Awas, Anak Muda Juga Rentan Terkena Diabetes

2139
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Demikian bunyi sebuah pepatah. Dan ini masuk akal. Buktinya adalah gula. Sebagai suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi, gula tak bisa dipungkiri lagi memiliki peranan yang penting bagi tubuh manusia. Namun, tahukah Anda bahwa gula sejatinya juga bisa menjadi musuh bagi tubuh kita? Ya, tentu saja jika kita mengkonsumsinya secara berlebihan. Terlalu banyak zat gula dalam tubuh bisa berdampak pada gangguan kesehatan, salah satunya adalah diabetes atau lebih dikenal dengan sebutan kencing manis.

Meski tidak sekronis penyakit jantung, namun penyakit ini mampu mengurangi kualitas hidup penderita dan menyumbang penyebab kematian karena merusak organ lain seperti ginjal, mata, saraf, jantung, kulit, dan tulang, sehingga menyebabkan komplikasi penyakit. Komplikasi yang paling sering terjadi pada penderita Diabetes adalah jantung dan stroke yang diakibatkan oleh peningkatan kolesterol.

WHO melihat tren penderita Diabetes terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Tak heran, jika kemudian tanggal 14 November pun ditetapkan sebagai hari Diabetes sedunia. Tujuannya sederhana, meningkatkan kewaspadaan dunia terhadap penyakit tersebut. Tanggal ini diambil dari tanggal kelahiran Frederik Banting, yang pada tahun 1992 silam – bersama Charles Best, menemukan bahwa insulin dapat digunakan sebagai obat Diabetes.

WHO memperkirakan penderita Diabetes pada 2030 akan meningkat dua kali lipat dari tahun 2014, sebesar 346 juta orang jika tidak dilakukan intervensi. Di Indonesia sendiri, Diabetes menjadi penyumbang kematian nomor satu sebagai penyakit tidak menular.

Berdasarkan data Internasional Diabetes Federation (IDF), saat ini Indonesia menempati posisi kelima sebagai negara penderita Diabetes terbanyak, dengan total 9,1 juta. Naik 500 ribu orang dari tahun lalu atau di posisi ketujuh.

Lantas, apa sebenarnya yang membuat penyakit Diabetes ini begitu ‘menggila’?
Selama ini, masyarakat lebih mengenal Diabetes sebagai penyakit orang tua karena menyerang mereka yang berusia di atas 40 tahun (Diabetes tipe II), yang disebabkan oleh menurunnya kinerja insulin. Sementara yang menyerang anak-anak biasanya dikarenakan oleh faktor genetik atau keturunan (tipe I). Namun dalam perkembangan zaman saat ini, penderita Diabetes mengalami peningkatan dan tragisnya terjadi peningkatan penderita pada usia di bawah 40 tahun bahkan anak-anak.

Pada tahun 2013, 1,9 miliar anak muda di dunia menderita Diabetes. Sementara itu berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda), pada tahun 2007 penyakit ini menyumbang 4,2% penyebab kematian usia 15 – 44 tahun di perkotaan. Bahkan saat ini 1 dari 5 penderita Diabetes berusia di bawah 40 tahun atau sekitar 1,671 juta orang, sedangkan usia 40 – 59 tahun mencapai 4,6 juta dan 2 juta orang berada di rentang usia 60 – 79 tahun (Persatuan Endokrinologi).

Peningkatan penderita Diabetes usia muda ini tidak lepas karena gaya hidup yang tidak sehat dan serba instan, ditambah kurangnya berolah raga. Bahkan pada anak-anak, penyebab Diabetes bukan hanya faktor genetik tetapi juga obesitas. Risiko tertinggi penderita Diabetes karena konsumsi kalori tinggi sementara aktifitas fisik rendah atau kurang berolah raga. Kalori yang tidak digunakan ini menumpuk menjadi lemak, sehingga menghambat kinerja insulin, akhirnya gula menumpuk dalam darah karena tidak mampu dibakar menjadi energi.

Beberapa kebiasaan gaya hidup yang meningkatkan risiko Diabetes diantaranya kurang tidur dalam tiga hari yang mengakibatkan kinerja insulin menurun. Selain itu, kurang tidur juga merangsang nafsu makan sehingga meningkat. Stres juga dapat menjadi pendorong Diabetes. Pasalnya saat stres datang tubuh meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol agar gula darah naik. Selain itu, beberapa jenis makanan yang tanpa kita sadari dapat memicu gula darah adalah segelas teh manis yang memiliki kandungan kalori sekitar 250-300 kkal dan minuman bersoda karena kandungan pemanis yang tinggi. Itu belum termasuk kebiasaan mengkonsumsi jus dengan gula, yang juga harus dikurangi mengingat kandungan gula dalam buah sudah ada sehingga tidak perlu ditambah pemanis atau gula lagi. Sepotong kue setara dengan 14 sendok gula, padahal Departemen kesehatan merekomendasikan konsumsi gula per hari tidak boleh lebih dari 25 gram atau 3 – 4 sendok makan.

Kebutuhan kalori setiap orang berbeda-beda tergantung aktifitasnya, entah itu ringan, sedang maupun berat. Misalkan untuk aktifitas menyetir dikatagorikan sebagai aktifitas ringan atau 10%-20% dari Kebutuhan kalori basal (KKB). Dimana KKB untuk berat badan 58,5kg dan tinggi 165 cm sekitar 1462,5 kkal (25kkal x Berat Badan Ideal) bagi wanita dan pria sebesar 1755 (30kkal x BBI). Sedangkan kebutuhan kalori setiap orang tergantung aktifitasnya baik ringan, sedang maupun berat.

Gejala Diabetes di awal umumnya tidak terlihat, namun jika penyakit ini sudah diderita akan timbul gejala sering haus, sering buang air kecil dan berat badan turun drastis tanpa sebab meski makan cukup banyak, gampang lelah dan mengantuk, sering kesemutan di kaki dan tangan. Selain itu, penderita Diabetes juga cenderung memiliki luka yang sulit sembuh atau waktu yang lebih lama dari kondisi orang normal. Hal ini dikarenakan kemampuan hormon penyembuh sudah mengalami kerusakan. Misalnya luka kecil pada orang normal tidak perlu obat, berbeda dengan penderita Diabetes.

Ibu hamil juga memiliki peluang peningkatan kadar gula dan menderita Diabetes meski sebelumnya tidak. Diabetes khusus ibu hamil adalah tipe Diabetes gestasional, yang biasanya terlacak pada minggu ke 24 – 28 kehamilan. Berbeda dengan Diabetes umum, Diabetes tipe ini akan membaik paska persalinan. Namun Diabetes ini akan akan berdampak pada kelahiran premature, berpeluang kesulitan dalam melahirkan dan memiliki potensi berisiko terkena diabetes tipe II ke depan. Sementara untuk bayi sendiri akan berdampak pada berat badan yang besar, rata-rata di atas 4000-5000 gram, berpeluang besar menderita Diabetes pada saat dewasa, berpeluang mengalami gangguan pencapaian intelektual dan berisiko mengalami hiperbillirubin.

Penderita Diabetes tetap dapat hidup normal dan sehat dengan mengubah gaya hidup terutama pola makan. Penderita Diabetes harus melakukan beberapa diet makanan agar kadar gula dalam darah tidak melonjak. Penderita diabetes juga harus mengkonsumsi karbohidrat kompleks dan berserat tinggi, memilih konsumsi lemak yang tepat, dan makan secara teratur. Disamping, tentunya tetap berolah raga dan menjaga jam tidur yang cukup.

Previous articleKampanye Hepatitis B
Next articleMATCHA, Si Hijau Yang kaya Manfaat