Dubes Siswo: Penguatan Bahasa Indonesia di Australia Bisa Tingkatkan Rasa Saling Percaya

359
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Melbourne – Dalam kunjungan kerjanya ke Victoria, Australia, Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Australia dan Vanuatu, Siswo Pramono PhD, menyampaikan kuliah umum bertema “The Rise of Asia: In the Context of Indonesia-Australia Relations” di Monash University, Selasa (22/03/2022). Sekitar 90 orang yang terdiri dari dosen, peneliti dan mahasiswa hadir dalam kuliah umum tersebut.

Dalam pembukaan kuliahnya Dubes menyampaikan apresiasi kepada Monash University sebagai salah satu universitas di Australia yang masih memiliki komitmen tinggi dalam mempertahankan program studi Indonesia dan Bahasa Indonesia. “Dengan mempertahankan program studi Indonesia dan Bahasa Indonesia, Monash University telah memainkan peranan penting dalam penguatan hubungan Indonesia dan Australia”, jelas Dubes Siswo.

Dubes menyampaikan bahwa kebangkitan Asia merupakan fakta yang tak terbantahkan. Asia khususnya ASEAN, menurut Dubes Siswo, saat ini memainkan peranan penting dalam perdagangan internasional. ASEAN telah berhasil mengembangkan manufacturing power untuk produk-produk tertentu. The Rise of Asia juga ditandai dengan semakin membesarnya porsi GDP-PPP Asia di G20, dari sekitar 30% di tahun 2000, menjadi 45% di tahun 2020, dan lebih dari 50% di tahun 2030 nanti.

Dalam hal investasi luar negeri, ASEAN merupakan wilayah yang paling prospektif di banding wilayah lainnya, dan diantara negara ASEAN tentunya Indonesia adalah yang paling menarik. Sebagai negara terbesar di ASEAN, menurut Dubes Siswo, Indonesia perlu mendapat perhatian khusus dari Australia. Terlebih lagi saat ini Indonesia merupakan pemimpin dari negara-negara G20.

Indonesia dan Australia sendiri telah menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) dimana hal ini menjadi katalisator yang dapat mempercepat penguatan hubungan ekonomi Indonesia dan Australia. Sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di wilayah Indo-Pacific, Indonesia memberikan peluang yang sangat besar bagi para pebisnis Australia.

Dalam konteks penguatan hubungan Indonesia dan Australia, khususnya dalam hubungan ekonomi, maka rasa saling percaya diantara dua negara sangatlah penting. Penguasaan yang baik terhadap Bahasa Indonesia akan membantu masyarakat dan para pebisnis Australia memahami masyarakat Indonesia dengan lebih baik pula.

“Bahasa Indonesia menjadi sangat strategis untuk dipelajari oleh masyarakat Australia mengingat intensitas hubungan Indonesia Australia yang semakin meningkat di masa depan”. Agar para pebisnis Australia di Indonesia bisa lebih sukses, maka sangat diperlukan pemahaman budaya, yang salah satunya bisa dipelajari melalui penguasaan Bahasa Indonesia yang baik”, jelas Siswo.

Sementara Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, menjelaskan bahwa kuliah umum dari Dubes Indonesia dapat memberikan perspektif baru bagi para akademisi dan mahasiswa Monash University. “Dari paparan Dubes, jelas Bahasa Indonesia bukanlah sekedar alat komunikasi antar manusia di kedua negara, tapi juga merupakan jembatan untuk membangun hubungan yang lebih baik dalam bisnis”, jelas Najib.

Menurut Najib, kuliah umum dari duta besar akan dilakukan juga di kampus-kampus lain di Australia dengan menyasar dosen, peneliti dan mahasiswa sebagai bagian dari upaya KBRI Canberra membuat Bahasa Indonesia popular kembali di Australia.

“Dosen dan peneliti dapat menjadi opinion leader bagi masyarakat Australia, dengan mereka memiliki perspektif baru mengenai Bahasa Indonesia diharapkan mereka bisa membantu mempromosikan pentingnya Bahasa Indonesia bagi masyarakat Australia. Sementara mahasiswa merupakan aktor masa depan yang sangat penting, sehingga mereka perlu memahami Indonesia dan Bahasa Indonesia sejak dini” tutur Najib.

KBRI Canberra akan terus mendukung penguatan Bahasa Indonesia di Australia, termasuk di Monash University. Saat ini KBRI Canberra telah memiliki kerjasama dengan penerbit terkemuka di Indonesia untuk pengadaan Smart Library yang berisi buku-buku Bahasa Indonesia. Hal ini menurut Najib dapat digunakan juga oleh mahasiswa dan dosen di Australia. “Saat ini eranya digitalisasi, termasuk digitalisasi bahan bacaan. Kami terlah bekerjasama untuk pengadaan e-library yang berisi buku-buku berbahasa Indonesia, hal ini tentu dapat dimanfaatkan oleh universitas di Australia”, jelas Najib. [IM]

Previous articleAustralian Border Force (ABF) Menyelamatkan Dua Nelayan Indonesia ke Darwin
Next article1More ComfoBuds Mini