Harmony Day ICC-NSW: Harmonisnya Budaya Antarnegara Di Australia

902
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Sejatinya, hidup harmonis membutuhkan toleransi yang tinggi dan kesediaan setiap individu untuk bersikap inklusif sehingga orang lain bisa merasa nyaman. Rasa nyaman dan aman tinggal bersama orang yang berbeda latar dan budaya inilah yang dinamakan harmonis.
Dan, itulah yang tercermin jelas di malam Harmony Day yang diselenggarakan oleh ICC-NSW.

Bertempat di Marana Auditorium, Hurstville,
18 Maret 2023, Indonesian Community Council-NSW menggelar hajatan yang sangat penting artinya bagi negara Australia, Harmony Day. Seperti yang kita ketahui bersama, Harmony Day yang dirayakan setiap tanggal 21 Maret adalah bentuk pengakuan setiap orang Australia terhadap keragaman budaya yang lahir karena adanya pendatang di benua Kangguru ini. Juga, salah satunya untuk menerjemahkan dan merayakan “International Day for the Elimination of Racial Discrimination” yang dicanangkan PBB, yang juga jatuh di tanggal sama.

The VVIPs

Acara yang sangat penting ini ternyata tidak hanya dihadiri oleh komunitas Indonesia yang berdiam di New South Wales, serta pengurus Indonesian Community Council-NSW. Hadir pula Perwakilan KBRI Canberra, serta perwakilan dari Departemen Dalam Negeri Pemerintah Australia dan KJRI Sydney. Selain itu, para petinggi komunitas negara tetangga Indonesia, seperti Filipina, Hong Kong, Burma, Malaysia, dan Nepal juga hadir. Tak sedikit yang mengenakan pakaian tradisional negara mereka yang sangat indah dan memesona. Di antara para VVIP, terdapat juga para sponsor yang turut mendukung kesuksesan acara ini

The Speeches

Para VVIP yang hadir, terutama dari kalangan pemerintahan memberikan kata sambutan yang meskipun singkat, sangat jelas menekankan arti hamorni dalam kehidupan bernegara yang terdiri dari berbagai ragam budaya dan suku bangsa.

Sebelum masuk ke dalam acara kata sambutan, ketua panitia Tiur Munthe membuka acara tepat jam 7.30 malam dengan mengakui dan menghormati para leluhur dan penduduk asli serta informasi penting yang wajib dibagikan sebelum acara inti dimulai. Endi Dharma, Presiden ICC-NSW, membuka kata sambutan yang pertama. Beliau menggarisbawahi aspek-aspek positif hidup di negara yang multibudaya, seperti Australia, serta apresiasi yang sangat tinggi pada panitia dan sponsor yang turut menyukseskan acara ini.

Dennis Chang, Community Officer Departement of Home Affair, memberi ucapan selamat pada ICC-NSW yang telah menyatukan komunitas. Chang juga menyatakan bahwa harmoni adalah semua orang bisa datang bersama. Di tahun kedua jabatannya ini, ia juga memastikan bahwa setiap orang memiliki suara yang penting dan layak didengar.

Sambutan berikutnya dari Deputy Chief Mission, Muhammad Syarif Alatas. Pak Syarif menyatakan acara seperti ini jarang terjadi di Canberra, dan ia sangat terkesan dengan kehangatan serta keakraban yang terjalin antarkomunitas di NSW. Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa malam ini adalah malam selebrasi keberagaman dan beliau juga memberikan salam hangat dari Pak Dubes yang malam itu berhalangan hadir karena sedang bertugas di Brisbane. 

Menurut Pak Syarif, Harmony Day adalah ajang untuk memelajari dan menghormati budaya yang berbeda. Dan, Australia adalah salah satu negara yang paling berhasil di dunia dalam menjaga keharmonisan masyarakatnya yang sangat beragam. Caranya adalah dengan memiliki common values berupa kesatuan dan persamaan. Sebagai penutup, Pak Syarif juga menyatakan bahwa Indonesia dan Australia berjalan bersisian sebagai teman dalam berbagi nilai unity in diversity.

The Shows

Setelah itu, acara yang dipandu oleh MC Paul Malau ini memperkenalkan choir angklung yang dibawakan dengan manis sekali oleh anak-anak dari Bonapasogit Sydney. Mereka membawakan “Waltzing Mathilda”, sebuah karya puisi penyair terkenal Australia, Banjo Peterson, yang dibuatkan lagu.

Pertunjukan berikutnya adalah tarian rakyat Nepal yang sangat indah, dibawakan oleh para perempuan muda dari Nepal youth community. Lalu, sebuah tembang Melayu yang riang “Selayang Pandang” mampu membuat para hadirin bergoyang. Setelah itu, guru vokal dan penyanyi bersuara indah Ani Radjagukguk membawakan dua lagu latin. Sangat, sangat terkesima…

Dan, ini dia yang membuat para hadirin terpukau. Tarian dari Sumatera Utara. Tortor, yang dikoreografi oleh Tiur Munthe. Dengan enam baju adat khas Sumatera Utara yang indah itu, tarian ini membuat setiap orang Indonesia rindu dengan kampung halamannya. Usai tarian, “Imagine”, sebuah lagu yang dipopulerkan John Lennon dibawakan dengan sangat powerful oleh Theresia Tomahu.

Meskipun “dikepung” Asia, panggung malam itu juga diwarnai pertunjukan dari tanah Eropa, khususnya oleh Lajkonik Ensemble yang membawakan tarian khas Polandia, yang terdiri dari beberapa pasangan pria dan wanita. Sebuah pemandangan unik bagi mata orang Asia, tapi tetap saja indah. Panggung lalu disajikan dengan penampilan anak-ibu Laura dan Stelly Currie yang muncul solo dengan lagu “Unbreak My Heart” dan “Simply The Best”. 

Acara selesai? Belum. Karena tepat di jam 9 malam, hadirin justru bergoyang ria dengan tarian Poco-Poco. Sebuah perayaan Harmony yang sangat berkesan. Selamat untuk ICC-NSW untuk kesuksesan acara dan keberhasilan menciptakan keharmonisan dalam kehidupan komunitas multikultural! [IM]

 

 

> klik Harmony Days by ICC of NSW 

 

Previous articlePenetapan 24 Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) Pemilu 2024 Luar Negeri Sydney
Next articleChristhophorus Barutu: Salam Kenal Dari KEPALA ITPC Sydney Yang Baru