Mau Kerja Apa Setelah Lulus?

835
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

“Hmm… belum tahu, sih. Lihat nanti dulu, deh.”

Itu selalu menjadi jawaban gue di tahun pertama memasuki bangku kuliah. Yes, I had no idea what I wanted to do with my life in my first year as a uni student. Setelah ngobrol sama beberapa temen, gue menyadari bahwa ini bukan cuman pergumulan gue sendiri. Ternyata, banyak yang mengalami hal ini juga. Bahkan, ada beberapa yang takut telah salah memilih jurusan. Tapi gue pribadi, sih, nggak sampe takut salah jurusan.

Satu hal yang menarik adalah gue nggak pernah sekalipun ragu akan jurusan yang gue ambil, meskipun gue belum tahu mau kerja apa nantinya. Salah satu alasan kenapa gue memiliki keyakinan seperti itu karena gue yakin bahwa masa kuliah adalah masa kita mempersiapkan pola pikir untuk memasuki dunia kerja. Bukan masa penentuan mau bekerja sebagai apa. Tentu saja, ada beberapa pengecualian. Kalau mau jadi dokter, ya, kuliah dokter aja, jangan kuliah arsitektur. Dan, kalau mau jadi arsitek, jangan kuliah kedokteran. But, again, ada juga, kok, yang kuliah kedokteran/arsitektur, tapi, ujung-ujungnya, bekerja di bidang lain.

My point is, your degree is not the only thing that defines what you will be or what you want to be, so don’t stress too much about it.

Karena itu, gue memilih jurusan yang simply gue suka aja, yaitu Advertising.

Beberapa bulan sebelum gue lulus, gue mulai melamar kerja. Jujur, gue nggak terlalu peduli kerja di perusahaan apa, yang penting gue suka sama kerjaannya, dan gue bisa develop skill dan knowledge yang banyak dari pekerjaan itu. Countless applications later, gue berhasil mendapatkan offer dari dua perusahaan di Jakarta. Setelah mempertimbangkan dan membandingkan pekerjaannya, akhirnya gue memilih untuk bekerja di startup yang bergerak di industri travel and lifestyle, tepatnya di divisi digital marketing perusahaan itu karena gue lebih suka sama role-nya.

Beberapa hari setelah mulai bekerja, gue mulai menyadari bahwa hampir semua pelajaran yang gue pelajari di bangku kuliah tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Aneh, ya. Padahal, nggak jauh-jauh banget, lho, dari kuliah Advertising ke kerja di bidang marketing. Meskipun ini memang dua bidang yang berbeda, tapi gue pikir seharusnya ada beberapa irisan nyalah, ya, di kedua ilmu tersebut. But, believe it or not, hampir nggak ada.

Di lingkungan kerja, gue juga bertemu dengan banyak orang yang bekerja di profesi yang jauh berbeda dari jurusan kuliahnya. Ada yang lulusan Teknik dan sekarang bekerja sebagai UI/UX designer. Ada yang lulusan Matematika, sekarang bekerja di bidang Digital Product Development, dan seterusnya. But, one thing they all have in common is that they all really excel at their jobs. Di situlah gue bisa mulai melihat contoh nyata bahwa jurusan kita bukan satu-satunya hal yang menentukan career path kita nantinya. Jadi, buat kalian yang merasa salah ambil jurusan, tapi udah telat buat ganti jurusan, tenang aja. Sehelai kertas yang bertulisan “Bachelor of …” nggak akan se-signifikan itu, kok, dalam membentuk karier kalian. Just focus on developing your creative side, strategic thinking, and logical reasoning di jurusan kalian masing-masing, that’s what really matters when you enter the workforce.

Buat kalian yang khawatir soal gimana bisa dapet kerja setelah lulus, gue ada beberapa tip ala gue yang hopefully bisa bantu kalian on your job search:

1. Google how to create the “perfect” CV
 Enaknya jaman sekarang, kita bisa akses semua informasi lewat internet. Termasuk cara bikin CV yang bagus dan menarik untuk para recruiter supaya kita dipanggil untuk interview. It sounds very simple but it really helps!

2. Don’t worry too much about the job requirements
If you have no experience, don’t let the sentence “x years of experience required” stop you from applying to the role. Menurut gue, justru kita perlu menunjukkan ke para recruiter bahwa kita confident dan bisa take on the role, bukan malah back out. Karena, kalau gue waktu itu terlalu memikirkan requirement itu, sampai sekarang gue pasti masih jobless. Waktu itu ada sentence “2-3 years of experience required” di posisi yang gue duduki saat ini. So, whatever it says, as long as you’re confident and you like the job description, give it a shot.

Eh, tapi jangan kelewatan juga, ya. Freshgraduate jangan tiba-tiba apply jadi CEO di multinational company, hehehe.

3. Join online short courses
Sebelum di interview, ada baiknya kita join kelas-kelas online yang berhubungan dengan pekerjaannya. This is what I did and I believe it’s one of the reasons why I got my job since it helped me to gain a deeper understanding about the industry and equipped me with the right knowledge to answer the interview questions. Trust me, some short courses can even better equip you for the interview than your degree itself!

4. Don’t stop and keep on applying

Sebenarnya, ini make sense. Semakin banyak kita apply, semakin besar peluang kita untuk mendapatkan pekerjaan. Tapi, ada aja orang-orang yang baru apply ke sedikit lowongan pekerjaan, terus nyerah karena nggak ada yang panggilan interview. Well, don’t be that person. Seize every opportunity!

5. Don’t worry 🙂
Tip terakhir dari gue buat kalian yang khawatir adalah: jangan khawatir!

Percaya bahwa kalian akan mendapatkan pekerjaan and don’t think otherwise. This positive attitude will keep you going and will eventually lead you to your dream job. [IM]

 

 

Previous articleWHY BURWOOD? WHY NOT!
Next articleHomeschooling My Children During Quarantine