Jauh sebelum pandemi datang, yang membawa kita pada banyaknya berita kematian, sejumlah penyakit nyatanya telah lebih dulu menjadi penyebab kematian tertinggi. Salah satunya adalah penyakit jantung. Berdasarkan statistik, penyakit ini merenggut hingga 17,9 juta nyawa setiap tahunnya.
Jantung, sebagai salah satu organ sendiri, tak dimungkiri memiliki fungsi yang sangat vital bagi kelangsungan hidup manusia. Perannya dalam memompa darah ke seluruh tubuh membuat seluruh sistem dan organ di dalam tubuh tetap berfungsi dengan baik. Tak mengherankan jika kesehatannya pun harus senantiasa dijaga.
Dua Musuh Jantung
Caranya bagaimana? Bisa dengan olahraga atau melakukan aktivitas fisik dengan teratur, menghindari rokok, hingga tidur yang cukup.
Terdergar sederhana, namun nyatanya cara-cara ini tak semudah itu bisa dilakukan, apalagi diaplikasikan oleh semua orang. Terbukti dengan masih banyaknya orang yang lebih suka rebahan dan menumpuk lemak ketimbang olahraga, pun demikian dengan mereka yang masih bolak-balik merokok dan bercengkerama dengan minuman beralkohol.
Sebagai bagian dari usaha untuk mengedukasi sekaligus mendorong publik agar menerapkan pola hidup sehat, peringatan hari jantung sedunia pun dirasa penting demi menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap betapa mematikannya penyakit jantung. Hingga kini, Hari Jantung Sedunia terus didukung oleh organisasi seperti World Health Organization dan UNESCO.
Lewat peringatan yang jatuh setiap tanggal 29 September, WHF mengajak masyarakat di dunia untuk tidak hanya menghindari rokok dan alkohol, tetapi juga menjauhkan pola makan buruk. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk rajin berolahraga, cek darah secara rutin, dan mengelola stres dengan baik guna mencegah kematian dini.
Mengapa Hari Jantung Penting?
Ide untuk memeringati hari jantung sendiri pertama digagas oleh Antoni Bayés de Luna, presiden WHF dari tahun 1997-99. Pada awalnya, ini berlangsung setiap Minggu terakhir bulan September, dengan perayaan pertama berlangsung pada 24 September 2000. Setelah tahun 2011, tanggal 29 September pun dipilih sebagai hari Jantung Sedunia.
Melansir situs Federasi Jantung Dunia, pada Mei 2012, para pemimpin dunia berkomitmen untuk mengurangi kematian global akibat penyakit tidak menular (NCD) sebesar 25 persen pada tahun 2025. Penyakit jantung menjadi penyebab hampir setengah dari semua kematian NCD, menjadikannya pembunuh nomor satu di dunia.
Melalui kampanye hari jantung sedunia, WHF mempersatukan orang-orang dari semua negara dan latar belakang untuk memerangi beban Cardiovascular disease (CVD) serta mendorong aksi internasional untuk mendorong hidup sehat jantung di seluruh dunia.
Apa itu Kardiovaskular?
Penyakit jantung dan pembuluh darah atau penyakit kardiovaskular sendiri sebenarnya mencakup banyak kondisi, di mana ini ditandai dengan penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina), atau stroke.
Penyakit kardiovaskular termasuk kondisi kritis yang butuh penanganan segera. Terlebih mengingat jantung adalah organ vital yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika jantung bermasalah, peredaran darah dalam tubuh pun bisa terganggu.
Kardiovaskular (CVD) meliputi sekelompok gangguan jantung dan pembuluh darah, diantaranya penyakit jantung koroner, yakni penyakit pembuluh darah yang memasok otot jantung; penyakit serebrovaskular, yakni penyakit pembuluh darah yang memasok otak; penyakit arteri perifer, yakni penyakit pembuluh darah yang memasok lengan dan kaki; penyakit jantung rematik, yakni sebuah kerusakan otot jantung dan katup jantung akibat demam rematik yang disebabkan oleh bakteri streptokokus dan banyak lagi.
Adapun faktor risiko perilaku yang paling penting dari penyakit jantung dan stroke adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, penggunaan tembakau, dan penggunaan alkohol yang berbahaya. Efek dari faktor risiko perilaku dapat muncul pada individu sebagai peningkatan tekanan darah, peningkatan glukosa darah, peningkatan lipid darah, dan kelebihan berat badan dan obesitas. “Faktor risiko menengah” ini dapat diukur di fasilitas perawatan primer dan menunjukkan peningkatan risiko serangan jantung, stroke, gagal jantung, dan komplikasi lainnya.
Serangan jantung dan stroke biasanya merupakan kejadian akut dan terutama disebabkan oleh penyumbatan yang mencegah darah mengalir ke jantung atau otak. Alasan paling umum untuk ini adalah penumpukan timbunan lemak di dinding bagian dalam pembuluh darah yang memasok jantung atau otak. Stroke dapat disebabkan oleh pendarahan dari pembuluh darah di otak atau dari bekuan darah.
Nggak Sekadar Dag Dig Dug
Sebagai penyakit nomor satu yang menyebabkan kematian secara global, penyakit jantung jelas menjadi musuh paling berbahaya bagi manusia. Ibarat pepatah, tak kenal maka tak sayang, maka mengenali penyakit ini pun menjadi penting sebagai upaya pencegahan ke depannya. Berikut beberapa fakta penting tentang penyakit jantung:
• Diperkirakan 17,9 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat penyakit kardiovaskular
pada tahun 2016, mewakili 31% dari semua kematian global.
• Serangan jantung terjadi ketika darah yang kaya oksigen tersumbat dan tidak dapat
mengalir ke jantung. Bagian jantung tanpa oksigen mulai mati jika alirannya tidak
dipulihkan dalam waktu yang cukup.
• Seseorang yang akan mengalami serangan jantung menunjukkan gejala berikut nyeri
atau ketidaknyamanan (di dada, lengan, bahu, siku, rahang, atau punggung), sesak
napas, dan mual atau muntah.
• Serangan jantung dan stroke BISA dihindari. 80% diantaranya dapat dicegah dengan
menghindari penggunaan tembakau, aktivitas fisik secara teratur, menjaga pola makan
yang sehat, dan secara teratur memeriksa tekanan darah, gula darah, dan lipid darah.
• Rata-rata, tidak merokok, menjaga berat badan yang sehat, dan mengendalikan gula
darah, tekanan darah dan kolesterol dapat menambah 10 tahun umur seseorang. [IM]