Atasi Masuk Angin dengan Kerokan Boleh-boleh saja, tapi…

4120
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Mengobati masuk angin dengan cara kerokan seperti telah menjadi kebiasaan bagi kebanyakan orang Indonesia. Dan ini telah berlangsung sangat lama, bahkan sejak ratusan tahun yang lalu. Terapi atau pengobatan tradisional ini umumnya melibatkan sejumlah benda, dalam hal ini benda tumpul yang mampu membantu dalam pengobatan termasuk koin, batu giok, kelereng, hingga bahkan jahe dan potongan bawang merah. Selain menggunakan alat bantu tersebut, kerokan juga membutuhkan beberapa cairan yang berfungsi melicinkan punggung ketika terapi (kerokan) dilakukan. Adapun cairan yang biasanya digunakan adalah minyak telon, minyak zaitun, minyak kelapa dan lation.

Lantas, adakah perbedaan antara terapi kerokan di masa lampau dan di masa kini saat semuanya mengarah pada sesuatu yang serba canggih? Well, percaya tidak percaya, tidak ada yang berubah dari terapi kerokan dari dulu sampai sekarang. Menggunakan cairan licin seperti yang telah disebutkan, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya iritasi kulit. Lalu, kita tinggal menggarukkan koin ke permukaan tubuh hingga bagian yang dikerok itu berubah warna menjadi kemerahan. Nah, saat warna sudah berubah menjadi kemerahan itulah kabar baik datang. Artinya peradangan yang mengandung banyak darah akibat dari pembuluh kapiler yang awalnya kosong karena penyempitan telah melebar dan diisi dengan aliran darah.

Pendek kata, pori-pori terbuka sebagai jalan bagi angin untuk keluar. Namun demikian, lepas dari manfaat ampuh yang diberikan untuk mengusir masuk angin, terapi kerokan juga tak bisa dipungkiri memiliki dampak berbahaya bagi kesehatan tubuh. Efek atau dampak kerokan memang tidak dirasakan secara langsung melainkan akan dirasakan dalam waktu yang relatif lama. Efek kerokan bisa mengakibatkan masuknya bakteri dan virus lantaran melebarnya pori-pori, disamping juga berpotensi memicu stroke, khususnya bila itu dilakukan secara terus-menerus pada tempat yang sama. Hmm… ngeri juga ya.

Anyways, ngomong-ngomong soal tradisi kerokan, tahu nggak sih kalau ternyata ini tidak hanya familiar di Indonesia saja? Beberapa negara seperti Vietnam, Kamboja, dan China juga disebut-sebut telah menggunakan metode ini sebagai salah satu tahap penyembuhan penyakit. Hanya saja namanya yang berbeda. Mulai dari cao giodi (menurut masyarakat Vietnam), goh kyol (menurut masyarakat Kamboja), dan gua sua (menurut masyarakat China).

Previous articleMoleskine Smart Writing Set
Next articleSydney Big Church Day Out