Seberapa Mandirikah Generasi Sekarang? Oleh Marini Sari

443
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


“Mbak, tolong bawa makan malam ini ke kamar Dee Dee, ya.
Jangan lupa
minumnya sekalian.”

“Dee Dee lagi ulangan minggu ini, lebih baik makan di kamar saja, ya.”

“Ini seragam Dee Dee sudah mama siapin.”

“Jangan, Dee Dee. Biar mama atau mbak aja yang bersihkan kamarmu.
Kamu belajar aja!”

Familiar dengan kalimat-kalimat di atas? Atau, mungkin sering mendengar
kalimat tersebut? Atau, bahkan, sering mengucapkannya?

Kalau dilihat lagi, memangnya, apa yang salah dengan kalimat tersebut?
Tata bahasanyakah? Kosa katanyah? Artinyakah?

Jawabnya, sama sekali tidak ada yang salah! Yang salah adalah ketidakadanya
tanggung jawab yang diberikan orangtua kepada anak-anaknya. Mungkin
maksudnya baik, tapi dampak akhir yang nantinya akan dan mungkin bisa membuat
para orangtua menyesal atau berpikir lagi tentang cara mereka mendidik anak-anaknya.

Beri yang Terbaik
Orangtua selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka.
Mereka akan melakukan segalanya demi anak-anaknya. Hal yang sangat wajar
sekali dan terjadi di seluruh dunia. Namun, kebiasaan seperti yang tersirat dalam
kalimat-kalimat di atas bisa membuat anak menjadi malas, tidak bertanggung jawab,
tidak mandiri, dan tactless alias tidak tanggap dengan lingkungan sekitarnya.
Yang pasti, orangtua sama sekali tidak mau kebiasaan ini tertanam dalam
diri anak-anak mereka, bukan?

Berikut ini beberapa kebiasaan yang bisa mencegah anak-anak atau generasi
muda sekarang menjadi generasi yang bergantung atau malas.

1. Latih Bertanggung Jawab
Berawal dari menjaga kebersihan dan kerapian kamar tidur sendiri setiap bangun tidur merupakan kebiasaan sangat sederhana yang bisa diberikan sebagai tanggung jawab
awal kepada anak. Meskipun di rumah ada asisten rumah tangga, berilah anak tugas
yang bisa dilakukan setiap hari untuk melatihnya disiplin. Apabila anak bisa melakukan
hal kecil ini, mulailah dengan hal yang lain, misalnya dengan meletakkan baju kotor
di tempatnya. Jangan beri tugas yang langsung banyak tapi tidak dikerjakan karena
anak menjadi kewalahan. Tugas kecil dan rutin yang dikerjakan jauh lebih baik daripada banyak tapi terlewatkan. Seiring dengan waktu dan usia, tambahkan tugas rumahan
yang lebih kompleks.

2. Berilah Tantangan
Kebiasaan anak yang selalu disediakan tanpa harus melakukan sendiri akan membuahkan generasi yang pasif, yang hanya bisa menerima tanpa bisa memberi ide, mengutarakan pendapat, dan keinginannya sendiri. Picu anak dengan melakukan tantangan yang sederhana. Misalnya, ketika makan di food court, biarkan anak memesan dan memutuskan sendiri apa yang diinginkannya. Contoh lain, ketika anak ingin makan buah apel, biarkan
ia mengupas dan memotong apelnya sendiri. Tentu saja orangtua perlu mendampingi dan tergantung usia anak ketika melakukan kegiatan itu.

3. Latih Kedisiplinan
Kebiasaan satu ini perlu dilatih sedini mungkin. Displin bisa dimulai dari tempat dan waktu. Contoh disiplin tempat; atau ketika anak selesai membaca buku harus dikembalikan ke tempatnya; sepatu diletakkan di tempatnya. Dan, contoh lainnya. Tidak harus menunggu orangtua atau asisten rumah tangga yang membereskan barang-barangnya. Sedangkan contoh disiplin waktu, anak bisa mengatur kapan waktu belajar, santai, bermain, membantu orangtua, dan sebagainya.

Hal-hal di atas merupakan beberapa kebiasaan yang bisa dilakukan untuk membentuk generasi yang maju, mandiri, dan terampil. Semakin dini dilakukan akan semakin baik. Namun, masih ada beberapa kebiasaan lainnya yang juga bisa dilakukan, seperti melatih kejujuran, tata krama, dan kebiasaan positif lainnya. Pampering atau memanjakan anak merupakan hal yang wajar selama tidak keterlaluan. Toh, sesuatu yang ‘keterlaluan’
akan membuahkan hasil yang tidak terlalu bagus tentunya. Selamat mencoba! [IM]

Previous articleADELINE AND HER “CREATIVE EYES”
Next articleKesehatan sangat berharga setelah kita sakit. Yoen Yahya