Setelah capek beraktivitas seharian penuh, tentu menguras stamina, dan mengurangi kadar kesehatan. Nah, pilihan terbaik untuk mengembalikan stamina tubuh adalah dengan beristirahat. Nggak ada pilihan. Nggak makan, nggak nonton, nggak ngobrol, tapi tidur! Cuma tidur.
Tidur, sejatinya bukanlah pilihan, tapi kebutuhan yang wajib dilakukan setiap orang. Tidur adalah kebutuhan dasar tubuh untuk mengembalikan semua stamina dan kesehatan yang terkuras atau berkurang karena kegiatan fisik dan mental, serta emosi. Tidur berkualitas, tak hanya cukup, merupakan kompensasi sempurna karena dapat mengembalikan kebugaran, memperbaiki kesehatan, dan menyeimbangkan mental.
Pertanyaan satu juta dollarnya adalah, bagaimana mendapatkan tidur yang berkualitas itu?
Berkualitas itu…
Sama halnya dengan makan berkualitas, tidur berkualitas adalah kunci utama bagi tubuh yang sehat, jasmani dan rohani. Berkualitas artinya tak hanya harus teratur, juga harus pulas alias nyenyak. Jadi, lamanya waktu tidur sangat relatif, tergantung kebutuhan si pelaku. Ada yang hanya 4 jam, tapi berkualitas. Ada juga yang lama banget tidurnya, tapi gelisah. Itu sama sekali gak bisa disebut berkualitas.
Mungkin karena udah merem, dan mimpi, orang berpikir tidurnya sudah berkualitas. Sayangnya, itu juga bukan tidur berkualitas. Tak heran bila pagi-pagi, orang mudah sensitif (baca: mudah marah, kesal, atau mewek tiba-tiba), karena itu semua adalah akibat tidur yang nggak berkualitas. Sudah pasti, hal itu merembet ke performa kerja yang memble.
Bayi yang baru lahir butuh tidur hampir sepanjang hari supaya bertumbuh. Dia hanya akan bangun jika ada yang menganggu tidurnya (lapar, basah, dan suhu yang tidak nyaman). Bayi yang kurang tidur jelas mengganggu pertumbuhan fisik dan emosinya (sekarang lagi ngetren kata “stunting” buat orang dewasa yang bermasalah dengan tumbuh kembangnya akibat masa kecil kurang berkualitas). Untuk orang yang sudah dewasa (masa pertumbuhan sudah selesai), tidur merupakan masa pemulihan fisik, mengganti bagian tubuh yang rusak, serta pembersihan tubuh (detoksifikasi). Saat kita mengabaikan “proses” ini, perlahan tapi pasti kita sedang membantu tubuh merusak dirinya sendiri.
Pakar kesehatan di seluruh dunia bersatu suara tentang pentingnya mendapatkan waktu tidur yang cukup dan berkualitas setiap malamnya.
Mengapa Harus Berkualitas
Selama hidup, rata-rata orang menghabiskan 1/3 dari jumlah umurnya untuk tidur. Banyak orang yang beranggapan bahwa ketika tidur, otak akan berhenti bekerja sehingga tubuh dapat beristirahat dengan baik. Faktanya, saat tidur, otak tetap terus bekerja, terutama saat bermimpi, otak akan bekerja layaknya sedang melakukan aktivitas di siang hari.
Semakin baik kualitas tidur seseorang, semakin positif dampaknya. Orang yang memiliki kualitas tidur malam yang baik akan terlihat tenang, segar, dan aktif. Kita juga tahu dampak dari tidur malam yang tidak berkualitas. Selain tak sedap dipandang mata (lingkar mata hitam, kantong mata, kerut-kerut yang muncul mendadak), emosi yang labil juga sering mengikuti.
Jika Anda masih ragu akan pentingnya tidur berkualitas, mari kita lihat beberapa fakta manfaatnya:
Regenerasi Kulit
Terlihat awet muda dan memiliki kulit yang sehat adalah dambaan setiap orang, terutama wanita. Untuk mendapatkan kulit yang sehat, mereka akan melakukan banyak cara seperti perawatan ke salon dan mengonsumsi makanan yang mengandung banyak vitamin yang baik untuk kulit. Selain perawatan, kulit sehat ternyata juga bisa didapatkan dengan tidur malam yang baik. Saat tidur, regenerasi kulit Anda akan berjalan lebih cepat, sehingga kulit Anda tidak terlihat kusam.
Mencegah Hipertensi
Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang ditakuti oleh banyak orang, karena dampaknya merembet ke penyakit lain, seperti serangan jantung. Hindari Hipertensi dan sahabat-sahabatnya dengan berteman dengan tidur berkualitas.
Mengurangi Risiko Obesitas
Kalau ada anggapan kurang tidur bikin badan kurus, salah besar. Kurang tidur, kurang makan, dan kurang bahagia, itu bikin kurus. Tapi, kalau kurang tidur saja malah berdampak sebaliknya. Menunda waktu tidur hingga larut malam akan membuat berat badan semakin naik dan meningkatkan risiko penyakit obesitas. Dengan begadang, Anda akan merasa lapar sehingga akan memaksa diri Anda untuk menyantap makanan tengah malam. Seperti yang Anda ketahui, makan malam beberapa saat sebelum jam tidur akan menimbulkan risiko tubuh menjadi gemuk. Oleh sebab itu, rentang waktu antara makan dan tidur minimal haruslah 2-3 jam. Itu pun tidak disarankan makanan yang kaya serat saja, bukan karbo, agar terhindar dari “serangan pengen ngemil jam 1 malam”. [IM]