Dari dunia korporat ke dunia kopi, mungkin terdengar seperti perubahan karir yang drastis. Namun, untuknya ini hanyalah sebagian dari kehidupan yang penuh dengan gairah eksplorasi, baik dari sisi karier maupun sisi pengembangan diri.
Pria 39 tahun ini mahir dalam empat bahasa – Indonesia, Inggris, Jepang, dan Spanyol – dan tidak sungkan menggunakan kemampuannya untuk membangun kehidupan baru di Sydney bersama istrinya.
Hi, Randy! Bisa ceritakan kapan pindah ke Sydney dan apa alasan pindah ke sini?
Saya baru kurang lebih sebulan setengah tinggal di Sydney, dari mid May. Alasan utamanya karena menemani dan support istri yang mau melanjutkan study di Sydney. Selain itu juga karena tertarik dengan coffee culture di Australia. Plus, poinnya, di Sydney juga banyak relatif dan teman-teman dari Indonesia.
What were you doing sebelum pindah ke Sydney? Apa yang membuatmu tertarik ke Australia? Mengapa pilih Sydney daripada kota-kota lainnya?
I was a corporate worker di Jakarta. Yang membuat tertarik ke Australia karena coffee culture-nya. Di Jakarta pun aku juga sudah tertarik sama dunia kopi. Coffee culture di Australia itu menurutku sangat kuat, hampir setiap orang minum kopi di pagi dan siang hari, dan kopi seperti sudah jadi bagian dari kehidupan mereka sehari hari.
Terlebih dari itu, orang Australia lebih suka minum kopi dengan espresso based, seperti cappucino, long black, latte, flat white. Cukup berbeda dengan coffee culture di Indonesia yang lebih populer dengan es kopi susu gula aren dan manual brewing.
So far, what is your impression of Sydney – apakah mirip atau beda dengan bayanganmu?Sydney is vibrant, bustling and energetic city. Aku sudah dua kali ke Sydney sebelumnya. Banyak aktivitas menarik seperti Vivid Sydney, weekend market, dan pastinya banyak coffee shop menarik dengan karakteristik yang berbeda-beda. Selain itu, kebetulan aku juga tertarik tentang craft beer, dan di sini banyak craft beer brewery yang menarik buat dieksplor.
Apa yang paling menarik tentang kehidupan di Sydney so far? Apa yang paling menyulitkan? Yang paling menarik karena Sydney sangat multikultural, kita bisa bertemu orang dari berbagai negara di sini dan sangat mudah untuk berteman dengan orang-orang dari negara lain, baik dari sesama negara di Asia, seperti Korea, China, Jepang, Vietnam, maupun dari benua lain seperti UK, Chile, atau Saudi Arabia. Ini juga membantuku untuk mengasah kemampuan berkomunikasi dengan bahasa asing, seperti bahasa Jepang, Spanyol dan Inggris.
Sampai saat ini, aku masih struggle untuk berkomuter dengan public transportation untuk bekerja, karena bekerja di coffee shop di sini selalu mulai dari pagi, sedangkan aku tinggal di suburb dan perlu waktu kurang lebih 1 jam untuk reach city area dengan public transportation. Aku harus berangkat pagi-pagi sekali untuk bisa tiba tepat waktu untuk bekerja.
Apa harapanmu ke depannya dengan kehidupan di Sydney?
Harapannya saat ini dan ke depan mungkin lebih untuk bisa belajar lebih banyak tentang kopi di Australia, mendapatkan pengalaman bekerja di bidang kopi sebagai barista dengan workflow yang lebih efektif.
Apakah sudah mendapatkan kesempatan untuk masuk ke bidang barista? Apakah sulit untuk memasukinya? Dan bagaimana pengalamannya sebagai seorang barista dibanding dengan menjadi seorang corporate worker?
Saat ini, kebetulan aku baru mulai bekerja sebagai barista di Sydney. Prosesnya gampang-gampang susah, ya. Pastinya harus punya basic skill coffee making dengan espresso machine, harus mau belajar mastering workflow coffee shop di Sydney, selain itu penting juga untuk punya koneksi yang bisa jadi referral saat apply kerja.
Baik jadi barista maupun corporate worker punya benefit dan challenge yang berbeda, sih, jadi mungkin nggak bisa di-compare secara langsung.
Apakah ada tips bagi orang-orang Indonesia yang ingin mengeksplor kehidupan di Australia sepertimu?
Banyak-banyak mencari tahu dan jangan takut untuk memperluas koneksi, tidak hanya dengan sesama komunitas Indonesia tapi juga perlu dengan orang-orang Australia dan negara lain. Selain bisa memperluas perspektif diri, pertemanan mancanegara juga bisa membantu kita untuk mengenal culture dan kebiasaan di Australia yang berbeda dengan Indonesia. [IM]