Indonesia Menggandakan Komitmennya untuk Meningkatkan Kemitraan dengan Pasifik

365
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


“Pasifik harus kita jaga sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera,” tegas Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat membuka Indonesia Pacific Forum for Development (IPFD) di Bali pada 7 Desember lalu.
 

Forum yang dihadiri oleh 17 negara dan teritori Pasifik, 4 organisasi multilateral, dan 5 negara undangan ini menyoroti komitmen Indonesia untuk memperkuat keterlibatannya di wilayah Pasifik, termasuk melalui kerja sama teknis dan pembangunan.

Di antara yang hadir adalah Perdana Menteri Niue dan 7 menteri dari Australia, Kepulauan Cook, Negara Federasi Mikronesia, Selandia Baru, Papua Nugini, Timor Leste, dan Kerajaan Tonga.

Dengan visi Pacific Elevation, Indonesia secara konsisten terus menyuarakan tantangan dan keprihatinan masyarakat Pasifik. “Ketika Indonesia berbicara tentang Pacific Elevation, ini bukan hanya tentang meningkatkan keterlibatan Indonesia dengan Pasifik,” kata Menlu Marsudi, “Ini juga tentang bekerja sama sebagai bagian dari Pasifik, untuk meningkatkan penghidupan masyarakat di kawasan ini.”

Para peserta Forum menyambut baik pendekatan dan komitmen Indonesia terhadap kerja sama pembangunan di Pasifik, khususnya dalam mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Bidang kerjasama yang dibahas selama Forum termasuk perubahan iklim; mitigasi bencana; ketahanan pangan, kesehatan, dan energi; konektivitas; pengembangan sumber daya manusia;
dan pemberdayaan perempuan.

Selama masa kepresidenan Indonesia di G20, Indonesia menyoroti keprihatinan negara-negara kepulauan kecil di Pasifik, dan mendorong pembentukan penyampaian nyata G20 yang didedikasikan untuk negara-negara Pasifik. Setidaknya ada 10 proyek yang dapat dimanfaatkan negara-negara Pasifik dalam konteks G20, 2 di antaranya merupakan inisiatif Indonesia.

IPFD juga memasukkan Pacific Business Engagement yang menghadirkan Menteri Luar Negeri Papua Nugini dan Timor Leste serta tiga lokakarya dengan topik pengurangan risiko bencana; peningkatan kapasitas bagi UMKM; dan pemberdayaan perempuan.

Sebagai bagian dari rangkaian pertemuan untuk mengakhiri tahun yang sibuk bagi Indonesia di kancah internasional, IPFD berlangsung secara berurutan dengan Pertemuan Archipelagic and Island States Forum (AIS Forum), Bali Democracy Forum (BDF) ke-15, dan International Conference on Afghan Women’s Education. [IM]

Previous articleSkema Ekuitas Bersama NSW, Dikukuhkan Menjadi Hukum
Next articleJangan Lupa Bahagia: Pertanyaan Sejuta Dollarnya Adalah “What Is Happiness?”