indah.
9. The Minds of Billy Milligan (Daniel Keyes)
Kisah non-fiksi ini mengikuti kehidupan Billy Milligan, orang pertama di Amerika Serikat yang dianggap tidak bersalah secara hukum dengan alasan sakit jiwa. Crimes yang diampuni termasuk perampokan dan pemerkosaan. Billy Milligan mengaku memiliki gangguan kepribadian ganda atau dissociative identity disorder dan akhirnya masuk rumah sakit jiwa selama 10 tahun. Daniel Keyes sendiri merupakan seorang sarjana psikologi dan menuliskan novel ini dengan insightyang cukup mendalam tentang kelainan jiwa itu.
10. The Catcher in The Rye (J.D. Salinger)
Pertama kali diterbitkan sebagai serial di tahun 1945 -1946, buku ini mengusung kritik terhadap kemunafikan dalam masyarakat. Mengikuti kisah seorang remaja 17 tahun, Holden Caufield, yang dikeluarkan dari sekolah ke empatnya, buku ini menjadi novel remaja wajib baca meski bisa dinikmati oleh orang dewasa pula. Uniknya, buku yang sudah terjual lebih dari 65 juta kopi ini adalah novel satu-satunya yang diterbitkan oleh J.D. Salinger.
11. Bumi Manusia (Pramoedya Ananta Toer)
Novel klasik Indonesia ini tentunya sudah tidak asing di telinga kita, bukan? Tetapi apakah kalian pernah membacanya? Aku mau mengaku bersalah kalau aku pun belum baca buku ini! Buku yang cukup kontroversial ini menceritakan kisah Minke dan Annelies yang terlahir di era kolonialisme Belanda, di mana cikal bakal pergerakan nasional dimulai. Ditulis oleh salah satu sastrawan terbaik Indonesia, buku ini wajib baca, ya, buat kita warga Indonesia. Hehehe, yuk, baca bareng buku ini!
12. The Guernsey Literary and The Potato Peel Pie Society (Mary Ann Shaffer)
Jujur, aku cukup bersusah payah untuk membuat rangkuman singkat tentang buku ini. Instead, let me give you some random facts yang, aku yakin, bisa membuatmu tertarik pula. Pertama, latar belakang kisah ini adalah di jaman penjajahan Jerman. Kedua, judul buku ini adalah nama klub buku di kota Guernsey. Ketiga, beberapa kisahnya diceritakan dalam bentuk surat. Keempat, buku ini ditulis oleh seorang pustakawan yang sudah pensiun dan beliau meninggal sebelum buku ini diterbitkan. Kelima, buku ini membakar kembali minat membacaku dan membuatku menyadari
betapa indah dan pentingnya kata-kata dan kalimat. Selamat membaca! [IM]