Bincang bincang IWINA bersama Bapak Boy Dharmawan – Yoen Yahya 

454
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Menurut data dari organisasi Full Stop, Australia — organisasi yang membantu keluarga korban KDRT di Australia — sejak pandemi Covid-19 dilaporkan adanya peningkatan jumlah kasus KDRT. Berdasarkan survei terhadap 15.000 wanita pada Mei 2020, satu dari 12 wanita mengalami KDRT oleh pasangan hidupnya ketika lockdown pada tiga bulan pertama masa pandemi.

Indonesian Women Islamic Network of Australia (IWINA) sebagai satu-satunya organisasi Wanita Muslim Indonesia di Sydney merasa perlu membicarakan hal ini dan meminta arahan dari Perwakilan Konsulat Jendral Republik Indonesia Sydney (KJRI Sydney). 

Maka pada 22 Agustus 2022, IWINA mendapat kehormatan dan diterima oleh Bapak Boy Dharmawan di KJRI Sydney, Maroubra. Pertemuan yang semula dijadwalkan jam 10 pagi terpaksa ditunda menjadi jam 1 siang karena adanya beberapa meeting yang tidak dapat beliau tinggalkan.

Bapak Boy Dharmawan didampingi sang isteri Drg. Soraya Alyahya baru tiba di Sydney pada 31 Juli lalu dan resmi menjalankan tugasnya sebagai Konsul Protokol Konsuler menggantikan Ibu Wita Purnamasari setelah serah terima jabatan yang dilaksanakan pada 4 Agustus 2022.

Sydney merupakan posting ke 6 dari Pak Boy, setelah sebelumnya beliau bertugas di India, Maroko, Tunisia, Qatar dan Pakistan.

Dalam pertemuan ini Pak Boy didampingi oleh staff KJRI lainnya yaitu Pak Arya Purba, sedang dari IWINA diwakili oleh Presiden IWINA Ibu Weddy Rhamdeny, Ibu Yusran Sipala, Ketua DV (Divisi Domistic Violence ), Ibu Andi Kusnadi dan saya.

Sesuai bidang yang ditangani Pak Boy, yaitu pelayanan perlindungan WNI di wilayah kerja KJRI,
maka pertemuan hari itu berkisar kasus kekerasan rumah tangga yang banyak terjadi di Australia.

Ibu Weddy membuka pertemuan dengan mengenalkan sejarah singkat, misi dan visi dari IWINA. Tahun ini IWINA sudah menginjak usia 3 tahun dan mempunyai anggota hampir 300 orang.

Semakin meningkatnya kasus KDRT sejak pandemi Covid-19 membuka dan mengetuk IWINA untuk ikut berperan aktif membantu para korban. Dari situlah terbentuk Divisi Domestic Violence (DV) yang diketuai ibu Yusran Sipala. Bersama KJRI pada masa ibu Wita Purnamasari sudah banyak kasus yang ditangani dan ikut berperan aktif dalam program BETA SIAGA (Bersama Kita Saling Jaga).

Sosok ramah dan terbuka Pak Boy Dharmawan, membuat kami begitu nyaman dalam menyampaikan masalah dan kendala yang kami hadapi. Sebagai organisasi non profit dalam menangani kasus KDRT merupakan pekerjaan yang tidak mudah dan beresiko tinggi.

Para korban yang terdiri dari kaum wanita biasanya minim pengetahuan hukum, disamping masalah finansial dan sosial, juga takut melapor dan tidak tahu kemana harus mengadu. Dengan adanya
divisi DV ini diharapkan para korban KDRT akan lebih mudah berkomunikasi dan terbuka dalam menyampaikan masalahnya.

Mengingat banyaknya keterbatasan dan kendala untuk melangkah lebih leluasa maka sangat diharapkan bantuan dan arahan dari KJRI. Menurut Bapak Boy, KJRI sudah mempunyai program dalam pencegahan KDRT dengan mengadakan banyak penyuluhan hukum dan mengharapkan kerjasama yang erat dengan semua organisasi masyarakat Indonesia yang berada di Wilayah KJRI Sydney. Beliau juga berjanji akan memberikan pelayanan dan bantuan sesuai dengan kemampuan
dan wewenang KJRI.

Bincang santai selama satu jam lebih terasa begitu singkat setelah mendengar segudang pengalaman pak Boy yang penuh inspirasi dan menambah ilmu pengetahuan kami. Kami pun pulang dengan mengantongi semangat tinggi untuk mengembangkan IWINA agar menjadi organisasi wanita yang lebih besar, bermanfaat bagi masyarakat, khususnya kaum wanita, untuk lebih cerdas dan dapat menjaga diri sendiri dari segala bentuk kekerasan. Terima kasih Pak Boy. Selamat bertugas dan semoga sukses selalu. [IM]

Previous articlePerjalanan Pasien TB Indonesia di Sydney Bulan Agustus 1946
Next articlePekik MERDEKA di Pinggiran Kota Sydney