Christhophorus Barutu: Salam Kenal Dari KEPALA ITPC Sydney Yang Baru

674
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Namanya pejabat, usia jabatannya pun ada masanya. Nah, bak patah tumbuh, silih berganti, mari kita mengenal Pak Christhophorus Barutu yang baru menjabat sebagai Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney. 

Pak Chris ini tergolong masih muda banget. Lahir di Medan, 11 Januari 1975, beliau memiliki seorang istri, dr. Laurentia, dan tiga anak: Luke Vincent Barutu, Chiara Dominique Barutu, dan Ludovic Xavier Barutu. Penggemar bakmi pangsit ini juga punya kesukaan lainnya, yaitu membaca dan menulis. Tapi, sebelum kita berasumsi, yuk, kita kenalan saja langsung dengan Pak Chris.

Bisa ceritakan sedikit background dan perjalanan Bapak hingga menjadi Kepala ITPC di Australia, dan kapan mulai bertugas sebagai Kepala ITPC di Australia?
Saya mulai bergabung dengan Kementerian Perdagangan RI tahun 2006. Sebelumnya, saya bekerja di perusahaan swasta selama 7 tahun sebagai Staf HRD.

Di penghujung tahun 2015, saya mendapat penugasan dari Kementerian Perdagangan sebagai Atase Perdagangan RI di Ottawa, Kanada hingga awal 2020. 

Kembali ke Kementerian Perdagangan pada Februari 2020, dan selanjutnya mendapat kepercayaan kembali dari Pemerintah Indonesia untuk menjalankan tugas di luar negeri, yaitu di Australia, sebagai Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Sydney. Saya tiba di Sydney sekitar akhir Oktober 2022 untuk memulai penugasan.

Bisa dijelaskan sedikit mengenai fungsi kantor ITPC untuk diaspora Indonesia yang masih belum mengerti, dan kemudahan apa yang bisa didapatkan dengan keberadaan kantor ITPC
di sini?
Bila mengutip dari ITPC, ITPC Sydney adalah organisasi non-profit yang berada di bawah Kementerian Perdagangan RI yang menjalankan misi mempromosikan produk-produk Indonesia di Pasar Australia, sekaligus membantu para pelaku usaha Indonesia untuk mendapatkan peluang pemasaran produk-produk Indonesia di pasar Australia. 

Secara timbal balik juga membantu para importir-importir dan para pelaku usaha Australia untuk mengakses produk-produk terbaik Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pasar Australia. Produk-produk dimaksud bukan hanya barang tetapi juga jasa mengingat di era global saat ini, perdagangan jasa sangat berkembang pesat seiring dengan tuntutan zaman.

Bagaimana Bapak melihat peluang market di Australia untuk produk-produk Indonesia?
Indonesia dan Australia adalah dua negara yang bertetangga dan bersahabat. Dalam kancah perdagangan Internasional, kedua negara saling bekerjasama dan melengkapi satu sama lain, hal ini dibuktikan dengan lahirnya tiga perjanjian perdagangan yang melibatkan kedua pihak, yaitu AANZFTA, IA-CEPA, dan RCEP. 

Produk-produk Indonesia sangat diminati di pasar Australia, karena di samping berkualitas tinggi juga secara geografis letak kedua negara saling berdekatan. Hal ini tentu memberikan keuntungan bagi Indonesia dari sisi logistik pengiriman barang ekspor. 

Di sisi lain, dengan adanya ketiga perjanjian di atas, para pelaku usaha nasional mendapat keuntungan melalui pemanfaatan klaim import duty zero persen melalui skema perjanjian perdagangan misalnya IA-CEPA. Dengan import duty zero persen, produk-produk yang diekspor ke pasar Australia akan lebih kompetitif, memilki daya saing yang lebih besar.

Kebijakan atau strategi apayang Bapak sudah siapkan agar neraca dagang Ind-Au berimbang, atau bahkan bertambah?
Para pelaku usaha nasional perlu mendapat informasi yang seluas-luasnya terkait utilisasi perjanjian-perjanjian perdagangan Indonesia-Australia, khususnya terkait pemanfaatan preferensi perdagangan zero per-cent import duty untuk menaikkan daya tawar produk-produk Indonesia ke level yang lebih tinggi. Ini harus diperhatikan. 

Hal lainnya adalah memberikan edukasi kepada para pelaku usaha nasional untuk memelajari dan memahami aturan-aturan perdagangan Australia terkait importasi produk dari luar Australia ke pasar Australia. Edukasi yang dimaksud dilaksanakan melalui antara lain webinar/seminar/workshop secara reguler dengan melibatkan para pemangku kepentingan baik di Indonesia maupun di Australia.

Di sisi lain, pelaksanaan program business meeting/matching seluas-luasnya antara para produsen/eksportir Indonesia dengan para importir/business community Australia dalam rangka menjalin kerjasama importasi produk Indonesia ke pasar Australia. 

Selain itu, peningkatan keikutsertaan Indonesia dalam sejumlah pameran perdagangan potensial di seluruh Australia penting mengingat ajang pameran merupakan kesempatan bagi para pelaku usaha Indonesia untuk mendapatkan mitra dagang yang bertujuan mendorong peningkatan perdagangan Indonesia ke pasar Australia.

Menurut Bapak, pasca pandemik ini, tantangan apa saja yang harus diwaspadai bagi produsen lokal untuk pasar Australia?
Banyak teman-teman para pelaku usaha belum memahami aturan main perdagangan di Australia. Juga, mindset berpikir teman-teman pelaku usaha untuk cenderung mencari pasar di Australia berdasarkan produk yang memiliki demand tinggi. Para pelaku usaha pada umumnya masih belum fokus pada bagaimana caranya agar produk yang dihasilkan berkualitas dan comply dengan peraturan perdagangan di Australia.

Pasar Australia memiliki kompetisi yang tinggi, produk yang tidak berkualitas dan tidak memenuhi standar yang ditetapkan akan sulit berkompetisi. ITPC Sydney siap membantu dan mendukung para pelaku usaha nasional agar produk nasional untuk mampu bersaing dengan produk-produk kompetitor produk sejenis di pasar Australia.

Kira-kira, lahan apa saja yang belum digarap/dilirik pemasar Indonesia agar produknya dapat bermain di pasar global, khususnya Australia?
Ada banyak peluang ekspor produk-produk nasional di pasar Australia, meliputi produk barang dan jasa. Sebagai contoh kecil, Australia adalah salah satu negara yang mendukung isu-isu eco-friendly atau sustainable products demi kelestarian lingkungan hidup. Para pelaku usaha nasional dapat memerhatikan masalah ini.

Saat ini, diakui produk-produk nasional kita ke pasar Australia belum banyak memproduksi produk yang berbasis sustainable products dimaksud. Hal ini perlu dipikirkan ke depannya, yaitu para produsen Indonesia menangkap peluang pasar Australia melalui dukungan pada isu sustainable products melalui mengelaborasi elemen-elemen produk ramah lingkungan pada produk yang dihasilkan untuk selanjutnya diekspor ke pasar Australia.

Program khusus atau kegiatan apa saja yang akan dibuat ITPC ke depan?
Setiap tahun, ITPC Sydney menyusun program-program kerja, antara lain partisipasi dalam sejumlah pameran perdagangan di Australia yang melibatkan sejumlah eksebitor-eksebitor perusahaan Indonesia, rangkaian rencana pelaksanaan business meeting/business matching antara para pelaku usaha nasional, khususnya produsen dan eksportir nasional dengan para importir/buyer Australia.

Selain itu pelaksanaan diseminasi/edukasi terkait perdagangan bagi para pelaku usaha nasional, penggalangan kunjungan sejumlah Australian Business Communities pada Trade Expo Indonesia 2023 di BSD City, Tangerang, Banten pada bulan Oktober 2023 dan sejumlah program-program strategis lainnya.

Dalam bekerja, rutinitas apa yang Bapak lakukan setiap pagi sebelum memulai pekerjaan?
Tidak ada yang spesifik, saya hanya berdoa saja setiap hari sebelum memulai pekerjaan di kantor.

Saat ada waktu luang/santai, kegiatan apa yang biasa Bapak lakukan?
Saya sebisa mungkin menghabiskan waktu berkumpul bersama keluarga dan membawa anak-anak saya melakukan kegiatan di luar rumah.

Menurut bocoran, katanya Bapak suka menulis dan kabarnya ada buku juga yang sudah diterbitkan. Bisa diceritakan sedikit, Pak?
Saya suka menulis, terutama yang berkaitan dengan disiplin ilmu saya, yaitu Ilmu Hukum. Buku pertama saya terbit di tahun 2007 tentang “Antidumping, Subsidi, dan Safeguard dalam GATT dan WTO”. Buku ini telah dipublikasikan oleh salah satu penerbit buku ilmu hukum di Bandung dan telah beredar di seluruh Indonesia sejak 2007. Buku ini saya tulis selama 1,5 tahun. Saya menulisnya di rumah ketika selesai jam kantor di Kementerian Perdagangan.

Buku kedua saya tulis dan terbitkan delapan tahun kemudian–jauh sekali jaraknya, yaitu 2015, judulnya “Seni Bersengketa di WTO”, diterbitkan oleh salah satu penerbit buku hukum di Bandung, dan beredar di seluruh Indonesia sejak tahun 2015. Buku ini saya tulis selama satu tahun, dan menceritakan penerapan hukum perdagangan internasional di bawah payung WTO (World Trade Organization) dan sarat dengan argumen-argumen hukum WTO.

Buku ini terkait ke pengalaman-pengalaman saya sewaktu bertugas sebagai bagian dari tim Pemerintah Republik Indonesia dalam penyelesaian kasus-kasus sengketa perdagangan internasional antara Indonesia dengan USA dan Australia di forum WTO di Jenewa, Swiss.

Sepanjang karier saya di Kementerian Perdagangan, 50 persennya saya habiskan menangani masalah-masalah World Trade Organization di Kementerian Perdagangan RI. Buku kedua ini merupakan “masterpiece” saya.

Sangat sulit saat ini membagi waktu untuk menulis, dengan pekerjaan yang sibuk sebagai Kepala ITPC Sydney, serta membagi waktu dengan keluarga juga. Tapi, saya ingin sekali menulis dan menerbitkan buku ketiga saya tentang perdagangan Indonesia-Australia sebelum saya meninggalkan Australia kembali ke Tanah Air, ketika tiba saatnya menyelesaian tugas sebagai kepala ITPC Sydney. Hal itu untuk mengingatkan saya bahwa saya pernah bertugas di Australia.

Kalau ditanya “3 kunci sukses” versi Bapak, apa sajakah itu?
Saya bukanlah orang yang relijius, tapi setiap hari sebelum membuka hari saat pagi dan menutup hari di malam hari, saya berdoa. Karena, saya percaya dengan kekuatan doa dalam kehidupan saya, Tuhan bimbing saya dalam setiap kegiatan saya.

Bersifat inovatif. Saya lebih suka mencari terobosan baru dalam bekerja tidak kaku dan monoton, hasil-hasil luar biasa kadang lahir karena inovasi.

Evaluatif, belajar dari banyak hal, evaluasi perlu untuk bisa mengambil keputusan dan tindakan yang tepat, belajar dari pengalaman diri sendiri dan orang lain, sepanjang hidup memang harus belajar, kan?

Ada pesan atau tips khusus untuk pebisnis diaspora Indonesia di Australia?
Pebisnis diaspora Indonesia di Australia adalah ujung tombak penetrasi produk Indonesia di pasar Australia. Saya mengharapkan kerjasama erat antara ITPC Sydney dengan teman-teman pebisnis diaspora Indonesia dan teman-teman para pelaku usaha di Tanah Air untuk mendorong peningkatan perdagangan ekspor produk-produk nasional ke pasar Australia.

ITPC Sydney berkomitmen untuk membantu teman-teman pebisnis diaspora Indonesia dan teman-teman para pelaku usaha nasional dalam mewujudkan misi peningkatan ekspor nasional ke pasar Australia. [IM]

Previous articleHarmony Day ICC-NSW: Harmonisnya Budaya Antarnegara Di Australia
Next articleYungky Setiawan: Dipanggil Melayani Tuhan Melalui Musik