Mulai Stres? Dengerin Musik Aja!

1930
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Banyaknya kebutuhan hidup dan aktivitas yang padat sering mengakibatkan timbulnya tekanan dari berbagai aspek yang sifatnya sangat mempengaruhi keadaan psikologis seseorang. Hal inilah yang cepat atau lambat mengakibatkan timbulnya stres. Stres biasanya dimulai dari rasa kewalahan akibat banyaknya tekanan dari luar dan dalam diri seseorang yang telah berlangsung cukup lama. Ketika stres melanda, tubuh membacanya sebagai sebuah serangan atau ancaman. Untuk melindungi diri, tubuh akan memproduksi berbagai hormon stres, seperti adrenalin, kortisol, dan norepinefrin.

Stres yang terjadi terus menerus pada pikiran dan area kejiwaan juga perlahan akan berdampak pada tubuh. Akibatnya, seseorang yang stres tidak akan bisa berpikir jernih, sehingga akan menyebabkan sulitnya melakukan interaksi sosial, kualitas hidup menurun, dan kesehatan akan terganggu. Peningkatan hormon stres dalam tubuh ini membuat Anda merasa deg-degan karena denyut jantung meningkat, napas jadi lebih cepat dan singkat, otot-otot menegang, tekanan darah naik, mudah cemas, sulit tidur, hingga sulit berpikir jernih.

Stres merupakan fakta umum dalam kehidupan dan setiap orang pasti pernah mengalami stres dalam perjalanan hidupnya. Stres dipandang sebagai resiko seseorang menjalani kehidupannya, namun sesungguhnya kemampuan mengatasi stres merupakan faktor dasar yang menentukan daya hidup manusia. Ketika tubuh mendapatkan energi untuk menghadapi suatu persoalan, sebenarnya keadaan tersebut sangat baik untuk meningkatkan kemampuan seseorang.

Stres perlu diatasi secara tepat agar tidak mengganggu pikiran dan pekerjaan serta kesehatan kita. Ketika seseorang mengalami stres, biasanya tidur merupakan cara yang dilakukan untuk mengatasinya. Namun sebenarnya, ketika sedang mengalami stres justru ada baiknya jangan langsung tidur. Berikan waktu bagi pikiran Anda bersantai agar tidur nyenyak dan tidak terganggu.

Banyak juga orang yang memilih menghilangkan stres dengan cara berbagi cerita dengan orang yang dipercaya, berkumpul dengan teman-teman, berlibur, pergi ke salon, dan melakukan hobi yang disukai. Bahkan tak jarang, banyak orang yang mengalami stres memilih untuk mendatangi dokter atau psikiater untuk menghilangkan stres yang sedang mereka alami. Padahal cara tersebut tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan belum tentu stres yang dialami terselesaikan dengan baik.

Nah, tahukah Anda bahwa terdapat cara lain untuk menghadapi stres yaitu dengan mendengarkan musik. Coba ingat-ingat lagi, pernahkah Anda mendengarkan musik lalu menjadi bersemangat, bergembira, atau merasa damai? Ternyata itu perasaan yang normal karena musik diyakini bisa membawa banyak dampak positif, termasuk pada kesehatan fisik dan mental.

Di hari-hari yang terasa berat, mengistirahatkan mental dan fisik dengan mendengarkan lagu favorit dapat menjadi penyelamat mood buruk Anda. Manfaat mendengarkan musik untuk menghilangkan stres sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Namun, pernahkah Anda bertanya, sebenarnya apa sih yang membuat musik bisa menghadirkan perasaan tenang atau bikin otak yang lagi mumet terasa “adem”? Apakah itu dari suara merdu sang biduan, lantunan melodi hasil ciptaan si penggubah lagu, atau justru dari genre musik itu sendiri?

Para ilmuwan dari University of Missouri setuju bahwa mendengarkan musik dapat memperbaiki mood orang-orang yang mendengarkannya. Penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Positive Psychology ini mengungkapkan bahwa perbaikan mood dan penurunan tingkat stres tampak terlihat setelah dua minggu rutin mendengarkan musik. Anda mungkin bertanya, kok bisa ya?

Lantunan musik yang kita dengar diawali oleh getaran gelombang suara. Gelombang suara ini kemudian masuk menuju telinga bagian tengah tempat bermukimnya gendang telinga, untuk selanjutnya diteruskan ke telinga dalam. Di area telinga dalam, gelombang suara ditangkap oleh sel-sel rambut yang terdapat di dalam koklea untuk diubah menjadi sinyal listrik. Barulah kemudian sinyal suara ini dikirim ke otak melalui serabut saraf telinga. Di otak, sinyal listrik ini menyebar ke berbagai bagian otak dalam waktu yang bersamaan.

Pertama, sinyal listrik ini mampir ke bagian otak temporal yang bekerja untuk memproses input indra dimana sinyal tersebut dirubah menjadi lantuan lagu yang kita dengar, memahami bahasa, dan mengatur emosi. Sinyal listrik ini juga mengalir ke hipotalamus otak, tempat produksi hormon sekaligus pengatur tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh. Saat merespon sinyal listrik tersebut, hipotalamus langsung bekerja meningkatkan mood bahagia dopamin sambil menurunkan hormon kortisol. Itu sebabnya segala macam gejala yang menyertai stres dapat lambat laun mereda selama Anda mendengarkan musik.

Dopamin dilepaskan karena adanya bagian otak temporal yang membantu Anda memahami bahasa dan menyimpulkan arti memberikan makna yang baik terhadap musik tersebut. Ketika Anda memahami lirik dan pesan apa yang ingin disampaikan oleh si biduan dalam lagunya, hal ini meningkatkan perasaan bahagia Anda saat mendengarkan lagu. Selanjutnya, sinyal listrik tersebut juga masuk ke area otak yang disebut dengan serebelum. Serebelum berfungsi untuk mengkoordinasikan anggota tubuh. Itu sebabnya ketika Anda mendengarkan musik favorit, tanpa sadar Anda ingin ikut menghentakkan kaki, mengetuk jari, atau bahkan berjoget mengikuti irama lagu yang Anda dengar.

Bagian otak lainnya yang disebut amigdala bekerja membantu mengatur emosi dan membantu membangkitkan ingatan bahagia akan lagu tersebut. Di saat yang bersamaan, bagian otak temporal masih terus bekerja untuk menyimpan ingatan baru. Tujuannya, agar di masa depan ketika Anda mendengarkan lagu yang sama, Anda akan otomatis mengaitkannya dengan ingatan yang menyenangkan. Selamat mendengarkan musik favorit Anda ya!

 

Previous articleMau Menangis? Silahkan Saja…
Next articleEastlakes Live By Crown Group Mendefinisikan Hub Perkotaan Modern