Big Woman In Australia (That You Need To Know)

1376
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Tentunya kita sudah tidak asing dengan kata “feminisme”, bukan? Jujur saja, ketika memikirkan perempuan terkenal dari Australia, yang terbesit di pikiran adalah para aktris, seperti Nicole Kidman, Rebel Wilson, Margot Robbie, Miranda Kerr, dan Cate Blancett. Tapi, sebelum mereka semua, Louise Lovely menjadi artis Hollywood pertama dari Australia yang memulai debutnya pada tahun 1914. Ia kembali ke Australia dan membentuk agensi pencari bakat dengan suaminya. Dan, bukan hanya dia, tapi juga banyak wanita hebat Australia lainnya yang perlu kita ketahui! So, di edisi bulan ini, Indomedia101 mau mengenalkan kalian ke perempuan-perempuan luar biasa yang telah membentuk sejarah Australia.

1. Edith Cowan
Mari mulai dengan perempuan yang fotonya sering kita lihat dan bawa-bawa (nah, lho!). Edith Cowan ini adalah sosok perempuan di uang lembaran AU$50. Dia adalah salah satu pendiri Karrakatta Club, kelompok aktivis perempuan yang memenangkan hak wanita untuk memilih pada tahun 1984. Selain itu, dia juga ikut mendirikan Western Australia’s National Council of Women, King Edward Memorial Hospital for Women, Children’s Protection Society, dan menjadi kepala Red Cross Appeal Committee pada perang dunia pertama. Di tahun 1920, dia diberikan gelar Member of the Order dari British Empire, menjadi wanita pertama untuk menerima Justices of the Peace dan wanita pertama yang terpilih untuk menjadi bagian parlemen.

2. Julia Gillard
Tahun 2010 adalah tahun yang bersejarah bagi Australia karena terpilihnya Julia Gillard sebagai perdana menteri wanita pertama Australia. Duapuluh tiga tahun sebelumnya, Julia mulai berkecimpung di bidang hukum sebelum terpilih untuk menjadi bagian dari House of Representative pada tahun 1998. Ia lalu menjadi wakil perdana menteri wanita pertama pada tahun 2007 sebelum memenangkan pemilihan perdana menteri tiga tahun kemudian. Meskipun banyak kontroversi yang beredar mengenai kepemimpinannya, tidak bisa dipungkiri kalau ia merupakan salah satu wanita penting di sejarah negeri ini.

3. Elizabeth Blackburn
Wanita ini adalah wanita Australia pertama yang memenangkan Nobel Prize. Ia memiliki gelar Master of Science dari University of Melbourne dan doktor dari Cambridge University. Ia mendapat Nobel untuk kontribusinya di bidang Fisiologi/Kedokteran. Professor Elizabeth Blackburn kini menjabat sebagai President of the Salk Institute for Biological Studies.

4. Ita Buttrose
Wanita ini menjadi inspirasi para jurnalis. Bukan hanya telah menjadi seorang jurnalis di Women’s Weekly edisi Australia di umur 15, ia kemudian menjadi salah satu penyunting pendiri majalah Cleo tahun 1972. Tiga tahun kemudian, ia menjadi penyunting Women’s Weekly edisi Australia, dan kemudian menjadi penyunting wanita pertama di koran The Daily Telegraph. Pada tahun 1980, dia menjadi ketua National Advisory Committee untuk penyakit AIDS dan menjadi ketua Alzheimer’s Australia. Ia menerima Order of the British Empire pada tahun 1979 dan menjadi Officer of the Order of Australia pada tahun 1988.

5. Dame Nellie Melba
Dame Nellie Melba adalah salah seorang penyanyi opera terbesar yang memeroleh ketenaran di Eropa. Ia kemudian kembali ke Victoria, di mana ia membangun sekolah musik yang kemudian digabungkan dengan Melbourne Conservatorium. Pada tahun 1927, Nellie adalah orang Australia pertama yang menjadi sampul majalah Time. Sosoknya mengundang kekaguman banyak orang, salah satunya seorang koki Prancis, August Escoffier, yang menciptakan beberapa makanan untuk menghormatinya. Salah satunya adalah Peach Melba.

6. Fanny Durack dan Mina Wylie

(image:heritagensw)

Mungkin mengagetkan, tapi dulu, wanita tidak diizinkan untuk bertanding di area olahraga yang dimainkan pria. Kedua sahabat ini menorehkan sejarah untuk perenang wanita Australia. Saat pertama kali olimpiade renang wanita diadakan di Olimpiade Stockholm tahun 1912, kedua perempuan ini ‘ngotot’ diijinkan ikut. Menggunakan biaya sendiri, mereka mengikuti olimpiade dan memenangkan medali. Fanny memenangkan medali emas di 100m gaya bebas, diikuti Mina dengan medali perak. Di masanya, Fanny Durack dikenal sebagai perenang terbaik di dunia yang mencetak rekor renang.

7. Faith Bandler
Wanita berdarah asli Australia ini mencetak sejarah dengan partisipasinya di gerakan-gerakan yang melawan diskriminasi konstitusional terhadap suku Aborigin. Hasilnya, terpancar di 1967 referendum yang menjadikan suku asli Australia bagian dari penduduk Australia. Tidak hanya itu, ia terus menulis buku dan berkampanye mengenai ketidakadilan yang dihadapi suku asli Australia ini. Mulai dari menerima gaji yang lebih rendah, bahkan mengalami pedihnya perbudakan ketika ayahnya diculik untuk dijadikan seorang budak.

8. Miles Franklin
Nama yang tidak asing ini adalah penginspirasi “The Miles Franklin Award”, penghargaan karya sastra paling prestisius di Australia. Salah satu nama terbesar di dunia sastra Australia, Miles adalah seorang penulis feminis yang dikenal dengan novelnya My Brilliant Career dan All That Swagger.

9. Turia Pitt

(image:turiapitt.com)

Pelari maraton ini tertimpa kecelakaan yang hampir membunuhnya saat berlari di 100k ultramaraton. Ia terkena grassfire dan mengalami luka bakar di 65% tubuhnya. Setelah 200 proses operasi, 6 bulan di rumah sakit, dan dua tahun masa pemulihan, Turia melanjutkan hidupnya dengan luar biasa. Tidak terpuruk dengan keadaannya, ia menjadi seorang aktivis dan menjadi duta untuk Interplast Australia dan Selandia Baru. Selain itu, ia juga menjadi penulis dan motivator. Bukan hanya itu, ia melanjutkan hobinya dan berhasil berjalan sepanjang tembok China, Incan Trek, dan Kokoda. Juga menyelesaikan Ironman World Championship (yes! It is a thing!).

10. Bella Guerin
Jika kita para pelajar perempuan Indonesia bisa pergi ke Australia untuk belajar, patutlah kita tahu bahwa wanita pertama yang lulus dari universitas di Australia adalah wanita ini. Bella Guerin lulus dengan Bachelor of Arts dari University of Melbourne pada tahun 1883, 30 tahun sejak berdirinya universitas itu. Dua tahun kemudian ia meraih gelar master dan menggunakan hasil edukasinya untuk menjadi guru dan aktivis. Ia mendorong para wanita untuk menuntut ilmu dan memperjuangkan hak pilihnya. [IM]

Previous articleMay The Fourth Be With You!
Next articleProyek Kolaborasi Pertama Crown Group Dengan G3 Projects Di Melbourne