Screening Cek Toko Sebelah (CTS) Australian Tour yang diadakan di Sydney, Brisbane, Canberra, Melbourne dan Perth pada akhir Maret lalu menuai sukses. Di Sydney sendiri, pemutaran yang diadakan di Randwick Ritz Cinema totally full house. Terlihat ada beberapa penonton yang datang langsung ke cinema untuk mendapatkan tiket dan terpaksa harus pulang dengan kecewa.
Film ini mengangkat cerita tentang realitas etnis Tionghoa di Indonesia, dimana saat sang anak mereka beranjak dewasa, kuliah yang tinggi tapi ujung-ujungnya malah bekerja di toko milik orang tuanya sendiri. Ceritanya terasa sangat mengena, tidak heran kalau di Indonesia film ini berhasil menembus angka lebih dari dua juta penonton.
Pada pemutaran CTS di Sydney, kita kedatangan sang bintang Dion Wiyoko yang memerankan tokoh Yohan dengan sangat apik. Kekuatan akting pria kelahiran Surabaya 32 tahun silam ini juga merupakan satu nilai tambah bagi kesuksesan CTS.
Dalam kesempatan ini, Indomedia juga sempat ngobrol bareng Dion dan mencoba mengorek tentang kisah perjalanan karir, cinta serta bagaimana serunya saat pengambilan gambar CTS. Yuk ikutin obrolannya.
Indomedia (IM): Dion kalau gak salah khan memulai kariernya dari modeling di beberapa majalah seperti Aneka Yess, Femina, dan lain-lainnya. Kesan-kesannya bagaiman kok dari modeling bisa jadi main film?
Dion Wiyoko (DW): Yah perjalanan itu pasti harus melalui proses yah. Kalo diliat sekarang khan kelihatannya memang enak, gw bisa menghasilkan karya-karya yang bagus. Tapi dalam proses dari modeling ke film itu sendiri gw juga harus menjalani proses yang cukup panjang. Saat itu gw juga pernah kerja jadi wedding organiser, event organiser, bahkan jadi runner dan sebagainya, hingga akhirnya ada kesempatan bisa masuk ke film, sinterton dan bintang iklan.
IM: Film pertama Dion di tahun 2008 khan judulnya Kuntilanak Beranak. Nah gimana tuh rasanya pertama kali langsung main di film hantu?
DW: Bersyukur sih yang pasti… karena buat gw itu merupakan satu langkah besar yang gw lalui untuk bisa main di layar lebar yang akhirnya bisa membawa gw ke film-film lainnya termasuk film Cek Toko Sebelah ini
IM: Mengenai audisi, itu biasa prosesnya gampang atau enggak? Cek Toko Sebelah juga ada audisi kah?
DW: Kalau bicara dari film-film sebelumnya, proses casting itu bisa dibilang gampang-gampang susah lah. Kadang-kadang ada hokinya juga lah. Kalo bicara susah, gw pernah selama dua tahun ikut casting tapi gak pernah diterima. Tapi gw selalu mencoba terus, istilahnya pantang menyerah deh. Dan melalui pengalaman jadi ekstra, figuran dan lainnya selebihnya jadi lebih mudah.
Untuk CTS, sebenernya gw kenal Ernest udah cukup lama dan dia sering ngajakin gw ikut main di filmnya. Cuma karena schedulenya gak pas, akhirnya baru terlaksana di film CTS ini. Yah sepertinya Tuhan udah menentukan jalanNya, karena gw dikasih karakter Yohan yang menurut gw sangat dinamis dan merupakan tantangan yang berat juga buat gw. Film CTS sangat kental dengan unsur komedinya, sedangkan peran Yohan lebih berat ke dramanya. Jadi gw ditantang untuk bisa menjadikan film CTS ini menjadi sebuah drama komedi. Puji Tuhan kalau gw bisa dikasih kesempatan yang besar ini.
IM: Dalam film CTS ini khan melibatkan banyak komika, bagaimana tuh suasana saat syuting, apakah selalu happy?
DW: Gw bisa bilang syuting CTS ini merupakan salah satu kondisi syuting yang sangat menyenangkan dibanding film-film gw sebelumnya. Karena semua komika dan krew yang lain selalu ngobrol, bercanda, bahkan saling iseng selama syuting.
IM: Denger-denger bulan ini Dion baru tunangan nih… dan kalau gak salah Dion sempat juga pacaran long distance selama dua tahun lebih. Nah, bagaimana sih cara Dion mempertahankan hubungannya.
DW: Yah mungkin udah jodoh kali yah. Kita kebetulan masing-masing punya kesibukan sendiri-sendiri. Pacar gw kebetulan kerja di airline dan gw sendiri sibuk dengan kerjaan dan syuting. Yang penting saling mengerti aja lah, memang gak semua orang bisa melewati hubungan seperti ini. Tahun ini gw berencana untuk lebih serius menjalani hubungan dan menikah.
IM: Ngomong-ngomong pertama kali ketemuannya gimana tuh? Khan satu di Singapore dan satu di Jakarta.
DW: Lucu juga sih.. waktu itu kenalnya gak sengaja di sosial media. Hal yang kadang-kadang terlihat simple dan kekinian…ternyata nyari jodoh gak perlu jauh-jauh dan susah-susah… melalui sosial media juga ternyata memungkinkan.
IM: Dalam film Winter in Tokyo khan ada adegan Dion berbicara bahasa Jepang, itu dubbing apa benar Dion yang bicara?
DW: Itu beneran sih.. waktu itu memang gw dikasih naskah.. tapi memang lebih bersifat hafalan aja. Jadi kalo disuruh ngulang lagi sekarang gw belum tentu inget.