I Wish…. To Have You Back

107
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Losing a Loved One in The Season of Love

Apakah sebuah bayangan itu nyata? Sudah hampir satu bulan sejak kamu meninggalkan kami. Sekarang ketika aku mengingat kembali, kenangan-kenangan tentangmu mulai pudar – seperti melihatmu di dalam air. Sakitnya ketika masih bisa melihatmu jernih melalui ingatanku, tapi lebih tajam, lebih pedih melihatmu hanyut dari ingatanku.

Selama bulan-bulan terakhir hidupmu, kamu tenggelam dalam segala pikiranmu, tenggelam dalam kepedihanmu, dalam kesepianmu. 

Dan sekarang, giliran aku yang tenggelam — tenggelam dalam ketidakpastian, dalam kebingungan, dalam pertanyaan… Kenapa? Kenapa kamu? Kenapa sekarang?

Bukan hanya kau yang aku harus lepaskan. Bukan hanya masa lalu yang aku harus lepaskan, tetapi juga masa depan yang selama ini aku anggap selalu akan ada dirimu. Seandainya… seandainya… seandainya… Kesesalan dan rasa bersalah atas hal-hal yang aku nggak bisa kontrol… sedikit demi sedikit aku harus lepaskan.

“Jangan terbawa arus,” suaramu berbisik. “Teruslah berenang. Aku yakin kamu bisa.”

=====

Bagaimana caranya menjelaskan bahwa walaupun dia telah meninggalkan bumi ini, dia sekarang terus hidup dengan Tuhan kami di atas sana? Bagimana caranya menjelaskan bahwa dia terus hidup di dalam kenangan-kenangan kami semua yang masih di sini, dan dalam diriku yang telah dibentuk oleh kelakarnya (his banters), isengannya, kepeduliaannya? 

Di tempat-tempat dia dulu berada, aku masih bisa melihat bayangan dirinya di samping kami. Di saat-saat aku nggak sangka, aku terpikir kebahagiaannya dan semangatnya untuk ikut serta dengan kami.

Nggak gampang menjalani hidup tanpanya. Berulang kali aku berusaha mengingatkan diri sendiri: ini mirip dengan luka fisik yang membuatku kesakitan ketika melakukan hal-hal tertentu, yang membuatku lebih was-was untuk terjun ke dalam aktivitas lainnya. Aku perlu lebih banyak waktu untuk mengambil napas, dan untuk sementara nggak sanggup berenang sejauh dan selama sebelumnya dalam lautan kehidupan.

Hatiku belum siap menerimanya, tapi anehnya bisa terasa ketenangan dan kenyamanan dari mengetahui bahwa dia sekarang sedang berenang di lautan kebahagiaan dan kehadiran Tuhan yang tak ada habisnya. Untuk saat ini, aku akan memegang erat kata-katanya untuk tidak melepaskan Tuhan, sampai waktuku tiba untuk menyusulnya satu hari. Dan pada saat itu, kami akan berenang dalam hadirat Tuhan bersama untuk selamanya.

=====

Bagi kita semua yang masih menunggangi arus dalam kehidupan di bumi, bagi kita yang masih menunggu waktunya menyusul mereka yang telah mendahului kita, ini untuk kita semua… 

Waiting in the Current
Another wave crashes into me.
I thought I was prepared for it. I was not.
The water rams into my heart, and somehow I didn’t expect it to be so sharp. All I taste is salt.
Dead pieces of coral and shards of broken shells, beautiful and piercing, cut through my skin and suit. A remnant of what once was, a shadow of what could have been. 

How? How could you be alive and dead at the same time? I’m drowning in the memories, in the pain that is slicing and numbing at the same time – the cold, hard, unforgiving torrent. It’s almost a dreamlike state; there in the salty, murky waters, I can see your face again, I can hear your voice again, I can feel your embrace – the one I’ve always longed for when you were here, with me. It’s like a warm current, enveloping me and bringing me to the surface, just. Just my head, just my face, still half choking. It’s warm, it’s nice, it’s… peaceful – for once, it’s peaceful. 

I ride the hugging current, just as you did, letting it take me on, even as the salt still stings. Stinging, ringing wounds from the bleached fossils digging into my mind and the cracked shells of your shield around me.

And yet, embedded deeper still… is your fierce and gentle spirit, taking in this little dot of dust despite how much I annoy and bother and roast you. Embedded deeper still is the loyal love and protection, layered patiently over the years, leaving behind a clear and shining pearl that I will wear, with sorrow and with pride, until the current takes me home – to where you are waiting. [IM]

Previous article5 Aplikasi Peta Terbaik untuk Aktivitas Hiking
Next articleWhen You Wish Upon The Staaaar