GAC: Setelah Tiga Tahun, Kembali Dengan ‘Baru’

519
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Trio bervokal dashyat ini baru setahun lalu, kurang lebih, comeback. Pastinya, baliknya nggak main-main. Album baru, lagu keren, vidklip asyik, dan jadwal manggung di Sydney masuk ke dalam daftarnya, lho! Don’t miss out!

Jagad musik Tanah Air pasti kenal betul dengan ketiga sosok bersuara emas ini. Gamaliel, Audrey, dan Cantika (GAC) sudah 10 tahun wara-wiri bernyanyi. Dan, tampaknya, antusias penggemar musik terhadap kolaborasi ketiganya masih tinggi. Buktinya, meski sempat istiharat tiga tahun, yang pas banget dengan momen pandemi COVID-19, mereka kembali dan kembali dengan ‘scene’ yang lebih seru. Sudah nonton lagu-lagu baru mereka di Youtube? Ah! So, good!

Kabar gembiranya, pecinta musik Tanah Air di Sydney bisa menyaksikan juga aksi mereka di event SXSW (South by Southwest), sebuah acara besar bagi industri kreatif ke-37. Mereka akan manggung di Tumbalong Park, Kamis, 19 Oktober 2023, pukul 5:25 PM – 6:10 PM. Sebelum manggung dan ketemu langsung di Sydney, hopefully, bisa sing along, INDOMEDIA ngobrol dengan Gamaliel Tapiheru, Audrey Tapiheru (yes, they’re siblings!) dan Cantika Abigail via Google Meeting. Ngobrolin apa saja? 

Grup kalian cukup dikenal sebagai GAC saja, yang diambil dari inisial nama pertama kalian. Pernah terpikir untuk bikin nama yang lebih ‘grup vokal’ nggak, sih?

Cantika: Nggak pernah, karena awalnya banget kami malah nggak niat bikin grup. Terbentuknya GAC juga sangat impromptu karena sama-sama suka bikin cover lagu di Youtube. Manajer dan label records kami, Sony Music, menyarankan supaya kami coba-coba bikin single pertama bertiga.

Nah, dibuatkan nama dengan inisial masing-masing, karena dari album pertama sampai ketiga, ada lagu yang dinyanyikan solo-solo, ada trek aku duet dengan Audrey, lalu ada Audrey dengan Gamaliel, ada yang bertiga juga… jadi, format grupnya belum pernah ada sepertinya. Nah, kami memutuskan untuk tidak memakai satu nama saja. Tadinya, namanya GamalielAudreyCantika, tapi rasanya kepanjangan, terutama buat orang mau present kami di atas panggung. Jadi, disingkat dengan inisial sajalah.

Bagaimana kalian bisa bertemu dan berkumpul sebagai grup nyanyi?

Gamaliel: Jadi, sejarahnya, biar nyambung dengan ‘kenapa dinamakan GAC’ juga. Awal mulanya banget, aku dan Audrey, kami kakak beradik, sempat beberapa kali cover lagu di Youtube. Dan, beberapa cover-nya itu lumayan viral dan kami dikenal dengan Gamal Audrey. Kami kenal Cantika dari sosial media juga. Dia salah satu yang menonton Youtube kami juga. Dia lalu menghubungi kami untuk bertemu secara langsung. Kami sempat juga bikin cover bertiga, yang viral juga. Akhirnya tercetuslah ide untuk bikin track bertiga. Dari situlah terbentuk GAC. Sebelumnya, kami belum pernah punya rilisan apa pun sebenarnya, as a solo.

Cantika: Jadi, sekitar tahun 2009, aku nonton Youtube. Dulu, ekosistem Youtube belum seperti sekarang yang bisa jadi pekerjaan. Kayaknya, di Indonesia sendiri belum ada kreator-kreator. Saat itu, randomly aku cuma searching lagunya Rihanna, dan ketemu video mereka. Ya, sudah aku klik. Kok, lagu-lagunya mereka, aku suka. Musiknya mereka r’n’b-an lagi, dan suara mereka bagus. Tertarik, aku reach out Gamal di Facebook-nya.

Aku kirimi Bang Jo, manajer aku saat itu–sekarang manajer kami bertiga, link video mereka. Eh, dia pun langsung suka, dan chat Gamal untuk bertemu. Jadi bener-bener dari dunia maya ke dunia nyata. Dia minta undang orang tua Audrey dan aku karena kami masih underage saat itu. Soalnya, dulu reach out orang lewat sosmed masih asing, mungkin menakutkan kali, ya. Siapa, sih, ngajakin ketemuan?

Karena kami itikadnya serius dan pakai orang tua segala, bertemulah kami semua di tahun 2009 itu. Mulai dari situ, kami mulai kumpul bareng, mulai workshop bikin lagu, coba menduetkan aku dengan Audrey untuk bikin lagu, lalu Gamal di solo bikin lagu juga. Seperti yang aku bilang, nggak sengaja kami bikin cover bertiga dan justru menghasilkan ide untuk label rekaman kami, “Kenapa nggak bikin single bertiga?”

Jadi, chemistry-nya langsung dapat begitu, ya? Nggak menunggu lama untuk klik? Apalagi, ternyata secara individual kalian sudah ‘jadi’ sebagai penyanyi. 

Cantika: Audrey mau jawab?

Audrey: Kayaknya, pertanyaan ini lebih ke elu, deh, karena gue dan Gamal kan serumah, ya… Dari point of view-ku, sama sekali nggak ada kesulitan, karena aku dan Gamal udah grow-up bersama. Sama Cantika pun, cukup mudah kliknya, karena dia bukan anak yang ribet. Nggak. Dia sangat santai. Waktu kami karaoke-an, kesannya seru, ya. Waktu bikin karya bareng pun, rasanya jadi sedang bersenang-senang.

Cantika: Jadi, hari pertama di tahun 2009 itu, kami langsung karaokean. Referensi musik kami sama banget, r’n’b, zamannya Mariah Carey, Brian Mc Knight, Neo, Rihanna, Beyonce… Eh, elu dengerin juga ini? Kok, sama. Dari situ, jadi lebih untuk workshop dan tahu arah nyanyi dan bikin musinya ke mana… Ya, jadi nggak terlalu susah, sih.

Di luar panggung sendiri, kalian hang-out juga?

Cantika: Sejujurnya, sebelum GAC hiatus kemarin itu, dari 2009 sampai 2019, panggung kami terakhir itu, kami nggak terlalu nongkrong karena pekerjaannya hampir lumayan tiap hari, ketemu dan manggung. Nah, begitu ada free time, kami lebih memilih untuk menghabiskannya bersama orang-orang yang nggak bisa kami ketemui lebih sering, seperti teman-teman, baik di dalam maupun luar sekolah, keluarga.

Tempat tinggal kami saling berjauhan banget: aku di Jakarta Timur sedangkan mereka di Tangerang. Jadi, kalau mau ketemuan dengan mereka untuk hang-out, perlu effort. Hang-out dengan mereka kalau lagi manggung di luar kota, bisa santai bareng dan ngobrol hal-hal di luar musik juga.

Setelah tiga tahun hiatus, kalian memutukan untuk balik lagi. Nah, elemen baru apa yang ingin kalian tawarkan kepada pendengar kalian?

Gamaliel: Sebelum memutuskan hiatus, GAC sudah bersama-sama selama 9, 10 tahun.
Secara lagu-lagu dan materi sudah banyak banget, yang bisa membuat orang sing along to.
Waktu kami memutuskan untuk vakum, secara sadar, kami tahu bukan berarti mau bubar.
Kami sadar saja, bahwa kami semua masih muda, sudah 10 tahun bersama. Hiatus ini diambil
sebagai bentuk merawat mental health kami sebagai musisi. 

Hidup di dalam grup, berkarya bersama grup tidak mudah. Harus menyamakan visi, menurunkan ego… pelajaran yang sangat bagus untuk kami bertiga. Tapi, kalau itu dilakukan setiap hari tanpa punya space masing-masing, sepertinya juga nggak sehat.Jadi, vakumnya ini jelas, untuk menyehatkan mental kita dengan kesadaran kita nggak akan pergi. Kita pasti balik lagi, tapi nggak tahu kapan (kembali) atau berapa lama kita vakum.

Saat memutuskannya pun, kami nggak menentukan ‘pokoknya segini lama, ya’. Kita pakai itu untuk bersolo karier masing-masing. Kami nggak ingin membatasi diri. Setelah 3,5 tahuh, natural aja datangnya. Setelah tiga tahun, kami harus membahas kontrak yang akan berakhir dengan label rekaman kami, mau lanjut atau nggak. Saat itu sekitar Juli-Agustus 2022, kami ketemuan lagi dan membahas kontrak, dan masa depan GAC. Apakah kalau comeback, mau rilis under label yang sama atau independent, atau malah join dengan label baru. 

Kami baru sadar juga, ternyata sudah vakum selama tiga tahun! Lama juga. Dari situ, ngobrolnya jadi kalau balik musiknya akan seperti apa, referensi musiknya kayak gimana dan lain-lain. Kira-kira September atau Oktober tahun lalu, kita mencoba untuk nulis-nulis lagu lagi, workshop lagi, masuk studio lagi, dan terkumpullah beberapa materi, serta setuju untuk comeback di Maret tahun ini.

Benar-benar waktu yang tepat untuk melewati pandemi.

Gamaliel: Sangat.

Saya menonton lagu-lagu kalian di Youtube, dan sangat terkesan. Saya sendiri cukup familiar dengan duo Gamal-Audrey yang punya vokal luarbiasa, ketika kolabs dengan Cantika saya juga cari tahu, waktu dapat jadwal wawancara ini, dan menurut saya kalian bertiga, nggak berlebihan saya rasa, adalah powerhouse tersendiri. Waktu menonton salah satu lagu terbaru kalian, “Baru”, saya benar-benar terpesona dengan semua hal di klip itu. Lagunya, kostumnya, setting-nya, konsepnya… Bisa ceritakan tentang lagu dan konsep klipnya?

Cantika: Terima kasih banyak. “Baru” adalah salah satu lagu awal yang kami bikin saat memutuskan untuk ‘kayakya udah harus balik ke studio, ya’. Waktu 

itu ada sekitar 2-3 lagu yang bikin demonya, cuma memang lagu ini, menurut kami, tepat sebagai single pertama kami untuk comeback. Soalnya, lagunya sendiri cukup powerful dan cocok dijadikan entrance comeback dibandingkan dengan lagu lainnya.

Mulai dari workshop, merekamnya di bulan Desember tahun lalu, lalu persiapan visualnya di bulan Januari dan Februari. Tentu saja kami dibantu tim kreatif dalam proses ini, ada stylist, ada yang memikirkan desainnya, warna apa yang ingin ditonjolkan… Kebetulan, kami bertiga lagi suka dengan fashion dan looks dari awal 2000-an, yang ingin kami masukkan ke dalam video ini, walaupun tetap ada kesan modernnya. 

Secara visual, video ini disutradarai oleh Syadtoto Prasetyo. Kami meeting sekitar dua bulanan untuk visualnya. Kami syuting di Februari akhir dan rilis awal Maret. Musiknya sendiri adalah hasil kerja sama kami dengan produser Kenny Gabriel. Ini menjadi kali pertama lagi kami bekerja sama dengan produser Indonesia karena di dua album sebelumnya, label kami, Sony Music Indonesia mengirim kami ke Swedia untuk songwriting dan rekaman.

Jadi, comeback ini membuat kami mengalami banyak hal baru, mulai timnya–banyak orang baru yang kami hire untuk GAC, lalu produsernya yang belum pernah bekerja sama dengan GAC. Untuk proyek solo aku dan Audrey, kami pernah kerja bareng Kenny, tapi sebagai trio belum. Kami bertiga sangat terlibat baik dalam proses pembuatan lagu maupun kreatif video. 

Pendapat kalian sendiri dengan klipnya?

Gamaliel: Sangat puas. Seru banget memang. Selama menjadi musisi di GAC, kami termasuk sangat hands-on pada setiap proyek kreatif yang dikerjakan, karena kami bertiga sangat visual dan sangat bosen-an. Proyek apa pun yang datang, kami selalu rembukan dulu, obrolin ide-idenya, mana yang bisa dieksplor dengan musik atau dengan visualnya GAC. 

Dan, ketika kami comeback dengan orang-orang yag baru pun, cara kerja kami pun sama, terlibat. Waktu bikin video klip, kami saling share apa yang kami lagi suka, obrolin dengan tim kami. Kami bikin logo baru. Begitulah kira-kira.

Audrey: Sebetulnya, ada lagi video klip kami yang paling terbaru, yaitu “Really Really Want”, yang rilis di bulan Juli. 

Nah, sekarang SXSW. Bagaimana kalian bisa diundang ke acara yang mengedepankan kreativitas ini?

Gamaliel: Sebetulnya kami banyak dibantu oleh tim manajemen dan label yang baru, dibantu Z juga, mungkin bisa dibantu Z?

Z Putriadi: Iya, di label internasional yang ada GAC-nya itu, kami membuat semacam showcase stage yang namanya Touch Down Under–”Under” adalah tambahan karena lokasinya di Australia, yang berada di bawah, play on words. Kami membawa sekitar delapan musisi Indonesia, dan salah satu headline-nya, GAC. Kami bekerja sama dengan South by Southwest, dan mereka mau membuatkan satu panggung ini dan acara lainnya. GAC sendiri akan perform dua kali di SXSW. 

Okay, good luck buat kalian, dan sampai jumpa di Sydney, ya! [IM]

 

Previous articleSatu Bumi Untuk Masa Depan, Benarkah?
Next articleSAMBUT PEMILU 2024, PPLN SYDNEY TETAPKAN JADWAL DAN TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA