Irwan Santoso Ie

706
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Batik: Keindahan Karya Seni Dan Kekayaan Warisan Budaya Nusantara  

Sungguh membanggakan bahwa batik adalah warisan asli bangsa Indonesia yang telah diakui secara internasional. INDOMEDIA menghubungi salah satu die-hard fan-nya batik– hingga ke pasar aja pakai batik, lho! Dari beliau, kita akan belajar banyak betapa kaya, indah, dan berharganya warisan bangsa yang satu ini.

Sebelum berbincang dengan Pak Irwan, kita harus mengerti mengapa Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober. Menurut Kompas.com dipilihnya tanggal ini bukan tanpa alasan. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menetapkan batik menjadi warisan budaya tak benda tepat pada tanggal 2 Oktober 2009. Merespons apresiasi ini, pemerintah pun menetapkan Hari Batik Nasional yang diperingati pada 2 Oktober setiap tahunnya.

Nah, dalam merayakan hari Batik bulan ini, INDOMEDIA menemukan orang yang tepat untuk berbincang-bincang tentang batik. Mari kita langsung simak pembelajaran yang sangat penting dan bagus ini dari Irwan Santoso IE.

Bisa ceritakan sejak kapan Anda menyukai batik dan mengapa batik?
Sejak SMA saya menyukai batik, tapi waktu itu bukan batik tulis, karena harganya mahal buat anak SMA, seperti saya, waktu itu. Jadi, saya pakai batik cetak.

Apakah ada peristiwa khusus yang menyebabkannya?
Tidak ada peristiwa khusus. Saya hanya suka dan merasa pantas pakai batik warna sogan.

Menurut Anda, batik itu apa?
Batik itu ada yang cetak, cap, dan tulis. Di sini, saya hanya mengkhususkan batik tulis yang “hand-made”, disebut juga ATBM (Alat Tulis Bukan Mesin), yaitu batik yang dikerjakan secara manual sehingga hasilnya tidak akan pernah sama persis. Ini merupakan keindahan karya seni dan kekayaan warisan budaya Nusantara. Pasalnya, batik dari berbagai kota di Indonesia memiliki motif yang berlainan.

Apakah Anda memiliki ketertarikan khusus pada batik tertentu?
Ya, saya suka mengoleksi kain batik tulis kuno. Mengapa? Saya melihat bahwa batik tulis kuno ini memang berbeda kalau dibandingkan dengan batik baru. Batik kuno ini bisa lebih rumit detail-detailnya, motif, dan kehalusannya. Juga, auranya berbeda

Berapa banyak koleksi batik Anda saat ini?
Sekitar 250 potong kain batik tulis kuno. Harganya berkisar dari Rp500,000 sampai Rp30 juta. Batik-batik ini berasal dari merek Oey Siok Kiem, Ibu Puspaningrat, Go Tik Swan, Tiga Negeri, Iwan Tirta, Danar Hadi, Liem Ping Wie, dll.

Apakah dari koleksi itu ada jenis yang langka?
Ya, saya punya batik yang usianya diperkirakan lebih dari 100 tahun, cocok untuk museum motifnya. Batik ini dari jaman Belanda, kainnya hampir seperti kertas.

Apakah kecintaan Anda terhadap batik menular ke orang lain, misalnya keluarga?
Keluarga belum ada yang tertarik dengan batik tulis kuno.

Saat ini, ada banyak sekali jenis batik. Bagaimana Anda mengedukasi orang yang ingin membeli batik sebagai koleksi agar dapat memilih yang terbaik?
Ya, ada kolektor yang mengoleksi batik buat investasi. Saya sendiri lebih ke arah seni dan mengagumi karya nusantara ini karena memberikan kesenangan tersendiri. Untuk mengoleksi yang terbaik, sebaiknya mencari karya batik yang memiliki “nama/merek”, misalnya Batik Legendaris Oey Soe Tjoen (OST) dari Kedungwuni, Pekalongan, yang sekarang ini sudah menurun ke generasi ketiga. Untuk memesan batik ini diperlukan waktu tiga tahun pembuatannya. Batik ini adalah jenis batik halusan yang menggunakan canting nol dan dua sisi kain yang dibatik. Saya masih antri buat memesan Batik OST ini.

Menurut Anda, bagaimana pelestarian batik di Tanah Air saat ini?
Batik berkembang dengan baik. Dalam sejarahnya, dulu batik itu hanya dipakai oleh anggota keluarga kerajaan saja, lalu setelah itu untuk kalangan atas tertentu saja yang menggunakannya. Namun, sekarang ini, masyarakat luas sudah memakainya meski umumnya memakai batik-batik jenis baru. Jadi, masih banyak peluang dan kreatifitas yang bisa dikerjakan dengan motif-motif batik ini ke depannya.

Jika Anda melihat generasi muda Indonesia yang sangat terpapar globalisasi saat ini, adakah harapan bahwa mereka dapat meneruskan kebanggaan memakai batik sebagai salah satu identitas bangsa?
Pemerintah dan masyarakat bisa berperan lebih banyak lagi. Misalnya, sehari dalam seminggu memakai baju batik akan membuat pergerakan kebutuhan baju batik, yang kemudian membantu pengrajin batik, yang pada umumnya adalah UMKM. Juga, kalau di luar negeri, pakailah baju batik. Saya melihat banyak desainer terkenal saat ini di luar negeri menggunakan motif-motif batik Indonesia sebagai karyanya. Hal itu bisa dijadikan sebagai inspirasi dan tantangan buat generasi muda Indonesia untuk membuat batik-batik yang disesuaikan dengan jamannya.

Batik sangat sarat filosofi. Adakah filosofi batik yang sangat Anda sukai?
Memang banyak sekali filosofi mengenai batik ini. Karena saya suka batik tulis kuno, yang pada dasarnya adalah merupakan karya seni–dalam pembuatannya– memerlukan kesabaran, ketelitian, fokus, serta kebersihan jiwa yang menghasilkan keindahan. Jadi, untuk menghasilkan sebuah karya yang bagus itu memerlukan ketekunan, semangat, dan waktu yang panjang. Kalau hidup kita seumpama seperti membuat kain batik tulis alusan, pasti akan menghasilkan keindahan pada akhirnya.

Anda biasanya memakai batik ke acara apa saja?
Ke acara-acara resmi atau kasual juga, kecuali di musim dingin. Hahaha… Kadang-kadang, ke pasar pun saya pakai batik.

Biasanya, Anda berburu batik di mana saja dan berapa kali dalam setahun Anda membeli batik?
Saya membeli batik di Jogya dan Surabaya. Sekarang ini banyak membeli secara online juga–terutama karena pandemi. Tidak ada target khusus buat membeli batik sejumlah berapa dalam setahun. Kalau suka motifnya, ya beli. Hanya saja, makin lama mengoleksi batik, tentu koleksi batik saya semakin banyak. Hal itu membuat saya semakin sulit menemukan motif yang berbeda dengan yang sudah saya miliki. Misalnya, saya sudah memiliki 10 Batik Tiga Negeri. Sudah tentu, saya akan menghindari membeli Batik Tiga Negeri lagi dan mencari motif yang belum punya.

Adakah lemari khusus tempat menyimpan batik Anda?
Ada

Pilih batik tulis atau batik cap?
Batik tulis.

Tip menyimpan batik yang baik?
Jangan di tempat yang lembab. Simpanlah batik di lemari yang ada aliran udaranya dan pastikan lemari bersih bebas hama.

Kebanggaan apa yang Anda rasakan saat memakai batik?
Kebanggaan akan Indonesia terutama kalau kita memakainya di luar negeri. Kadang-kadang, kalau saya sedang memakai batik, sering disapa oleh sesama orang Indonesia, “Dari Indonesia, ya?” Jadi, batik bisa merupakan identitas kebangsaan kita, yaitu Indonesia. [IM]

 

Previous articleSoundquriang 8: Reminiscence of Nusantara
Next articleHEALTHY CARE: Kini Hadir Secara Resmi di Indonesia