Permainan Nostalgia Yang Wajib Dimainkan Lagi

433
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Dulu, ketika kita masih kecil, permainan yang dimainkan dengan teman-teman rasanya nggak ada habisnya. Sekarang, mainan anak-anak seringkali adalah alat-alat elektronik. Nggak mau anak terikat dengan gadget, tapi kita sendiri udah terlalu capek memikirkan ide alternatif. Gimana, dong? 

Anak-anak yang dibesarkan di Australia nggak pernah melihat permainan-permainan yang anak Indo mainkan di masanya, seperti engklek, bekel, makan krupuk, dan lain-lain. Umumnya, permainan ini dimainkan bersama keluarga juga. 

INDOMEDIA memberi beberapa ide untukmu yang lumayan mudah dilakukan. Dan, ternyata
bisa mengambil inspirasi dari masa kecil kita untuk menghabiskan waktu dengan anak-anak!
Semoga ide-ide ini bisa membangkitkan kembali momen-momen bahagia buatmu dan keluargamu.

Engklek (Hop Scotch)
Untuk permainan engklek, kita semua juga tahu bahwa keperluannya hanya sebatang kapur dan batu untuk setiap pemain. Tetapi, kalau nggak ada akses ke area aspal yang aman bagi anak-anak, jangan khawatir, ada banyak opsi lainnya untuk memainkan engklek bersama keluargamu.

Ketika aku bermain engklek dengan keluargaku, kami menggunakan selotip kertas untuk menandakan batasannya. Dengan cara ini, kami bisa bermain di lantai juga dan nggak harus di atas aspal. Kami seringkali mainnya di beranda di belakang rumah, tetapi bisa dimainkan di dalam rumah juga kalaupun tempat tinggal kita nggak punya beranda atau ketika sedang hujan di luar. 

Selain itu, kita juga nggak harus menggunakan batu. Anak-anak seringkali kreatif sekali, jadi kita bisa memberikan mereka tantangan untuk mencari sesuatu yang kecil, memiliki berat yang mirip dengan batu kecil, dan nggak akan merusak lantai. Kita hanya perlu memberikan mereka sedikit waktu dan melihat ide-ide yang muncul.

Agar lebih mudah dimengerti dan mainnya juga fun, sebaiknya permainan ini diikuti oleh anak-anak yang berusia 8 tahun ke atas. Menjelaskan aturan mainnya lebih mudah. Tapi, kita bisa membuatnya lebih mudah, kok.

Daripada menyuruh mereka melempar batunya ke satu kotak dan harus melompat dan mengambilnya sambil menyeimbangkan diri dengan satu kaki, kita bisa menaruh batunya untuk mereka. Inilah yang kami lakukan ketika aku bermain engklek dengan sepupu-sepupuku. Pada saat itu, mereka masih lumayan kecil (sekitar 5-6 tahun) dan belum bisa melempar batu dengan kuat dan akurat. Jadi, untukku, orang tuaku memberikanku tantangan untuk mengikuti aturan aslinya, sedangkan sepupuku diberikan aturan yang lebih mudah. Kami juga nggak keberatan memperbolehkan mereka untuk berdiri dengan dua kaki ketika mengambil batunya agar mainnya juga lebih aman.

Bekel
Aku ingat, bekel adalah salah satu permainan yang papaku ajarkan karena aku nggak pernah memainkannya dengan teman-temanku. Pertama kali mencoba, permainan ini sepertinya sulit sekali. Namun, lama kelamaan, aku malah ketagihan dengan tantangan permainan ini. Karena harus lempar bola dan meraup biji bekel secepat mungkin, permainan ini kayaknya juga lebih tepat diperuntukkan buat anak-anak berusia 8-10 tahun.

Kalau nggak ada bola bekel, kita bisa menggantinya dengan bola apa saja yang bouncy dan sedikit berat di Kmart atau Target. Untuk ganti biji bekel yang aslinya dari tembaga, batu-batu kecil yang tidak tajam atau biij-bijian mentah boleh dipakai. Saat anak sudah mahir, kita bisa bikin beberapa variasi, seperti mengambil batu dalam kelipatan dua atau tiga.

Makan Kerupuk
Di Australia, jarang banget melihat acara 17-an dengan segala kekhasan permainannya. Salah satunya adalah makan kerupuk. Di sekolahku dulu, ini salah satu permainan yang paling seru – menonton teman-temanku berusaha untuk makan krupuk secepatnya, bahkan sampai teman-teman mereka ikut seru dengan memegang tali rafianya supaya kerupuknya tidak terayun-ayun saat berusaha dimakan.

Permainan ini memang seru bagi anak maupun dewasa. Untuk pesta ulang tahun mereka berikutnya atau ketika lagi bosan di rumah, makan kerupuk bisa menjadi permainan yang fun dan bikin rileks.

Varian lainnya adalah menaruh beberapa biskuit atau macam-macam permen atau kerupuk di piring tiap-tiap anak. Mereka harus memakan semuanya tanpa menggunakan tangan. Untuk menambah tantangan, buat anak yang lebih besar, kita bisa bikin aturan harus makan berbagai macam ukuran krupuk dalam urutan tertentu. Seru, kan?

Congklak
Salah satu permainan tradisional favoritku adalah congklak. Kami sekeluarga sering banget main congklak di rumah, dan aku suka banget dengan tantangan untuk menebak jumlah di satu lubang dan mencari strategi untuk mengisi lubang utamaku. Belum lagi, ketika masih kecil, tantangan untuk memuat semua biji congklak di tanganku yang kecil adalah sumber tawaan kencang antara aku dan papa, dan merupakan sebuah side challenge yang seru.

Papan congklak, di Australia namanya “mancala”, bisa ditemukan di toko-toko mainan. Kalau nggak punya papannya, bisa juga menggunakan mangkok kecil plastik dan menempelkannya ke lantai dengan blu-tack agar nggak “lari” saat mengambil biji congklaknya.

Semoga ide-ide ini membawakan banyak kenangan nostalgia, dan juga memberikanmu inspirasi untuk bermain dengan anak-anak tanpa harus berpikir keras! Selain itu, permainan di atas juga bisa menjadi sebuah kesempatan untuk membagikan masa kecil di Indonesia dengan anak-anak yang lahir dan besar di Australia. Selamat memperkenalkan permainan tradisional kepada mereka dan selamat bermain! [IM]

Previous articleThe Struggles Of Children’s Literature
Next articleNostalgic Eats in Sydney CBD