Aisha Goodman: Generasi Muda Yang Pantang Menyerah Meraih Impiannya

650
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Aisha, anak pertama dari pasangan Desy Royani dan Paul Goodman ini lahir di Sydney pada 30 Agustus 
2000. Aisha adalah salah satu dari 3 penerima beasiswa (2 dari Sydney dan 1 dari Perth) untuk menempuh pendidikan “Master of Performance Degree“ di college bergengsi Royal College of Music London, under Tutelage of Nathan Braude.

Perjalanan Aisha untuk mendapatkan beasiswa ini tidaklah mulus, berbagai tantangan penuh liku dihadapi remaja ini. Dukungan kedua orang tuanya adalah andil terbesar, walau sebelumnya kedua orang tuanya kurang setuju atas pilihannya. Sebelumnya mereka menyarankan Aisha untuk mengambil jurusan Architect karena melihat bakatnya dibidang ini.

Menamatkan high school dengan nilai terbaik hingga mendapat tawaran di 5 universitas terbaik di Sydney. Tapi Aisha justru memilih Sydney University (S1) dan Conservatorium of Music dan meyakinkan kedua orang tuanya bahwa musik yang mengalir di darahnya, adalah impiannya dan pilihan yang tepat.Aisha bekerja keras dan tekun, karena untuk mencapai yang terbaik ia harus mampu berkompetisi dengan ratusan bahkan ribuan orang yang mempunyai misi yang sama.

Ada saat-saat putus asa, stress, bahkan ingin melupakan impiannya. Disinilah tampil orang tua yang tidak bisa diam melihat buah hatinya berduka. Konsultasi dengan psychologist, perlahan Aisha bangkit dan berhasil dengan menggondol gelar Bachelor of Music Performance Honours di Sydney Conservatorium of Music, Roger Benedict, selain itu ia juga menerima scholarship of the Greenberg-Gurney-Jensen Fund dari The University of Sydney.

Berawal dari sini, Aisha mulai banyak tampil di berbagai Orkestra seperti the Australian Brandenburg Orchestra, yang merupakan bagian dari Young Mentorship Program sebagai principal violist.Berbagai tour sudah diikuti, ke Eropa, UK serta Asia. Nama Aisha juga tercatat di jajaran program internasional, pembuatan film, mengiringi artis ternama seperti Michael Buble, Delta Goodrem, Guy Sebastian, Gang of Youths and Jessica Mauboy.

Aisha juga terlibat dalam berbagai proyek film dan TV komersial seperti: Delta Goodrem’s ‘Paralyzed’ Music Video, Delta Goodrem home performance for Grazia Magazine, 2019 Bushfire Relief Concert with Delta, played on soundtrack for ‘I am Woman’ (2020), Various Sunrise 7 News, serta banyak lagi proyek bergengsi lainnya.

Akankah Aisha berhenti dan puas sampai disini? Tentunya tidak, karena masih ada satu impian yang harus diwujudkan yaitu mejalankan beasiswanya ke London. Saat mengikuti audiensi untuk mendapat beasiswa di London, Aisha tidak puas akan penampilannya. Rasa kecewa, air mata, putus asa dan merasa gagal bercampur aduk, karena beasiswa ini adalah impiannya. Sosok ibu yang selalu mendampingi anak gadisnya disaat suka dan duka juga ikut merasakan apa yang dirasakan anak tercintanya.

Tapi takdir berkata lain saat ia menerima surat yang merubah masa depannya. Mata jeli para penilai musik melihat kelebihan Aisha dalam menghayati dan memainkan alunan instrumen yang dibawakannya, dan akhirnya menggiringnya menjadi salah satu penerima beasiswa.

Aisha terus menunjukkan talentanya dengan mendapatkan penghargaan untuk Musisi Muda di salah satu orkestra bertaraf internasional yaitu BBC Symphony Orchestra. Aisha menerima pelatihan tatap muka dari beberapa musisi hebat BBC Symphony Orchestra sepanjang tahun 2024.

Kali ini tetes mata sang ibu adalah tetes mata bahagia, melepas gadisnya menuntut ilmu jauh disana, di London College. Hasil dari doa ibu yang tidak pernah kering. Di college berkelas dunia ini ada remaja berdarah Indonesia ikut mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia.

Semoga perjuangan Aisha dalam mencapai impiannya dapat menjadi motivasi bagi generasi muda dan menjadi duta bangsa. Aisha mahir memainkan flute, violin, dan piano dan ia siap berpartisipasi apabila Konsulat Indonesia maupun organisasi masyarakat Indonesia membutuhkan uluran tangannya. [IM]

 

 

 

 

Oleh Yoen Yahya

Previous articleBerpesta Demokrasi Untuk Negeri RI
Next articleHans & Jeremy Sangtoki: Orang Muda Pecinta Tuhan & Musik Klasik