Thomas & Fenie: Belajar Menjadi Global Co-Preneur

506
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Siapa sangka, hobi roller skate membuat Thomas dan Fenie meluncur jauh ke pelaminan dan dunia bisnis.

Persahabatan dimulai saat mereka duduk di bangku SMP, walau tidak pernah satu sekolah, mereka dipertemukan dalam aktivitas roller skate. Fenie melanjutkan ke SMA TarQ dan Thomas ke Singapura, secara tidak sengaja bertemu lagi di Perth Australia saat keduanya menempuh pendidikan tinggi, kemudian mereka memulai karir di Melbourne.

Thomas mengambil jurusan Computer Science dan Fenie di Business Management. Putus nyambung dalam relationship hingga akhirnya ke pelaminan setelah 6 tahun pacaran. Pasangan yang hampir 30 tahun bersama ini membagikan manis pahit membangun Antzman.

Dari CCTV ke IT
Menikah di Australia dan memutuskan kembali ke Indonesia untuk kepentingan membantu usaha keluarga. Di Jakarta, mereka menjalani usaha keluarga yang bergerak di bidang CCTV (kamera keamanan) dengan Thomas sebagai IT specialist dan Fenie pengelola keuangan. Kemudian, menyadari bahwa anak-anak mereka beranjak remaja, pada tahun 2017, mereka memutuskan untuk merintis bisnis kedua yang menjadi milik mereka sendiri agar nantinya ada legacy untuk ketiga anak mereka.

Perusahaan tersebut diberi nama Antusias Teknologi Mandiri, dengan singkatan ATM, yang terinspirasi dari nama anak-anak kesayangan mereka, yaitu Abigail, Theodore, dan Maximus. Brand atau website mereka awalnya bernama Antusias.id, namun karena visi untuk menjadi global software provider, mereka re-branding menjadi Antzman.com pada waktu berekspansi ke Australia sejak 2019 dengan nama Ant Tech Management Pty Ltd. Antzman sendiri adalah singkatan dari kedua perusahaan tersebut.

Mengambil filosofi semut bahwa semut tidak pernah bekerja sendiri, begitu juga dengan bisnis mereka. “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen,” ujar Thomas menjelaskan betapa quote ini menginspirasinya untuk membangun bisnis yang anggotanya saling membantu bergotong royong demi kesuksesan bersama.

Antzman menyediakan perangkat lunak kepada perusahaan distribusi untuk meningkatkan efisiensi hingga 350%. One database bagi perusahaan yang multi lokasi, bahkan holding company yang memiliki multi company. Dengan fitur lengkap yang mencakup semua aktifitas dari A sampai Z, para pemilik bisnis hanya perlu menggunakan satu platform sehingga mereka tidak perlu memindahkan data, hanya cukup menggunakan modul-modul tersebut yang saling berintegrasi.

Kolaborasi dan Komunikasi
Memisahkan kehidupan pribadi dan profesional sebagai suami istri dan mitra bisnis bukanlah perkara mudah. Thomas dan Fenie mengakui bahwa kehidupan pribadi dan profesional mereka tidak terpisahkan, “Namun, pada saat konflik, kami membiasakan membereskan masalah domestik terlebih dahulu sebelum melakukan meeting dengan klien karena kami mau selalu memberikan yang terbaik.” ungkap Thomas, dilanjutkan oleh Fenie “Kebayang ga kalau wajah kita susah senyum di depan klien kalau lagi ada masalah? Apalagi saya di garda depan yang in charge in finance, selling or anything dealing with people. Sedangkan Thomas bekerja di balik layar, untuk System, SOP, dan acquire new client or partners.

Demi mencapai tujuan, mereka berkolaborasi dan bersinergi dengan kekuatan mereka masing-masing, bukan hanya dalam kepakaran bidang ilmu mereka, tapi juga dalam personality yang bisa mendukung berjalannya bisnis dengan baik. Thomas yang tegas an organized, dan Fenie yang fleksibel dan easy-going. Mereka membangun budaya kerja di Antzman sebagai rekan dan teman, bukan sebagai atasan dan bawahan, sehingga setiap anggota tim punya rasa kepemilikan dan tanggung jawab untuk mencapai goals.

Kami belajar memiliki Prioritas supaya mencapai keseimbangan. Urutan Prioritasnya adalah: Spiritual, Keluarga kemudian Bisnis/Pekerjaan. Berhasil mencapai keseimbangan bukan sebuah event satukali tapi sebuah proses yang harus terus menerus mereka usahakan. “Ibarat seperti seorang akrobat yang berjalan di tali dengan membawa satu tongkat yang panjang. Adakalanya kami tidak seimbang waktu kami sibuk dengan project tertentu, tapi kami harus membalikkan dan memberikan waktu kami untuk yang lainya juga.”

Menjadi Head of IBC Australia Jakarta Chapter
Sesuai dengan Visi dan Misi IBC Australia dan Antzman, Thomas dan Fenie ingin membantu para pelaku usaha untuk bisa memajukan bisnis mereka. Salah satunya adalah menyediakan wadah Networking di mana para anggota dapat saling mengenal dan bekerja sama. Dan juga memperlengkapi mereka dengan knowledge dan expertise dari para pengusaha lainnya, juga menjembatani bagi mereka yang ingin berekspansi keluar Indonesia melalui program-program kerja sama dengan pemerintah Indonesia, salah satu negara tujuannya yaitu Australia dan negara sekitarnya.

Satu hal yang ingin disampaikan oleh Thomas pesan dari President IBC Australia, Bapak Josep Rustam mengenai nasihat dalam berorganisasi “Kepada anggota IBC Jakarta (ketika dalam event IBC) adalah agar selalu bijak, menggunakan common sense dan memperhitungkan business risk ketika menghadiri/melakukan business matching”.

“Kami sendiri masih belajar dari President IBC Australia, Bapak Josep dan rekan-rekan di IBC pusat. Kami berharap dengan mendengarkan para anggota IBC Australia, kami bisa mengenalkan kepada orang-orang yang tepat sehingga kerja sama dan keinginan atau ekspektasi tersebut dapat terpenuhi,” tegas Thomas mengakhiri kisahnya. [IM]

*co-preneur = couple entrepreneur, are entrepreneurial couples who work together as co-owners of their business.

—————————————————————————————————–

 

 

 

Untuk membership, silahkan mendaftar ke situs
web IBC Australia dan lengkapi formulirnya:
www.ibcaustralia.com.au/membership-form/

Previous articlePemilu 2024 Di Australia: Perayaan Demokrasi WNI Di NSW, Queensland, Dan South Australia
Next articleBerpesta Demokrasi Untuk Negeri RI