Gagal Jadi Polwan, Sukses Berbisnis Visa 

931
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Stereotipe tentang perempuan Jawa yang hanya mahir urusan rumah tangga dipatahkan oleh Yuli Pra Mujianti. Perempuan asal tanah kelahiran Yogyakarta ini sukses membangun bisnis layanan visa yang seringkali didominasi oleh kaum pria. Bahkan, kini ia berencana melebarkan sayap bisnisnya hingga ke negeri Kanguru. Simak kisah inspiratifnya berikut ini.

Masa Kecil di Kota Istimewa

Masih teringat jelas di ingatan semasa sekolah mengenai sudut-sudut kota Yogyakarta. Yuli mengenyam pendidikan dasarnya di SD BOPKRI II Karawang Waru. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya ke SMP 17 1 Yogyakarta dan menamatkan pendidikan menengahnya di SMK BOPKRI I Yogyakarta. 

Sudah tak asing bagi Yuli melihat pemandangan hilir mudik kayuh becak yang membawa sejumlah penumpang menuju toko bakpia yang aromanya menggugah selera. Di sudut lainnya, tampak sosok ibu penjual jamu tradisional dan terapis refleksi dan Ayah berprofesi karyawan disebuah hotel biasa di daerah Tangerang.

Yuli memang berasal dari keluarga yang sederhana. Tetapi, orang tua Yuli senantiasa menanamkan nilai-nilai kerja keras dan ketekunan sejak dini. Tak heran, ketika tumbuh dewasa Yuli menjadi sosok yang tidak mudah putus asa.

Meskipun awalnya bercita-cita menjadi seorang polwan, keterbatasan ekonomi membuatnya harus berkompromi dengan kehidupan dan segera mengubah haluan. Setelah lulus sekolah, Yuli memilih untuk mendalami Ilmu Hukum di Universitas Widya Mataram Yogyakarta. Sebuah keputusan yang kelak terbukti menunjang kesuksesan kariernya.

“Saya memilih jurusan hukum karena yakin bisa menjadi spesialis hukum yang handal,” ujarnya. Terbukti, Yuli hingga saat ini konsisten berada di bidang hukum dan sedang mengejar gelar magisternya di universitas yang sama. Hal ini dilakukannya untuk terus meningkatkan kompetensi dalam mengelola bisnis yang berhubungan dengan regulasi, seperti company register dan peraturan visa di Indonesia.

Inspirasi Memulai Bisnis

Inspirasi Yuli untuk memulai bisnis di bidang layanan visa datang dari pengamatan terhadap banyaknya investor asing, diaspora yang ingin kembali menjadi WNI, dan wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia, baik untuk liburan maupun urusan bisnis. Dari situ, lahirlah PT Gria Visa Solusi (Griavisa.com) untuk memenuhi kebutuhan mereka.

“Awalnya saya hanya ingin menjadi legal specialist yang andal, tidak ada niatan menjadi pebisnis. Tetapi, inspirasi membuka bisnis ada begitu saja melihat kebutuhannya,” ungkap Yuli.

Berkat kepiawaiannya melihat peluang, kini bisnisnya berkembang pesat. Yuli bahkan berencana akan mengekspansi bisnisnya ke Australia tahun ini. “Ada banyak klien dari Australia, jadi rencana pindah ke Australia untuk ekspansi bisnis. Rencana ini tidak hanya fokus di Sydney, tetapi juga merambah ke beberapa kota lain seperti Melbourne, New South Wales, dan kota-kota potensial lainnya yang memiliki minat besar untuk berinvestasi atau berbisnis di Indonesia,” ungkapnya.

Tantangan Menjalani Bisnis

Yuli berbagi tantangan yang dihadapinya dalam menjalankan bisnis di bidang layanan visa. Ia kerap menerima pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan oleh konsultan lain dalam bidang yang sama, dan selalu berusaha menyelesaikannya tepat waktu. Namun, mengingat bisnisnya berhubungan erat dengan sistem pemerintahan, seperti keimigrasian dan pendaftaran perusahaan di berbagai kementerian, Yuli seringkali menghadapi kendala teknis berupa gangguan sistem yang memakan waktu lama.

Untuk mengatasinya, ia menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dengan klien, memastikan mereka tetap percaya pada sistem yang ada di Indonesia. “Kunci utamanya adalah kemampuan berbicara di depan umum dan cara berkomunikasi yang baik, sehingga klien tetap merasa puas,” ungkap Yuli.

Membagi Peran sebagai “Leader” dan “Ibu”

Dalam menjalankan bisnisnya, Yuli menekankan betapa pentingnya membangun hubungan yang harmonis, tidak hanya dengan klien, tetapi juga dengan timnya sendiri. Dalam kesempatan wawancara, Yuli menuturkan “Menjadi pemimpin yang baik dimulai dengan melibatkan Tuhan dalam setiap aspek pekerjaan, menjaga kejujuran dan integritas, sehingga tim tetap solid dan mampu maju bersama menuju kesuksesan,” ungkapnya.

Wanita berzodiak Cancer ini tumbuh dengan sifat sensitif dan peduli terhadap orang lain, yang pada akhirnya membentuknya menjadi seorang pemimpin yang baik. Hobi travelling dan menyanyi yang digelutinya sejak kecil juga menjadi pelarian dari kesibukan sehari-hari dan membuatnya selalu bersemangat dalam menjalani hidup.

Selain berperan sebagai pebisnis, Yuli juga menjalani peran penting sebagai seorang ibu. Baginya, keluarga selalu menjadi prioritas utama. Ia memastikan bahwa bisnis yang dijalankannya tidak mengorbankan waktu untuk keluarga. Setiap hari, Yuli memastikan anak-anak dan suaminya dalam keadaan sehat serta mendapatkan asupan gizi yang cukup. Dukungan penuh dari keluarga inilah
yang membantunya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga.

Bergabung dengan IBC

Di tengah kesibukan bisnisnya, Yuli meluangkan waktu untuk bergabung dengan Indonesia Business Council (IBC) Australia. Perkenalan awal dengan IBC terjadi melalui Pak Welly Salim, seorang klien dari New South Wales yang dikenalkan oleh Atase Imigrasi KJRI Sydney.

Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan dengan Pak Thomas dan Pak Erwin. Yuli merasa terkesan dengan IBC, yang ia anggap sebagai organisasi terbaik yang pernah ditemuinya. Menurutnya, IBC bukan hanya beranggotakan para pebisnis sukses, tetapi juga seperti keluarga baru yang penuh dengan anggota yang baik hati dan rendah hati. “Doa dan harapan saya agar IBC terus berjaya di masa depan,” ungkapnya dengan penuh harapan. [IM]

Oleh: Sari Puspita Dewi

Previous articleAdam Herman, Pengacara Muda Berdarah Indonesia di Amerika
Next articleAksi Solidaritas Diaspora: Donor Darah Bersama Rayakan HUT RI dan 75 Tahun Hubungan Diplomatik