Risiko penyakit ginjal dapat meningkat bila disertai dengan obesitas. Selain itu, obesitas juga dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes dan jantung. Ria Bandiara selaku Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia Jawa Barat mengingatkan kembali bahaya dari obesitas.
Pada dasarnya, kegemukan merupakan awal dari obesitas. Obesitas membuat kinerja ginjal menjadi lebih keras. Ginjal akan menyaring darah lebih banyak agar sistem metabolisme dalam tubuh tetap lancar. Ginjal yang terlalu keras bekerja dapat merusak fungsi sebenarnya, sehingga mengakibatkan munculnya penyakit ginjal kronik.
Pada umumnya, penyakit ginjal tidak menimbulkan rasa sakit. Maka dari itu, tidak mudah untuk mengenali bagaimana gejala orang terkena penyakit ginjal. Gejala awal yang bisa dijadikan pertanda mengidap penyakit ginjal kronis adalah berkurangnya jumlah urine, kencing berbuih, berpasir, berdarah dan hipertensi. Akan tetapi, untuk mengantisipasinya, dapat melakukan pemeriksaan urine setahun sekali.
Respons tubuh pada penyakit ginjal berupa rasa nyeri pada pinggang, sedangkan nyeri di sekitar kandung kemih menunjukkan infeksi saluran kemih. Inilah terkadang yang membuat orang bingung. Mengatur jumlah asupan makanan sangat penting untuk menghindari obesitas. Takaran makanan yang tepat dengan menjaga pola hidup sehat tidak dapat menyebabkan obesitas. Olahraga juga diperlukan untuk menjaga badan tetap sehat karena dapat membakar kalori dan lemak dalam tubuh. WHO menyarankan olahraga dilakukan selama 150 menit dalam satu minggu dengan pembagian waktu. [IM]