Sydney Opera House

392
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Cerita Si Keong Paling Terkenal Di Dunia (Bagian 2)

Tanpanya, pesona Sydney mungkin akan berbeda, jika tidak bisa dibilang berkurang.
“Si keong” legendaris yang berusia 50 tahun ini lahir dari karya arsitek Denmark dan memang memiliki daya tarik yang luar biasa. Mari ikuti kisah lanjutannya.

The Story So Far…
Di edisi bulan lalu, kita mengetahui cerita dan sejarah di belakang pembangunan Sydney Opera House, mulai dari momen super penting setelah Perang Dunia II, visi yang dilahirkan oleh konduktor Sydney Symphony Orchestra, dan NSW Premier Joseph Cahill, sampai pemilihan Jørn Utzon sebagai pemenang desain Opera House dan kepemimpinannya dalam proyek besar ini.

Walaupun hanyalah seorang arsitek tak terkenal dari kota Hellebaek di Denmark, Utzon mengambil kesempatan emas ini. Dia didorong oleh inspirasi dan sifat perfeksionisnya untuk membuat Sydney Opera House sesempurna mungkin. Namun, semakin dalam Utzon terlibat, inspirasi dan perfeksionismenya mulai menghancurkan persahabatan dan hubungan yang ia miliki.

Drama Pembangunan
Salah satu sahabat Utzon di proyek Opera House ini adalah Ove Arup, kepala tim insinyur yang bekerja bersama Utzon dari sisi pembangunan. Namun, setelah sekian tahun menggarap mega proyek ini, Arup yang menua memutuskan untuk pensiun. Pengganti Arup merasa ragu apakah
Utzon sanggup untuk menghasilkan gambar-gambar yang mereka perlukan untuk maju ke tahap selanjutnya, yaitu untuk membangun bagian interiornya. Utzon ingin menggunakan semacam kayu untuk akustik Opera House, tapi tim insinyur lebih terbiasa dengan baja dan meragukan kemungkinan ide Utzon.

Pada saat yang sama, pemerintah NSW pun mengalami banyak perubahan dalam kepemimpinan. Salah satunya adalah Minister of Public Works baru yang bernama William Davis Hughes. Selama masa kampanye, Hughes berjanji untuk menekan biaya Opera House yang membengkak. Hughes bahkan memutuskan untuk mengurangi keterlibatan Utzon dalam pembangunan Opera House dan hanya membayar Utzon setelah dia mengirim gambar-gambar yang diperlukan. Saat Utzon tidak sanggup untuk menghasilkan gambar tersebut, Hughes memiliki alasan untuk tidak membayarnya.

Saat keputusan ini dibuat, Utzon sebenarnya juga masih menunggu pembayaran dari pemerintah NSW sebesar 51,626 pound yang sudah dihutang selama empat bulan. Utzon memerlukan pembayaran tersebut untuk membuat prototype interior kayu, dan dia bersikeras bahwa tak bisa memproduksi gambar-gambar yang diperlukan oleh para insinyur sampai prototype itu dibuat.

Berpisah Jalan
Utzon kembali ke Sydney untuk mendiskusikan masalah ini dengan Hughes, tapi diskusi itu gagal total. Hughes mengatakan tak dapat membuat keputusan. Ia juga mengutip laporan buruk dari tim insinyur Arup. Utzon mengancam akan mengundurkan diri, Hughes bergeming. Frustrasi, Utzon meninggalkan pertemuan yang baru berlangsung 15 menit. Sekretarisnya kemudian mengantarkan surat pengunduran dirinya yang mengatakan ia dipaksa keluar oleh Hughes.

Kejadian ini disambut dengan protes di mana-mana oleh mahasiswa dan komunitas arsitek Australia. Kebanyakan dari mereka percaya bahwa Utzon adalah sosok yang tidak bisa digantikan dalam proyek Sydney Opera House dan mereka mendesak pemerintah untuk mengembalikan Utzon sebagai kepala proyek. Namun, Utzon menolak untuk kembali. Hughes juga menolak mengundang Utzon kembali.

Situasi ini semakin meruncing ketika Arup, kepala insinyur yang nota bene adalah sahabat Utzon dan sudah memutuskan pensiun, berhadapan dengan pilihan yang sulit: mendukung sahabatnya dan ikut mengundurkan timnya atau tetap meneruskan proyek tanpa Utzon. Selama berkonflik dengan Utzon karena materi yang akan digunakan, persahabatan mereka memang berada di ujung tanduk. Akhirnya, Arup memutuskan untuk meneruskan proyek Sydney Opera House. Persahabatan yang sudah kritis itu dengan sendirinya mati.

Menyelesaikan Si Keong
Setelah Utzon mengundurkan diri, seorang arsitek muda bernama Peter Hall ditawari posisi Utzon sebagai arsitek. Awalnya, Hall menolak. Dia merupakan salah satu arsitek yang memrotes ketika
Utzon mengundurkan diri. Ketika permintaan itu datang kedua kalinya, Hall mempertimbangkannya. Usai menelpon Utzon untuk memastikan bahwa Utzon tidak mungkin kembali, di tahun 1966, Hall mengiyakan permintaan itu.

Ia menyadari bahwa tugas ini tidaklah mudah. Yang ia tak menduga adalah betapa tinggi tingkat kesulitan penyelesaian proyek ini. Sekitar 5.000 gambar penting yang telah dilakukan oleh Utzon tidak ditemukan. Hall berusaha menelepon Utzon beberapa kali untuk mendapatkan gambaran mengenai idenya tersebut untuk proses penyelesaian. Tetap, kontaknya itu tidak banyak membantunya.

Saat itu, Hall berkeliling Eropa dan Amerika Serikat untuk memelajari berbagai arsitektur concert hall di Eropa dan Amerika Serikat. Kembali ke Sydney, ia berusaha memertahankan desain Utzon,
yaitu membangun akustik yang bagus sekaligus estetika yang tinggi. Hall juga memutuskan untuk menggunakan dinding kaca untuk foyer Opera House karena ia percaya bahwa visi Utzon mengenai hubungan yang erat antara gedung Opera House dengan pelabuhan di sekitarnya harus dipertahankan.

Hasil akhirnya adalah sebuah gedung megah yang masih dikagumi oleh jutaan turis sampai hari ini. Walaupun Opera House harus mengalami momen-momen yang sangat sulit, dan perjalanan pembangunannya itu menggambarkan betapa rumitnya membangun sebuah bangunan yang sangat monumental bahkan di dunia, kesuksesan proyek Sydney Opera House telah menjadi salah satu pusat budaya Australia sekaligus saksi bisu akan dedikasi dan akal budi dari semua pihak yang telah berdiri sepanjang waktu, dan tentunya akan terus dikenang di masa-masa mendatang. [IM]

Previous articleSejarah Panjang Teh, Sepanjang Manfaat Kesehatannya
Next articleBercermin Dari Seorang Ibu