5 Aplikasi Kesehatan Mental untuk Cegah Depresi

380
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Menurut sebuah penelitian, satu dari enam orang Australia mengalami depresi dan kecemasan atau keduanya. Maka tak heran kalau aplikasi kesehatan mental melonjak popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir. Fitur umum dari aplikasi ini termasuk pelatihan meditasi dan mindfulness, pelatihan untuk menantang pikiran negatif, cara untuk tidur yang lebih nyenyak, dan juga forum atau grup dukungan yang berkaitan dengan kesehatan mental.

Beberapa studi awal menemukan bahwa aplikasi ini dapat membantu mengurangi gejala depresi
dan memberikan hasil terbaik bagi mereka yang memiliki gejala lebih ringan. Berikut lima aplikasi kesehatan mental yang patut kamu install.

 

1. Smiling Mind

Smiling Mind  |  iOS dan Android  |  Gratis
Smiling Mind adalah aplikasi buatan Australia yang dikembangkan oleh para psikolog dan berfokus pada mindfulness. Ada sejumlah latihan meditasi harian yang dapat dilakukan pengguna. Aplikasi ini dirancang untuk membangun kebugaran dan ketahanan mental. Juga bisa membuat tidur nyenyak, mengurangi stres serta mendukung pengembangan keterampilan sosial dan emosional. 

 

2. SilverCloud Health

SilverCloud  |  iOS dan Android  |  Gratis
SilverCloud menyediakan berbagai program, tools, dan taktik yang interaktif untuk masalah kesehatan mental dan perilaku. Program-program ini membahas wellbeing, keseimbangan hidup, manajemen waktu, keterampilan komunikasi, penetapan tujuan, manajemen komunikasi dan hubungan, manajemen kemarahan, manajemen stres, serta manajemen relaksasi dan tidur. Tersedia berbagai macam tools interaktif, termasuk mediasi mindfulness, latihan pernapasan hingga relaksasi.

 

3. Headspace: Mindful Meditation

Headspace.Inc  |  iOS dan Android  |  Pembayaran dalam aplikasi
Headpsace memiliki satu misi: meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan dunia. Headspace diluncurkan pada 2010 dan awalnya merupakan event company. Aplikasi ini berfokus pada 

meditasi dan kesadaran untuk meningkatkan kualitas tidur, serta mengurangi stres dan kecemasan. Headspace menawarkan latihan dan video terpandu, mengklaim dalam 10 hari, Headspace dapat meningkatkan kebahagiaan sebesar 16 persen untuk penggunanya.

 

4. Happify

Happify, Inc.  |  iOS dan Android  |  Pembayaran dalam aplikasi
Happify didirikan pada 2012 oleh tiga pengusaha yang percaya bahwa teknologi dapat membuat hidup orang menjadi lebih baik. Mereka ingin menyatukan sains dan teknologi untuk menciptakan sesuatu yang menyenangkan dan menarik sehingga dapat membantu banyak orang. 

Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mengendalikan pikiran dan perasaan mereka, serta menawarkan teknik untuk mindfulness dan terapi perilaku kognitif.

 

5. Calm 

Calm.com  |  iOS dan Android  |  Pembayaran dalam aplikasi
Calm telah dianggap sebagai salah satu aplikasi kesehatan mental terbaik yang bertujuan untuk membantu kesehatan dan kebahagiaan banyak orang. Aplikasi ini hadir dengan soundtrack yang menenangkan, serta menawarkan aktivitas olahraga dan meditasi. Calm digunakan untuk siapa saja yang membutuhkan tidur lebih nyenyak dan merasakan sensasi spiritual pada saat bersamaan. Meditasi tersedia dalam jangka waktu 3 hingga 25 menit.

 

AI Bikin Hidup Manusia Lebih Mudah,
Tapi Ada Bahaya yang Mengancam!

Keberadaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sangat membantu dalam melakukan tugas sehari-hari yang bisa diselesaikan dengan cepat dan efisien. Misalnya, menggunakan AI dapat membantu kamu dalam mengekstrak data besar dan perlu dianalisis secara cepat dengan hasil yang tepat. Bukan itu saja, kemunculan chatbot AI seperti ChatGPT juga membuat manusia bisa bertanya atau melakukan perintah apapun, dengan hasil yang lengkap dan cepat. 

Namun demikian, banyak tokoh teknologi yang khawatir akan AI karena perkembangannya
terlalu cepat dan di luar prediksi. AI bahkan dikhawatirkan bisa lebih pintar ketimbang manusia. Mantan CEO Google, Eric Schmidt, memperingatkan AI bisa menimbulkan “risiko eksistensial”
yang dapat membunuh atau membahayakan banyak orang.

“Kekhawatiran saya terhadap AI sebenarnya ada, dan risiko eksistensial yang didefinisikan akan banyak orang yang terluka atau terbunuh. Dan ada skenario–tidak hari ini tetapi segera–di mana sistem AI ini akan dapat menemukan eksploitasi zero-day (ancaman) dunia maya atau menemukan jenis biologi baru,” kata Schmidt kepada Wall Street Journal.

Schmidt juga mengatakan pemerintah perlu memastikan bahwa teknologi tersebut tidak disalahgunakan oleh orang jahat. Untuk diketahui, Schmidt adalah kepala eksekutif di Google
dari tahun 2001 hingga 2011, dan kemudian menjabat sebagai ketua eksekutif hingga tahun 2015. Schmidt juga mengepalai komisi keamanan nasional AS untuk AI. 

Schmidt menyebut dirinya terkesan dengan kecepatan pengembangan AI dalam beberapa bulan terakhir, tetapi tidak setuju dengan anggapan bahwa teknologi ini akan menggantikan pekerjaan manusia di masa depan. “Secara agregat, semua demografi mengatakan akan ada kekurangan manusia untuk pekerjaan. Secara harfiah terlalu banyak pekerjaan dan tidak cukup orang untuk setidaknya 30 tahun ke depan,” ujarnya.

Schmidt juga menyebut, sistem AI menjadi lebih rumit dibandingkan komprehensi manusia.
Banyak perusahaan teknologi terus mengumumkan produk-produk baru tanpa pemahaman penuh tentang ancaman dari AI. Dirinya percaya, hal ini bisa jadi tantangan dan mengingatkan bahwa manusia harus waspada ketika memperkenalkan produk baru. Ya, kecemasan tentang AI sendiri kian meningkat dalam beberapa bulan terakhir. 

CEO Tesla sekaligus pemilik Twitter, Elon Musk dan salah satu pendiri Apple, Steve Wozniak bahkan telah mengeluarkan peringatan tentang potensi bahaya AI–terutama kekhawatiran tentang penyebaran informasi yang salah dan otomatisasi pekerjaan yang meluas.  Secara khusus, Elon Musk mengklaim AI mungkin bisa mengendalikan manusia di masa depan. Meski hal itu mungkin tidak akan menghancurkan dunia, tetapi merupakan sebuah kemungkinan dan dunia harusnya tidak mengabaikannya begitu saja. 

Ia juga mengklaim AI dapat mengambil alih ‘semua keamanan manusia’ sehingga menjadikan dirinya semacam ‘pengasuh super’. “Kecerdasan buatan tingkat lanjut berisiko menghilangkan atau membatasi perkembangan manusia. Superintelligence adalah ‘pedang bermata dua’. Jika kamu memiliki jin yang dapat memberdayakan dengan apa saja, itu bahaya,” pungkas Musk. [IM]

Previous articleCanon PowerShot V1O
Next articleWaspada Terhadap Gejala Meningokokus