Suatu siang, sekumpulan perempuan yang disebut jeungs datang ke sebuah acara yang penuh cerita. Dari cerita mereka, sebuah impian yang didasari oleh kasih siap menjadi kenyataan.
Kehidupan itu seperti sebuah cerita, dan perempuan seperti sebuah kertas putih yang polos, siap untuk ditulis dengan tinta kasih;
Perempuan… lebih sering berjalan, tidak menggunakan banyak logika, tapi memakai hati.
Konon katanya, perempuan itu fragile, tapi ternyata dia itu seorang penolong, penolong dalam banyak hal.
Dia bukan super women dan juga bukan kelompok lemah…
Mari kita memulai cerita tentang perempuan ;
Dilahirkan ke dunia dengan sebutan cantik dan manis.
Bertumbuh dan beranjak menjadi seorang gadis.
Belajar merawat dan mempercantik diri.
Mulai mengenal arti kata cinta, ketika sang pangeran datang dan memberinya perhatian lebih.
Lalu berani berkata ‘Yes I do !’ dengan yakin dan percaya ‘tuk mengukir masa depannya bersama kekasih hati.
Terasa semakin sempurna ketika ada sebuah kehidupan di dalam rahimnya, walaupun sembilan bulan harus sedikit menderita dan sakit bersalin, namun semua terbayar sudah, ketika melihat hadiah terindah dari surga, tertidur pulas di pangkuan tangannya.
Hari-hari untuknya semakin tersita, waktu untuk dirinya pun hilang, jangankan untuk tidur, untuk makan pun kadang harus terlewatkan.
Waktu demi waktupun berganti.
Dari satu musim ke satu musim lewat sudah.
Tak terasa, umur pun terus bertambah, cerita hidup pun mungkin sebentar lagi usai.
Namun nafas tak pernah ada kata tamat, sebelum menutup mata yang panjang.
Walaupun cerita perempuan harus berakhir nantinya, ada sebuah kisah yang terselip dan ‘tak ‘kan pernah terlupakan oleh generasinya, bahwa;
Kasih seorang perempuan, yang dikenal dengan sebutan wanita, istri ataupun ibu sangatlah tak terbatas.
Bukan cuma untuk keluarganya, tapi juga untuk orang lain yang membutuhkan uluran tangan kasihnya.
Pujian dan doa nya yang selalu membangunkan fajar.
Pada malam hari pelitanya tidaklah redup.
Dari hasil tangannya, ia pun mendatangkan pendapatan.
Makanan kemalasan tidak dimakannya.
Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, dan mengulurkan tangannya menolong yang miskin.
Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.
Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut selalu ada di lidahnya.
Walaupun kemolekan dan kecantikan akan berlalu, tetapi PEREMPUAN yang takut akan TUHAN, lebih berharga dari pada permata.
Perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!
Dan inilah kisah perjalanan dari “Perempuan Punya Cerita”
Hari itu, Minggu, 27 Oktober 2019.
Ke-44 Jeungs (panggilan untuk para perempuan-perempuan cantik yang hadir) berkumpul bersama, berbagi kasih bersama “salt N light” dengan dukungan Sorga Kuliner (sokul). Acara ini diadakan untuk mendukung proyek Yayasan Tangan Pengharapan dalam rangka pembangunan sekolah berasrama di Mentawai, Indonesia. Acaranya santai, seru, sekaligus mengharukan.
Dimulai tepat jam 12 siang, para perempuan yang hadir tampak luar biasa dengan dress code batik. Mereka tampak cantik dan sangat bersemangat. Terus terang, melihat mereka sudah menunggu jam 12 tepat merupakan pemandangan yang langka karena biasanya, perempuan lebih dikenal dengan jamnya yang terbuat dari karet. Wkkkkk… Ya, cukup dimengerti jika perempuan terkenal telat muncul karena banyak dan panjang persiapannya saat harus menghadiri acara yang cukup penting. Urus keluarga terlebih dulu dan proses dandan yang tak boleh dilewatkan. Itu sebabnya, melihat mereka tepat waktu hari ini sungguh luar biasa!
Ketika mereka mulai berkumpul, suasana ramai dan ceria tak terhindarkan. Kaum perempuan, jika berkumpul dan bersatu hati dan rasa, memang selalu memiliki bahan pembicaraan. Tak heran jika suasana siang hari itu seperti pasar yang meriah dan ceria.
Tentu saja atmosfer tempat itu menjadi seru sekali. Dari satu bahan obrolan ke bahan obrolan lainnya, saya menangkap kesan bahwa “dunia tidak selebar daun kelor”. Di antara mereka ternyata saling mengenal. Ada yang kenal dengan saudaranya, atau berjumpa teman-teman lama setelah terpisah belasan tahun. Ah, sungguh manis pertemuan siang itu. Bak reuni dadakan.
Lalu dimulailah acaranya. Para undangan tak lupa mengisi buku tamu sambil memasukan “Love Offering” yang telah disiapkan dalam kotak “Doraemon”. Setelah itu, tiap-tiap jeung mencari posisi duduk. Begitu semuanya beres, kami langsung menyantap hidangan dari Sorga (Sorga Kuliner).
Hidangan yang tersaji dilengkapi gorengan dan rujak. Citarasa pedas dan manis sungguh membuat lidah kami bergoyang hari itu. Tiada kata sungkan atau jaim, semua hidangan disikat ludes bersih, termasuk kerupuk dan teman-temannya. Suasana ceria, bersahabat, dan makanan enak adalah kombinasi yang sangat sempurna untuk mengisi perut penuh-penuh.
Semua hidangan berat ini “diperingan” dengan kue-kue super-enak persembahan dari Bakul Kue & Linda’s Baker. Tak ada yang terlewatkan. Semuanya yummy!
Setelah perut kenyang, Madam Margaret yang bertugas sebagai MC mulai menggiring kami menuju acara inti. Dengan kekonyolannya, Margaret sukses mengocok perut para jeungs, dimulai dari games yang sederhana namun memiliki arti yang dalam dan sangat berhubungan erat dengan makna acara ini
Setelah itu, para jeungs diajak menonton video cuplikan tentang Yayasan Tangan Pengharapan, tepatnya sekolah berasrama untuk anak-anak di Mentawai yang akan kami dukung. Suasana mulai hening. Setiap jeungs di tempat itu bersatu hati untuk mendukung sekolah ini karena anak-anak berpendidikan adalah sangat penting bagi masa depan.
Lalu, acara bergulir ke…. belanja!
Dimulai dari peragaan busana dan aksesori oleh model yang langsung didatangkan jauh-jauh dari Indonesia, Marlinda. Setelah ke-31 busana dan aksesori diperkenalkan, mulailah saatnya untuk bidding (silent auctions) yang penuh gelak tawa.
Lalu, tibalah waktunya untuk mendengarkan alasan betapa pentingnya acara ini di segmen “Perempuan Punya Cerita”. Empat wanita bercerita tentang kehidupannya. Ada tawa dan juga ada tangis haru dari para perempuan yang mendengarkannya. Ya, ya… itulah dunia perempuan.
“Perempuan Punya Cerita” dibuka dengan sebuah cerita seorang perempuan sederhana yang mempunyai mimpi masa kecil untuk memiliki panti asuhan. Hari ini, mimpinya perlahan tapi pasti mulai terlihat. Ia menjadi salah seorang yang ikut berbagi dan berpartisipasi bersama Salt N Light dalam pembangunan sekolah dan asrama untuk anak-anak yang membutuhkan.
Di kisah yang lain, seorang perempuan mengalami begitu banyak impitan dan kekecewaan, bahkan kegagalan. Namun, hari ini dia bangkit sebagai seorang pemenang. Keadaan tertekan dan penuh tantangan tidak menghalanginya untuk berbagi kasih dengan orang lain. Bravo!
Lalu, sebuah cerita motivasi. Kisah ini dibagikan supaya setiap perempuan berani berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Alasannya, hidup yang kita miliki tidak lagi terbatas untuk diri kita sendiri dan keluarga kita. Hidup kita lebih dari sebuah karier, ia seperti sebuah cerita terbuka yang siap dibaca dan dinikmati oleh banyak orang. Hidup juga tidak berhenti di hari ini, esok, ataupun nanti. Hidup kita sebuah cerminan untuk generasi selanjutnya. Jangan pernah takut kekurangan karena berbagi, dan jangan pernah menuntut Tuhan karena merasa telah memberi. Kita yakin dengan janji-Nya bahwa apa yang ditabur dengan dasar kasih tidaklah pernah mengecewakan. Tuaian pasti datang suatu saat nanti.
Terakhir, cerita dari seorang perempuan yang hari ini cukup sukses dalam hidup & kariernya. Kesuksesannya ini tak lepas dari dukungan orang-orang yang berhati mulia dalam mendonasikan harta dan hidup mereka untuk membantu biaya sekolahnya. Dari pengalaman hidupnya itulah, hari ini dia tidak pernah lupa untuk berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan uluran tangannya. Pay it forward.
Begitulah, hidup manusia tidak pernah lepas dari kasih. Hidup terasa hampa tanpa kasih, dan kasih melebihi di atas segalanya..
Tak terasa, waktu menunjukkan jam tiga sore, tanda para jeungs sudah berada di penghujung acara. Pemenang auction sudah diumumkan lewat direct message, dan jumlah keseluruhan fundraising yang sudah dihitung oleh panitia mencapai tiga kali lipat dari target. Luar biasa!
Setiap jeungs memberi tanpa dipaksa atau didorong untuk menabur, tapi mereka memberi karena dasar cinta kasih.
Selain cerita-cerita yang menjadi kenangan manis, oleh-oleh kecil untuk suami tercinta dan keluarga sebagai ucapan terima kasih siap dibawa pulang. Dan tentunya, yang tidak kalah pentingnya, berpose sejenak di photo corner untuk melengkapi acara ini.
Terima kasih untuk semua orang yang sudah terlibat dalam acara ini, hingga memberi kesan manis dan tak terlupakan. Tetaplah menjadi perempuan yang mengukir cerita indah dan menjadi teladani untuk generasi selanjutnya. [IM]