Psikosomatis, Beneran Sakit Ngga Ya?

3981
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Pernahkah Anda mengeluhkan nyeri pada bagian dada dan leher, dan karena menyangka itu merupakan gejala penyakit jantung, Anda langsung segera memeriksakan diri ke dokter. Namun setelah menjalani pemeriksaan menyeluruh ternyata tidak ditemukan kelainan apapun pada jantung Anda. Di lain waktu, Anda merasa sakit di bagian bagian perut, dan memeriksakan diri lagi ke dokter. Namun hasilnya sama, tidak ada masalah yang berarti di bagian perut Anda. Anda pun merasa bingung ada apa dengan diri Anda. Belakangan, baru diketahui bahwa penyebab nyeri pada dada dan perut Anda disebabkan karena kecemasan dan stres karena tekanan pekerjaan di kantor.

Kondisi yang Anda alami dalam bidang medis sering disebut dengan psikosomatis. Psikosomatis adalah rasa sakit yang dirasakan secara fisik yang penyebab sebenarnya adalah kondisi emosional dan pikiran seseorang. 80% dari rasa sakit yang dialami sebenarnya hanyalah gangguan pada perasaan dan pikiran seseorang. Dasar gangguan psikosomatis adalah depresi dan cemas. Psikosomatis biasanya ditandai dengan keluhan-keluhan di sistem organ yang dipengaruhi sistem saraf otonom. Selain itu, psikosomatis juga berisiko pada pria dan wanita berusia 20 hingga 40 tahun.

Sebenarnya, setiap penyakit memiliki pendekatan psikosomatis atau disebut juga dengan biopsikososial. Sebab, setiap penyakit memiliki sisi biologi, psikologi, dan sosial. Pasien yang datang ke dokter dengan keluhan fisik ternyata banyak yang ditemukan mengalami keadaan psikosomatis. Tentu hal ini akan menggangu pasien dan kualitas hidupnya. Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah kulit gatal, jantung berdebar, keluhan lambung, sesak napas, atau perasaan tidak nyaman saat bernapas, nyeri otot, mual, muntah, nyeri saat berhubungan seksual, dan kesemutan.

Mereka yang diduga menderita psikosomatis, akan menemukan bahwa saat hasil medis keluar atau setelah berkonsultasi dengan dokter, ternyata rasa sakit yang dirasakan di tubuhnya tak terkait dengan penyakit tertentu. Mengapa bisa demikian? Alasannya karena psikosomatis adalah keluhan fisik yang yang didasari adanya proses psikologis terkait mekanisme adapatsi stres di sistem otak terutama di hipotalamus dan sistem aksis hipotalamus-pituitary adrenal. Saat kondisi stres, terjadi ketidakseimbangan hipotalamus di otak yang menyebabkan ketidakseimbangan neurotransmitter monoamine (serotonin, dopamine, nonadrenalin).

Neurotransmitter sendiri berperan dalam fungsi persepsi, emosional, dan tidur. Bila terjadi ketidakseimbangan, level depresi, cemas, dan gangguan emosional lainnya meningkat. Maka timbul gejala fisik walau tidak ada kondisi medis yang objektif bila dilakukan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, CT-Scan/MRI, EKG, EEG, dan sejenisnya. Sayangnya, depresi dan stres ini rata-rata tidak disadari oleh sang pasien. Maka tak heran bila penelitian psikiatri modern mensinyalir bahwa banyak gangguan medis umum yang erat kaitannya dengan gangguan psikologis dimana pikiran adalah awal munculnya beberapa penyakit medis.

Beberapa penyakit medis yang sering muncul berkaitan dengan mereka yang diduga mengalami psikosomatis adalah penyakit berikut ini :

Penyakit asam lambung
Saat Anda cemas, lambung akan memproduksi asam lambung 3 kali lebih banyak daripada kondisi normal. Bila kondisi ini terjadi kecemasan secara terus menerus ditambah gaya hidup Anda tidak sehat, maka akan menyerang penyakit yang menyerang lambung, seperti maag, dan juga GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Kecemasan dan depresi dapat meningkatkan risiko penyakit yang menganggu katup penghubung antara lambung dan kerongkongan dimana asam lambung dapat menembus hingga saluran kerongkongan ini hingga empat kali lipat.

Neurodermatis
Dalam dunia medis, neurodermatis tidak memiliki penyebab lain, kecuali berasal dari pikiran. Rasa cemas berlebihan biasanya menjadi pencetus utama penyakit yang bisa menjangkiti permukaan kulit manapun ini. Pasien biasanya mengeluhkan rasa gatal yang timbul pada kulit sehingga menimbulkan keinginan untuk menggaruknya. Padahal sebenarnya tidak ada pemicunya, misalnya jamur atau alergi makanan. Awalnya, kulit terlihat normal, namun rasa gatal yang timbul keinginan menggaruk kemudian kegiatan menggaruk berulang-ulang menyebabkan kulit menjadi kering, bersisik, dan penebalan kulit yang membuatnya terlihat seperti eksim.

Sindrom Fibromialgia
Bila Anda sering merasa nyeri dan kaku di bagian otot dan sendi bisa jadi Anda terserang fibromialgia. Awalnya, seperti rasa kaku yang muncul saat bangun pagi dan biasanya berlangsung selama beberapa bulan. Selanjutnya akan sering merasa gelisah, lelah, dan mengalami gangguan tidur. Biasanya hanya daerah tubuh tertentu saja yang terjangkiti, seperti bahu, wajah, dada, leher. Gangguan ini lebih sering dialami wanita daripada pria, dengan gejala yang paling signifikan adalah nyeri, terutama di daerah wajah. Namun, rasa nyeri ini tidak menyebabkan peradangan atau kerusakan pada jaringan tersebut. Penyebabnya kerap dikaitkan dengan kelelahan, rasa cemas, depresi, dan gangguan pencernaan. Meski tak menyebabkan artritis atau kerusakan jaringan otot, namun gangguan ini justru menyebabkan penurunan sel natural killer yang berfungsi untuk memusnahkan sel-sel asing seperti sel kanker atau yang terinfeksi virus. Kabar baiknya, fibromialgia tidak berbahaya, namun gejala yang terus muncul dapat menurunkan kualitas hidup seseorang.

Selain keluhan beberapa penyakit medis tadi, beberapa keluhan akibat gejala psikosomatis yang juga umum ditemukan di tengah masyarakat urban adalah masalah pencernaan.

 

Previous articleKurma dan Kesehatan Jantung, Apa Hubungannya?
Next articleFiio M7 – Hi-res Audio Player dengan USB Type C