Setelah dua tahun tidak menggelar panggung tahunannya, pertunjukan tahunan yang digelar PPIA Macquarie ini kembali memeriahkan Sydney. Pada tanggal 24 September, Soundquriang 9 hadir kembali secara langsung dengan dua bintang tamu yang sangat istimewa – Rossa sang Diva Pop Indonesia dan Jaz Hayat sang bintang R&B Brunei Darussalam.
Malam sebelum konser amal tahunan yang diadakan oleh PPIA Macquarie University ini, panitia Soundquriang mengadakan pertemuan eksklusif dengan para bintang di restoran The Sawah. INDOMEDIA mendapat kehormatan untuk ngobrol dengan sang diva, Rossa, dan penyanyi Brunei,
Jaz yang namanya makin dikenal di Tanah Air.
Rossa dan Jaz disambut dengan sorak-sorai yang hangat dan ramah saat para penggemar mereka berusaha untuk lebih mengenal artis yang mereka cintai dengan lebih baik. Menanggapi beragam pertanyaan, Rossa dan Jaz secara otentik membuka diri tentang kehidupan mereka
What’s your heart behind why you decided to perform at Soundquriang?
Rossa: Jujur, pasti bukan karena seberapa banyak dibayarnya, tapi karena sayang banget sama mahasiswa-mahasiswa yang lagi tinggal jauh dari Indonesia. Pasti jealous, kan, lihat di sosial media aku konser di sini, di sana. Pasti mikir, ‘Nah, di sini apa? Nggak ada apa-apa!’ Gairah-gairah kalian belum tersalurkan. Jadi, pertama itu, ya, ingin mengajak semua biar bisa menikmati konser live.
Terus, udah lama banget aku nggak ke Sydney. Terakhir aku ke Sydney tiga tahun yang lalu bersama Tasya Kamila. Saat itu dia baru nikah, terus, dia hamil. Kemarin aku ngajakin lagi ke Sydney, ternyata dia lagi hamil juga. Kayaknya, setiap kali aku mau ke Sydney, dia hamil! Kalau aku tinggal di Sydney, aku nggak tahu dia kayak gimana. Anyway, aku excited banget buat besok. Semoga kerinduan mahasiswa-mahasiswi di Sydney terbayar lewat aku.
Jaz: Buat aku juga sama, sih, seperti teh Rossa.
Rossa: Eh, nggak boleh nyontek!
Jaz: Oh, nggak boleh nyontek, ya. Aku juga sangat senang bisa di Sydney. Tentunya senang banget karena Soundquriang tahun lalu online, ya, tahun ini baru offline, karena aku bakal bawain album baruku. Jadi, tentunya untuk hiburan kalian semua karena acara-acara di Indonesia juga baru mulai aktif lagi, akhirnya punya kesempatan untuk manggung di sini. And I really can’t wait for tomorrow.
Lagu mana yang paling berkesan bagi Kak Rossa dan Kak Jaz?
Rossa: Lagu yang paling berkesan… Wah, susah, ya. Semuanya berkesan. Oke, lagu yang menyelamatkan karier musikku adalah “Jangan Hilangkan Dia”.
Di tahun 2015, aku merasa anxious banget, aku merasa down; ada banyak kejadian di kehidupan aku dan semua itu berlimpah ke perasaan aku saat nyanyi. Aku merasa, ‘Aduh, mau bikin lagu apa lagi, ya?’. Waktu itu juga banyak banget penyanyi baru yang hebat; ada Raisa, Isyana, Afgan juga lagi naik; banyak banget pokoknya saat itu. Pada saat itu, aku lagi menggelar konser di Kuala Lumpur dua hari. Pokoknya, kalau dilihat dari segi karier, aku nggak ada masalah. But, you never know inside. Jadi, saat itu aku malah merasa depresi. Di tahun 2015 itu aku merasa ‘udah lah, aku mau berhenti nyanyi aja’. (Penggemar Rossa langsung berseru “JANGAN!”)
Rossa: I wanted to start over. Di Sydney. (Mereka semua kemudian bertepuk tangan dan berseru girang).
Rossa: Saat itu. Saat itu. Sudah lewat sekarang.
Jaz: Ternyata Indonesia masih memerlukan kamu, Teh.
Rossa: [sambil tertawa) Begitu, ya? Anyway, jadi bulan itu aku ditawari untuk menulis lagu untuk film ILY from 38000 Ft yang waktu itu dibintangi oleh Rizky Nazar dan Michelle Ziudith. Terus, akhirnya aku minta dari Rian D’Masiv untuk memilih lagu. Aku bilang, “Boleh dong dibikinin lagu.” Mau nggak mau, dibikinlah lagu “Jangan Hilangkan Dia”. Lalu, aku ketemu musisi dari AS, namanya Tushar Apte. Dia yang bikin musiknya Rihanna, Chris Brown. Dia yang mengisi musik “Jangan Hilangkan Dia”. Jadi, ini benar-benar kayak napas baru. Aku kasih judul albumku “A New Chapter”.
Jadi, benar-benar a new chapter for me. Orang lain mungkin nggak tau ya, apa yang terjadi saat itu. Saat itu bener-bener aku merasa mau pindah. Terus, nggak jadi pindah karena aku merasa ada napas baru di musikku, yaitu kolaborasi dengan musisi dari AS. Ada beberapa lagu di album “A New Chapter” itu. Jadi, dari situ aku berasa oke, aku mau nyanyi lagi sampai sekarang.
Jaz: Lagu yang paling berkesan… kayaknya buat aku adalah “Dari Mata”. “Dari Mata” itu yang membuatkan aku tahu banyak orang. Aku masih inget, Teh, kita ketemu dia tahun 2013 di acara APM. APM itu adalah acara yang tiap tahun diadakan di antara 3 negara – Malaysia, Indonesia, dan Singapura. Jadi, I’m the only Brunei who got invited untuk nyanyi di 2013.
Aku penyanyi, tapi tidak pernah les nyanyi, karena aku tuh sebenarnya adalah TIMNAS pemain bola di Brunei. Di 2008, aku berhenti dan memutuskan untuk bermusik. Itu karena punya kesempatan di APM. Setelah itu aku sign sama Pesona Musik Indonesia dan pada akhirnya, ada yang tanya aku, “Jaz, kamu bisa bikin lagu nggak?” “Aku coba, ya,” Aku jawab. Dan, lagu pertamaku yang aku ciptakan adalah “Dari Mata”. Sebenarnya, yang karena lagu itulah pada akhirnya aku bisa di sini ketemu dengan kalian semua.
Without being prompted, Rossa also offered a clarification regarding the gossip that has been circulating regarding a romantic relationship between herself and married singer Reza Arap.
Rossa: Oke, oke. Ini klarifikasinya. Aku sama Arap itu bersahabat karena IGT yang pasti. Dan, Arap itu orangnya memang un-sos. Jadi, kalo dia ketemu teman yang klik, dia bener-bener senang aja berteman. Dia biasanya nge-MC saja, kan. Dan, saat aku nyanyi di bengkel, dia bilang bisa juga menyanyikan lagu itu. Lalu, ya kuajak nyanyilah dia. Hal yang sama yang aku lakukan juga ke Kak Dil, dll. Aku kasih panggung juga.
Terus, dari sana, dia jadi senang bernyanyi, sampai akhirnya, insyallah, kita sedang lagi mau bikin WGS Rossa. Doakan, ya, dapat lagu yang bagus. Terus, saat aku di Bandung, mungkin dia juga lagi nggak ada pekerjaan, dia ke Bandung. Aku nggak tahu itu Jadi, kedatangannya benar-benar surprise. Namanya teman, boleh kan kasih surprise? Sama kalau teman kita lagi ulang tahun, terus kita kasih surprise.
Another fan directed a question at Rossa, asking her whether she had plans or goals for solo concerts overseas?
Rossa: Aku mulai konser, solo konser, itu di tahun 2010 di Kuala Lumpur. Biasanya, aku kalau konser mulainya di Indonesia. Keliling Indonesia dulu, lalu ke Malaysia, Singapura, lalu kadang ke Brunei juga. Jadi, mulai dari 2010 di KL, 2011 di Singapura. Setelah itu, setiap tahun aku keliling Indonesia, Malaysia, dan Singapura untuk solo konser.
Sebenarnya, buat aku, konser dan show itu berbeda. Konser semua unsurnya besar, produksinya besar. Sedangkan show itu dengan musisi yang lebih sedikit. Kualitasnya bernyanyinya, ya aku samakan. Tapi, kalau konser memang beda treatment-nya. Ya, mudah-mudahan, setelah ini, insyallah, pada 2 November aku konser di Malaysia, Singapura, dan Korea.
Who is the person who influenced you the most, who shaped you to be who you are today?
Rossa: Ada. Waktu itu aku mikir I want to grow up to become like her, not only a good singer, but her character too. Mungkin karena asal Sumedang juga ya, aku pikir itu orangnya pasti baik. Aku suka banget sama dia, lagu-lagunya, cara nyanyinya, personality-nya. Dan, ketika aku bertemu orangnya, benarlah yang aku bayangkan. Dia benar-benar humble, baik, dan luar biasa buat aku. Dia adalah Ruth Sahanaya.
Jaz: Mungkin, aku dari kecil memang ter-influence sama lagu-lagu yang ada di Indonesia, ya. Semuanya. Aku nggak terpatok sama satu artis. Jadi, ada banyak. Omaku dulu suka membelikanku CD karaoke yang banyak artisnya. Seperti Memes, Samsons, Peterpan, Afgan. Aku dengerin semuanya. Merekalah yang kemudian membentuk aku. Pada akhirnya, aku mendapat gayaku sendiri. And, still Indonesian pop juga.
Out of your years of experience, ada gak keinginan keluar dari your comfort zone?
Kayak for example doing rap atau dangdut?
Rossa: Konser tahun ini judulnya 25 Shining Years. Di konser ini aku punya 4 music director. Dylan Sahindo, Risyanda–mereka yang pegang band aku, Andi Riyanto–dia yang mengaransemen lagu-lagu baruku, dan Eka Gustiwana–dia mengaransemen ulang lagu-lagu upbeatku menjadi EDM. So, I already did it for the concert actually. Tapi, itu bentuk konser. Karena aku bareng Eka di konser dan Arap di IGT, kita sering ngobrol kenapa nggak WGX Rossa, sih? Jadinya belum ada lagunya, kok gosipnya udah keluar duluan, sih? Promosinya masih nanti. Mudah-mudahan bisa terwujud. Mudah-mudahan lagunya juga bisa bagus. Kalau genre lain, bagaimana ya, jujur aku nggak bisa, sih, kayak dangdut.
Jaz: Iya, dangdut susah, lho. Aku juga nggak bisa. Hmm, going out of my comfort zone… Mungkin karena sekarang baru ada dua album, out of my comfort zone aku mungkin konser, ya. Aku belum pernah konser sebelumnya. Selama ini, aku cuma nyanyi di festival. Jadi, mungkin aku harus belajar lagi sama yang di sebelah aku for concert. Kalau keluar dari comfort zone seperti dangdut aku belum terpikir, sih. Soalnya, aku nggak tahu kalau menyanyikan dangdut seperti apa. Kalau pop sama rap mungkin masih masuk. Jadi, mungkin aku pengen coba dulu itu, sih.
Apa satu hal yang kalian most grateful for?
Rossa: Aku selalu merasa grateful every day. Every time I wake up aku merasa “I’m grateful for today” karena semua rasanya menyenangkan. Dan, yang menyedihkan pun ketika bisa terlewati, rasanya jadi menyenangkan. Nggak bagaimana-bagaimana. Jadi, I’m grateful for being myself. Aku selalu bilang, “Good job, Ocha.” Dalam kesibukanku, aku masih bisa spend time with myself, with my son, with my friends. Dan, dalam pekerjaanku yang lain, selain bernyanyi.
Jaz: Buat aku, something to be grateful for I am the only Bruneian yang bisa masuk ke Indonesia. Soalnya, banyak banget yang ingin menjadi penyanyi. Banyak banget di Brunei yang ingin masuk ke Indonesia. Jadi, aku juga bantu mereka. Yang benar-benar membuatku harus bersyukur adalah laguku bisa diterima oleh masyarakat Indonesia, dan lagunya bisa main jauh-jauh ke Sydney. Itulah yang membuat aku grateful sampe sekarang. We are blessed. [IM]