All Things Local – Lakemba (and Bankstown)

1817
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Dalam suasana bulan ramadhan ini, All Things Local memutuskan untuk mengunjungi suburb Lakemba, yang sering kali disebut ‘Australia’s unofficial Muslim capital’. Perjalanan ke suburb bagian dari Canterbury-Bankstown Council ini memakan waktu sekitar 30 menit menggunakan kereta dari Central station ke arah South West. Uniknya, suburb ini dulu disebut “Potato Hill’ karena merupakan tempat penanaman kentang. Kemudian, setelah masa colonial, suburb ini dikenal dengan nama Belmore South sebelum dinamakan Lakemba setelah railway stationnya dibangun di tahun 1985. Nama Lakemba sendiri diambil dari property tempat station tersebut dibangun, yaitu di tanah milik Mayor of Canterbury pada masa itu, Benjamin Taylor. Suburb yang dihuni oleh lebih dari 17,000 orang ini sangat multicultural dan memiliki suasana yang khas.

1. Mesjid Lakemba
Salah satu tempat yang paling terkenal di Lakemba adalah Lakemba Mosque yang merupakan masjid terbesar di Australia. Masjid Ali Bin Abi Talib ini dimiliki dan diurus oleh Labanese Muslim Association (LMA). Pada tahun 2016, dikabarkan ada sekitar 40,000 orang yang menghadiri ibadah Ramadhan. Selain menjadi tempat beribadah, masjid ini juga menawarkan kelas-kelas agama seperti Prophetic biography, Fiqh dan Aqidah. LMA juga menyediakan tour ke Masjid Lakemba yang bisa dengan mudah di book melalui website mereka (http://www.lma.org.au/mosque-tours/). Boleh juga nih guys buat kalian yang ingin melihat seluk beluk masjid yang indah ini.

Selain masjid ini, terdapat juga tempat beribadah lain seperti St Therese Catholic Church, Lakemba Uniting Church dan lain-lain untuk memfasilitasi keragaman di suburb ini. Sangat menarik melihat berbagai agama bisa berdiri berdampingan dengan damai di satu daerah.

2. Suasana yang khas
In my research (read: a quick google search) about Lakemba, aku menemukan banyak artikel-artikel yang beragam mengenai Lakemba, beberapa menekankan the multicultural Lakemba, beberapa mendeskripsikan orang-orang yang ramah dan menarik disana, dan beberapa memberi kesan kalau suburb ini tidak begitu ‘aman’. Jadi ketika aku sampai kesini, jujur saja cukup mixed feeling dan waswas! Dan bagaimana setelah ‘menjelajahi’ Lakemba?

Well, in short, Suburb ini memiliki suasana yang khas. Terasa komunitas muslim yang kuat, mengingatkanku pada tanah air. Banyak sign toko dengan Bahasa Arab, juga sign halal pada restaurant disana. Penduduk disana menggunakan pakaian khas dan yang perempuan menggunakan hijab, pemandangan yang cukup asing di Sydney CBD dan suburb tempatku tinggal. Karena menjelang bulan Ramadhan, banyak rumah juga yang terlihat menggunakan hiasan-hiasan untuk perayaan tersebut. Di sore hari saat waktunya buka puasa, ada night market yang menjual berbagai street food.

3. Food: Pho An Bankstown
Meskipun banyak makanan yang tampak menarik di Lakemba (would definitely re-visit to try their street food), aku tidak bisa menolak godaan untuk mencoba pho di suburb tetangga yang dibilang pho terenak di Sydney, yaitu Pho An. Pho An terletak di Bankstown, one station away from Lakemba. Berbeda dengan Lakemba, Bankstown menunjukan nuansa Vietnam yang serupa dengan Cabramatta. Bahkan terdapat monument yang menjadi peringatan settlement of Vietnamese people there. Terletak sekitar 10 menit berjalan kaki dari train station, Pho An dipenuhi oleh penduduk maupun turis yang datang untuk mencicipi kelezatan autentik Vietnam. Ketika tiba di sana, kami langsung diantar duduk dan ditanya pesanannya bahkan sebelum diberi menunya! Ternyata, orang-orang biasanya sudah hapal menu kesukaan mereka dan langsung memesan. Aku akhirnya memesan pho special mereka dan ternyata… enak banget! Topping dagingnya sangat generous dan kuahnya pun terasa gurih. Definitely worth a try   🙂

Overall kunjungan ke Lakemba dan Pho An Bankstown sangat mengesankan. Jujur aku pengen balik lagi ke Lakemba terutama untuk mencicipi streetfood yang mereka tawarkan. Tonton video liputan All Things Local di IMTV dan sampai jumpa next month di suburb yang berbeda!

By Natasha Ingelia

 

Previous articleKEPO – Kepoin Kehidupan di Sydney
Next articleLife in Sydney (Expectation vs Reality)