“Ambassador Goes To Campus” KBRI Canberra Promosikan Asean Sebagai Pusat Pertumbuhan

156
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Dalam rangka mempromosikan Indonesia dan meningkatkan kerjasama pendidikan antara Indonesia dan Australia, kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra kembali menggelar acara “Ambassador Goes to Campus” pada Senin (29/5).

Kegiatan “Ambassador Goes to Campus” kali ini dilaksanakan di kampus tertua Australia yang berlokasi di kota Sydney, yaitu University of Sydney (USYD). Menurut Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib, pemilihan kampus USYD kali ini dikarenakan USYD merupakan salah satu kampus
di Australia yang masih mempertahankan program studi Indonesia.

Adapun rangkaian acara dalam kegiatan “Ambassador Goes to Campus” terdiri dari tiga hal, yaitu pertama bertemu dengan Vice-Chancellor/President USYD dan jajaran untuk mendiskusikan penguatan kerjasama antara USYD dengan universitas di Indonesia. Kedua, Duta Besar memberikan kuliah umum kepada mahasiswa dan civitas akademika di USYD. Dan acara ketiga berupa campus tour untuk melihat fasilitas pembelajaran dan penelitian yang dimiliki oleh USYD.

Adapun tema kuliah umum yang dibawakan oleh Dubes RI untuk Australia dan Vanuatu,
Dr. Siswo Pramono adalah “ASEAN and Development in the Indo-Pacific”. Pemilihan tema ini,
menurut Atdikbud Najib, disesuaikan dengan peran Indonesia yang saat ini menjadi ketua ASEAN.

“Tahun ini Indonesia menjadi ketua ASEAN. Berkaitan dengan hal tersebut, KBRI Canberra ingin mempromosikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan kepada masyarakat Australia. Kami berharap hal ini bisa memberikan perspektif baru kepada masyarakat Australia mengenai ASEAN dan tentunya Indonesia sebagai bagian penting dari ASEAN”, jelas Najib.

Sementara dalam kuliah umumnya, Dubes Siswo Pramono menjelaskan bahwa ASEAN sebagai kelompok negara strategis yang memiliki potensi sangat besar di kawasan. ASEAN, menurut Siswo, adalah sekumpulan negara berkembang dimana pembangunan ekonomi selalu menjadi prioritas utama. Dalam hal ini ASEAN akan berhubungan dengan banyak kekuatan ekonomi dunia, namun ASEAN akan tetap mempertahankan dirinya sebagai negara yang bebas tidak memihak salah satu kekuatan politik dunia.

Dubes Siswo juga menjelaskan bahwa dalam konteks Indo-Pasifik, ASEAN akan mempertahankan kawasannya menjadi kawasan yang damai. ASEAN akan berhubungan dengan negara-negara Indo-Pasifik dalam kerangka hubungan yang saling menguntungkan untuk menciptakan kesejahteraan bersama di kawasan.

Berkaitan dengan keketuaan Indonesia di ASEAN, tema yang diangkat adalah “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Indonesia sebagai ketua ASEAN berusaha untuk memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Lebih jauh, Siswo juga mengatakan bahwa Indonesia sebagai ketua ASEAN akan berperan penting dalam pengelolaan kerja sama ASEAN sebagai ekonomi terbesar ke-5 di dunia dengan nilai 3,3 triliun USD, yang juga melibatkan ekonomi mitra ASEAN senilai 84,6 triliun USD.

Acara kuliah umum yang diselenggarakan di Lecture Theatre 2090, Abercrombie Business School (H70), The University of Sydney, Darlington Campus ini dihadiri oleh sekitar 160 orang peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen maupun peneliti.

Acara yang dimoderatori oleh prof. Sonja van Wichelen, Deputy Director Sydney Southeast Asia Center berlangsung lancar dan sangat menarik. Para peserta tampak sangat antusias mengikuti kuliah umum dan memberikan banyak pertanyaan kritis mengenai peran Indonesia serta hubungan Indonesia dengan Australia. [IM]

Previous articleHalal Bihalal Di Sydney
Next articleMahasiswa Canberra Siap Belajar Di Indonesia