Perempuan Adalah Tiang Negara

865
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Apabila perempuan bagus, akan bagus negaranya.
Apabila perempuan bagus dalam masyarakat dan rumah tangganya.
Maka bagus pula masyarakat dan rumah tangganya.
Dan sebaliknya apabila perempuan itu tidak bagus.
Maka tidak bagus pula negara, masyarakat dan rumah tangganya.

Program IWINA Podcast episode 4 yang diadakan pada hari Sabtu, 18 Desember 2021 lalu merupakan program penutup IWINA di akhir tahun 2021. Program bertema “Social Interaction in Islam” tersebut menghadirkan pembicara yang sudah tidak asing lagi, yaitu Ustadzah Halimah Alaydrus, dan dipandu oleh duo MC Fatma Lenggogeni dan Humaira Helmy yang merupakan pasangan host yang kompak. 

Sungguh merupakan satu paket program yang sangat menarik. Tak heran banyak peserta yang hadir secara virtual melalui Zoom di acara tersebut, karena tidak ingin melewatkan program tersebut. Selama dua jam peserta tidak ingin beranjak dari depan komputer, laptop ataupun HP, karena begitu menarik materinya.

Hari sudah larut malam, tapi mata ini belum juga bisa terpejam. Tausiah Ustadzah Halimah Alaydrus yang kuikuti siang tadi terasa mendalam dan membekas di hati. Terngiang suara beliau yang tegas mengatakan bahwa “perempuan adalah tiang negara”. Apabila perempuan-perempuan dalam suatu negara itu bagus, maka negaranya juga bagus. Negara dalam skala kecil adalah komunitas, dan lebih kecil lagi adalah rumah tangga.

Jadi jika perempuan-perempuan itu bagus dalam rumah tangga dan masyarakat, maka baguslah rumah tangga dan masyarakatnya. Dan sebaliknya, apabila perempuan-perempuan itu tidak bagus, maka tidak baguslah sebuah negara, masyarakat dan rumah tangganya. Begitu tinggi dan pentingnya peranan seorang perempuan dalam rumah tangga dan dalam masyarakat, dan begitu besarnya amanah dan tanggung jawabnya. Hatiku bergemuruh menyadari besarnya beban yang dipikul oleh perempuan.

Menjadi perempuan yang kuat di jaman ini banyak tantangan dan rintangan yang harus dihadapi. Jaman dengan teknologi canggih dan banyaknya godaan yang dihadapi diluar sana, sehingga tidak jarang terjadi pada pagi hari seseorang masih dalam kondisi beriman, sedangkan di sore hari imannya bisa tergadaikan. Maka perlunya kekuatan iman seorang perempuan dalam menghadapi tantangan dan godaan di jaman seperti sekarang ini.

Mengapa Nabi Muhammad SAW mengumpamakan perempuan sebagai tiang, dan bukan sebagai dinding yang menutupi semua aib, atau sebagai pintu yang membuka semua kebaikan, atau sebagai atap yang melindungi semua keluarganya. Sebab tiang adalah bagian yang terkuat dalam sebuah bangunan. Jika bagian lain dirobohkan, suatu bangunan masih tetap bisa berdiri. Tetapi jika tiangnya yang roboh, maka robohlah bangunan tersebut. Artinya, dalam sebuah rumah tangga, keadaan suami dan anak sangat dipengaruhi oleh keadaan istrinya atau ibunya, karena istri atau ibu tersebut adalah tiang bagi mereka.

Don’t be afraid. Be focused. Be determined. Be hopeful. Be empowered

Perempuan diharapkan menjadi tempat terpusatnya kekuatan dalam rumah tangga. Tiang tidak harus cantik bahkan tersembunyi. Perempuan yang kuat tidak harus cantik secara lahiriah, tetapi perempuan yang mampu menghadapi berbagai rintangan. Saat ini kita dihadapkan pada dunia dimana kecantikan dianggap sebagai prioritas, sehingga timbul pemikiran yang salah bahwa jika tidak cantik, maka tidak berhak bahagia dan bermanfaat bagi yang lain. Sehingga banyak perempuan berlomba dengan berbagai cara agar tampil cantik, seperti menjalani operasi plastik, melakukan perawatan kecantikan dengan berbagai cara, bahkan dengan hal-hal yang tidak dibenarkan dalam agama, dan dapat menimbulkan penyakit.

Hal yang lebih mengkhawatirkan lagi, keinginan untuk cantik tersebut dapat mengakibatkan penyakit mental, seperti kecanduan untuk menjadi cantik.

Penampilan yang cantik adalah saat kita merasa nyaman dengan diri sendiri, saat kita tidak iri dengan orang lain. Kita akan lebih cantik

Allah tidak menciptakan manusia baik laki-laki maupun perempuan dengan kekuatan, melainkan menciptakan mereka dengan segala kekurangan dan kelemahan. Sumber kekuatan dan kesempurnaan adalah milik-Nya. Sekuat apapun seseorang, dia tidak akan mampu berdiri tegak selamanya. Ada saatnya dia akan oleng, roboh dan mencari tempat bersandar. Maka di saat lemah kita memanggil-Nya, berpegang dan bersandar kepada-Nya.

Dari ulasan yang disampaikan pembicara, seorang perempuan kuat adalah perempuan yang tidak mudah menyerah, tidak menyalahkan diri sendiri dan tidak menyesali diri. Bukan perempuan yang kuat jika saat ditimpa musibah, dia tidak mau menerima keadaan dan berucap “why me?”. Saat rintangan dan ujian datang, dia tidak melarikan diri. Dia harus meyakini kebesaran-Nya, bahwa tidak ada yang bisa memberi ketika Allah menghalangi, dan tidak ada yang bisa menghalangi ketika Allah memberi; tidak ada yg bisa menolak apapun yang menjadi keputusan-Nya; dan tidak ada yang mempunyai kekuatan di atas kekuatan Allah.

Maka setiap kali kita mendapat ujian-Nya, hendaknya kita kembalikan semuanya kepada-Nya. Sebab kita tidak dapat mengendalikan apapun, bahkan diri kita sendiri, anak-anak kita, keluarga kita apalagi orang lain. Hendaknya kita tidak mempermasalahkan yang menjadi takdir Allah. Sebab takdir Allah itu indah bagi orang yang selalu menggantungkan hatinya hanya kepada-Nya. Seorang perempuan tangguh akan mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tidak bergantung kepada orang lain. Dia akan menasehati anak-anaknya dengan lembut untuk mensyukuri apa yang sudah diberikan-Nya. Ketidaksempurnaan tidak akan membuatnya lemah, bahkan memaksimalkan kekurangan itu menjadi bermanfaat. 

Di malam hari seorang ibu akan berurai air mata, berdoa dalam sujudnya dengan khusyuk, mengadu, mengangkat tangan dan memohon hanya kepada-Nya untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Banyak contoh anak-anak dengan berbagai keterbatasan bisa menjadi sukses. Semua berkat doa dan peranan perempuan, yaitu seorang ibu yang tangguh. Ibu yang tidak mempermasalahkan yang menjadi takdir Allah, yang mendekat kepada Allah dengan mentaati perintah-Nya dan meninggalkan dosa, yang ingin dicintai Allah dengan mengerjakan ke-sunahan dan jalan hidup yang sudah diajarkan oleh Baginda Nabi Besar Muhammad Saw. Apabila dia menjalankan dengan ikhlas, berlapang dada dan bersandar kepada-Nya, maka semua yang dia kerjakan akan dibimbing Allah.

Seorang perempuan tangguh yang apabila dia berbicara, maka lisannya hanya berbicara hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi orang sekellilingnya. Lisannya memilih untuk memuji daripada mencaci. Lisannya mengerti harus berbicara apa, kepada siapa dan di waktu kapan. Dia hanya berbicara yang tepat pada orang yang tepat. Telinganya hanya mendengar hal-hal yang baik, tidak sibuk menyelidik aib dan kekurangan seseorang. Tangannya akan digerakkan untuk mudah membantu orang lain, mendekap anaknya, menguatkan suaminya dan bersedekah, agar menjadi tangan yang bermanfaat. Kakinya hanya melangkah ke tempat-tempat yang sudah tahu pasti nilai kebaikannya.

Perempuan tangguh di jaman sekarang tidak hanya bergerak dalam rumah tangga, tetapi juga bergerak lebih luas dalam masyarakat, dan memiliki peran yang besar bagi kemajuan bangsa dan negara. Saat ini banyak perempuan yang berkiprah dalam bidang politik, berwirausaha, peningkatan mutu pendidikan di sekolah/universitas, dan lain-lainnya. Peran pendidik tidak hanya bagi perempuan berstatus ibu, melainkan juga bagi seluruh perempuan dengan jalan mendidik dirinya sendiri. [IM]

I raise up my voice – not so I can shout, but so that those without a voice can be heard. We cannot all succeed when half of us are held back. (Malala Yousafzai)

Oleh Yoen Yahya

Previous articleSahabat
Next articleUnity In Diversity