Mimisan Gejala Darah Tinggi??

913
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Untuk populasi lansia, penyakit darah tinggi rasanya bukan hal yang asing lagi. Biasanya ini diartikan sebagai orang yang mempunyai tekanan sistolik 140+ mmHg dan juga tekanan diastolik sekitar 90 mmHg (harap check dengan dokter yah). 

Penyakit hipertensi tidak boleh dianggap remeh karena ini bisa menimbulkan suatu kerusakan pada organ tubuh seperti jantung, otak, ginjal atau bagian dari mata, baik secara langsung atau tidak. Jadi, bagi yang sering pusing, mual, sering mimisan, kencing terus-menerus, penglihatan kabur, sering capai, sesak napas, cepat marah, gelisah dan jantung berdebar-debar… coba deh disarankan periksa ke dokter karena ini terkadang merupakan gejala dari penyakit darah tinggi.

Ada juga yang berpendapat bahwa terdapatnya titik darah pada mata dan mati rasa merupakan ciri-ciri gejala dari tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan darah yang dipicu oleh hipertensi akan menyebabkan kesemutan dan mati rasa. Kalo sudah mengalami mati rasa, ini artinya sudah tergolong parah karena gejala seperti ini biasanya terjadi karena kerusakan syaraf yang terjadi di dalam tubuh akibat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.

Walaupun penyakit ini cukup membahayakan, banyak dari kita yang masih kurang mengerti. Sebetulnya, apa sih tekanan darah tinggi itu? Kok bisa bahaya? Begini. Tekanan darah tinggi itu berarti ada tekanan tinggi di dalam pembuluh darah arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah dari jantung menuju ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah biasanya dikatakan normal pada angka 120/80mmHg (harap check dokter). Tekanan darah antara 120/80mmHg dan 139/89mmHg biasanya disebut pre-hipertensi. Lebih dari 140/90mmHg sudah tergolong hipertensi.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang memang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada orang dewasa. Tekanan darah juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana tekanan darah akan lebih tinggi pada saat kita melakukan aktivitas. Tekanan darah dalam satu hari juga bisa berbeda, biasanya tekanan akan lebih tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Ada alat yang namanya tensimeter, dengan alat ini kita dapat mengetahui seberapa tinggi atau rendahnya tekanan darah kita. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat beristirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Angka sistolik (atas) menunjukan tekanan dalam pembuluh darah saat jantung kontraksi dan memompa darah menuju arteri. Angka diastolik (bawah) menunjukan tekanan dalam pembuluh darah saat jantung beristirahat. Jadi, jika kita mempunyai tekanan darah yang tinggi, ini berarti jantung kita bekerja terlalu keras dan cepat dalam memompa darah dan oksigen untuk menyebar luaskan ke seluruh bagian tubuh. Apabila saluran darah pada jaringan seluruh tubuh mengalami penebalan dan pengurangan elastisitas, maka tubuh akan berusaha meningkatkan tekanan jantung, dan jika terus-terusan tentu ini akan menurunkan fungsi kerja jantung. Awalnya, peningkatan diastolik dianggap faktor resiko yang lebih penting daripada sistolik. Namun anggapan ini sepertinya terbantahkan. Bagi orang yang berumur di atas 50 tahun, peningkatan angka sistolik menggambarkan resiko yang lebih besar.

Memang ada beberapa faktor penyebab darah tinggi; faktor usia, makanan kolesterol, kegemukan, kopi, rokok dan minuman alkohol. Umur yang sudah tua memang biasanya mudah terserang berbagai macam penyakit apapun, oleh karena itu populasi lansia wajib menjaga kesehatan dari mulai pola makan dan pola tidur. Sebetulnya kaum muda pun diwajibkan untuk hidup sehat! Jika sering makan makanan yang memiliki lemak jahat, kurang minum air putih, jarang makan buah dan sayur dan kurang olah-raga, ini pun dapat memicu terjadinya hipertensi atau darah tinggi. 

Faktor yang paling dominan yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi adalah pola makan dan aktivitas tubuh! Jadi diet rendah garam, kolesterol dan lemak jahat merupakan unsur yang paling penting untuk dilaksanakan. Disamping ini, tentunya kita harus melakukan aktivitas fisik yang cukup.

Bagi yang selalu mengalami beban pikiran yang berat, hendaknya memperbanyak hiburan agar otak bisa lebih segar. Selain itu, kita juga harus istirahat yang cukup setiap hari dan membiasakan diri dengan makanan yang tidak banyak mengandung garam. Selamat hidup sehat! [IM]

Disclaimer: penulis bukan dokter – informasi di atas tidak seharusnya dijadikan pedoman perawatan kesehatan. Silahkan konsultasi dengan specialis atau dokter masing-masing untuk informasi lebih jauh dan akurat.

Previous articleMembersihkan Laptop Dengan Benar
Next articleJantung Dan Perasaan: Antara Ilmu Dan Emosi