Menelusuri Jejak Suryaty Tanoto: Anak Medan Pemilik Bisnis Cokelat

381
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Setiap kisah sukses seringkali berakar dari perjalanan yang penuh tantangan. Begitu pula dengan kisah Suryaty Tanoto, seorang entrepreneur muda yang lahir dan dibesarkan di Medan. Sejak kecil, Suryaty sudah menempuh jalan yang tak biasa. Pada usia enam tahun, ia pindah ke Singapura, meninggalkan tanah kelahirannya demi mengejar pendidikan yang lebih baik. Langkah ini bukan hanya menandai awal perjalanan pendidikannya, tetapi juga menuntunnya menjadi pebisnis yang sukses seperti saat ini.

Masa Kecil dan Remaja Suryaty lahir dari keluarga pebisnis industri baja. Wanita kelahiran Medan ini memiliki zodiak Aries yang terkenal memiliki semangat tinggi dan keberanian dalam mengejar impian. Selain berfokus pada pendidikan, ia juga menyukai seni. Hobi bermain piano dan melukisnya menunjukkan bahwa kreativitas adalah bagian integral dari hidupnya.

Setelah menempuh pendidikan di Singapura, Suryaty melanjutkan ke SMA di Massachusetts, Amerika Serikat, dan meraih gelar sarjana di bidang keuangan (akuntansi) di Boston College. “Studi saya membantu saya untuk mendirikan bisnis ini, dengan berpikir kritis dan menggunakan sumber daya dengan baik,” ungkapnya. Keahlian di bidang keuangan membantunya dalam merencanakan strategi bisnis dan inovasi desain produk.

Potensi Kakao Indonesia
Inspirasi di balik Jika Chocolat muncul saat Suryaty berwisata ke pedesaan Indonesia. “Kami terpesona oleh keragaman rempah-rempah dari kepulauan Indonesia,” ceritanya. Cintanya pada cokelat dan keinginan untuk memperkenalkan warisan kakao Indonesia ke dunia menjadi motivasi utama untuk menciptakan produk berkualitas tinggi yang bersumber secara etis.

“Kami bekerja langsung dengan petani lokal dan berkomitmen pada praktik berkelanjutan,” tegasnya.

Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Seperti banyak bisnis lainnya, Jika Chocolat menghadapi tantangan, terutama pada masa awal berdirinya. Suryaty menceritakan kesulitan dalam mendapatkan biji kakao berkualitas. “Kami hanya menemukan biji kakao asalan dan membutuhkan waktu dua tahun untuk mencapai kualitas yang sangat baik,” katanya. Pengalaman ini mengajarkan tentang pentingnya ketahanan dan inovasi dalam menjalankan bisnis. 

Suryaty juga percaya bahwa kepemimpinan yang baik adalah kunci keberhasilan tim. “Kepemimpinan adalah tentang empati dan komunikasi yang jelas,” ujarnya. Ia berkomitmen untuk menciptakan lingkungan di mana setiap orang merasa dihargai dan berkontribusi terhadap visi perusahaan.

Partisipasi di Trade Expo Indonesia 2024
Melalui Jika Chocolat, Suryaty juga bermaksud untuk memberdayakan kekayaan budaya Indonesia. Banyak resepnya terinspirasi oleh teknik dan bahan-bahan tradisional, memastikan setiap produk membawa warisan kuliner Indonesia. 

Partisipasinya di Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 menjadi momentum penting untuk memperkenalkan produk-produk uniknya kepada audiens yang lebih luas. “Umpan balik positif yang kami terima sangat menggembirakan, terutama mengenai rasa khas kami,” katanya dengan semangat.

TEI 2024 juga membuka peluang baru bagi Jika Chocolat untuk memperluas pasar ke Australia, semakin memperkuat posisinya di industri kakao internasional. “Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan memperkenalkan keindahan cokelat Indonesia kepada dunia,” tutup Suryaty, menegaskan visi dan misi besarnya.

Rencana Ekspansi Bisnis Cokelat ke Australia
Kini, Suryaty tengah merencanakan ekspansi bisnisnya ke Australia. Menurutnya, langkah ini adalah bagian dari strategi pertumbuhan, mengingat meningkatnya permintaan cokelat berkualitas di pasar internasional, khususnya di Australia. “Australia memberikan platform yang unik untuk menjangkau audiens yang lebih luas,” tambahnya.

Suryaty Tanoto adalah contoh nyata dari seorang entrepreneur yang tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga menghargai keberlanjutan dan budaya. Dengan semangat dan komitmennya, Jika Chocolat berpotensi untuk menjadi salah satu pelopor dalam industri cokelat global.

Memperluas Jejaring di IBC Australia
Bergabung dengan IBC Australia Chapter Jakarta menjadi salah satu langkah strategis bagi Suryaty. Ia berharap bisa terhubung dengan pemimpin bisnis lain yang sejalan dan memperluas jaringan Jika Chocolat di pasar internasional.

Komitmennya untuk menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi dan bersumber secara etis membuat Jika Chocolat unik. Dengan memasukkan rasa khas lokal seperti kacang kenari dan rempah-rempah Indonesia lainnya, Suryaty menciptakan perpaduan antara teknik pembuatan cokelat tradisional dan modern. [IM]

Oleh: Sari Puspita Dewi

 

Untuk membership, silahkan mendaftar ke situs web IBC Australia dan lengkapi formulirnya: www.ibcaustralia.com.au/membership-form/

Previous articleHandy Liu: Finding Family in Sydney
Next articleIBC Australia Tunjukkan Komitmen dalam Mendukung Ekspor Indonesia di Trade Expo Indonesia 2024