Bagaimana cara merayakan Tujuhbelasan di Australia? Sebelum sampai ke sana, ayo kita tengok dulu perbedaan orang Indonesia dan Australia dalam merayakan hari kemerdekaannya.
Selama-lamanya tinggal di Australia, yang sudah terasa seperti rumah sendiri, tetap saja ada perasaan berdesir-desir di setiap hati orang Indonesia menjelang hari Kemerdekaan 17 Agustus. Hati kita, biar bagaimanapun, tetaplah milik Indonesia dan sepertinya menuntut ingin merayakannya. Pada umumnya, kebiasaan merayakan hari kemerdekaan di Tanah Air dan di Tanah Orang tentu berbeda. Tidak ada gapura hias, misalnya. Atau panggung dangdut yang meramaikan gang-gang di Ibukota. Tapi, ada beberapa hal lain yang turut dibuat di negara lain, misalnya pawai budaya, permainan khas Tujubelasan, upacara bendera di kedubes atau konjen, dll. Nah, detailnya begini.
Di Indonesia
Setiap tanggal 17 Agustus, bangsa Indonesia merayakan hari kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Seperti yang kita tahu, Tujuhbelasan, demikian biasa disebut, biasa dirayakan cukup meriah. Mulai dari upacara bendera skala nasional dengan tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (paskriba) yang ganteng-cantik-keren (karena cerdas banget kan nggak terlihat), sampai ke acara kecil kelas RT atau sekolah. Setiap rumah mengibarkan bendera Merah Putih. Tiangnya boleh dari metal mengilap sampai batang bambu sederhana. Asalkan bendera dapat ditegakkan dan berkibar. Kibaran bendera juga dapat terlihat di hampir setiap mobil. Rasanya, semangat nasionalis ikut berkibar-kibar di hari itu.
Gapura atau gerbang di tiap mulut jalan perumahan juga tak kalah bersolek. Biasanya dilukisi bendera, gambar-gambar pejuang, atau kata-kata nasionalisme. Di tiap lapangan, berlangsung permainan lomba Tujubelasan klasik, seperti tarik tambang, makan kerupuk, panjat pinang, balap karung, dan lainnya. Ada juga pertandingan olahraga. Perlombaan konon digelar untuk mengingat jerih payah anak Bangsa merebut kemerdekaan dari penjajahan selama 350 tahun. Hadiahnya perlombaan ini pun sungguh beragam. Mulai dari hadiah buku tulis sampai sepeda motor.
Hari libur kemerdekaan juga dipakai untuk berkumpul dengan para tetangga. Biasanya, panitia Tujubelasan sudah mulai bekerja sebulan sebelumnya, menarik sumbangan warga dan mendaftar peserta lomba. Banyak banget yang cinlok alias cinta lokasi karena kepanitiaan ini, terutama di kalangan anak mudanya. Maklum, ketemunya kan intens betul! Di malam puncak, biasanya akan digelar panggung pentas dan seni. Buat yang kantongnya “lebih dalam” disewalah band dangdut. Meski namanya band, toh biasanya personelnya hanya terdiri dua sampai tiga orang saja: kibordis dan penyanyi yang biasa tampil berbaju dan berbibir merah menyala. Di pentas yang sama dibagikan hadiah bagi pemenang lomba sambil sesekali ada kata sambutan dari Pak/Ibu RT. Lumayan buat seru-seruan dan rame-ramean. Orang Indonesia memang senang berkumpul, berbagi tawa dan cerita, sambil menikmati kue kotak (kue-kue di dalam boks kecil) dan minum teh atau kopi dalam ceret (teko) besar. Hangat, bersajaha, dan meriah.
Di Australia
Australian Day yang dirayakan penduduk Australia pada tanggal 26 Januari sebenarnya adalah hari untuk mengenang/merayakan tibanya orang Eropa pertama di Port Jackson di tahun 1788. Di pihak orang asli Australia, yaitu Aborigin, 26 Januari adalah Invasion Day. Tapi, kita tidak sedang fokus ke Invasion Day, melainkan cara orang Australia merayakan Australian Day.
Khasnya, hari ini dirayakan dengan “firing up the barbie” atau bakar-bakar daging di halaman belakang (barbekyu). Selain itu, orang juga memanfaatkan hari libur ini di pantai dengan mengenakan berbagai hiasan tubuh/kostum berbau Australia, dengan benderanya yang berwarna biru, merah dan putih. Pemerintah lokal juga biasanya memasang pertunjukan kembang api untuk mengakhiri hari ini dengan meriah.
Pada hari ini juga digelar Citizenship Ceremony, sebuah upacara yang menahbiskan para pendatang yang telah “lulus” menjadi warganegara Australia. Tak lupa, tradisi pengibaran tiga bendera turut mewarnai hari ini: bendera nasional Australia, bendera Aboriginal, dan Torres Islander. Satu upacara lagi, Affirmation Ceremony, juga digelar. Upacara ini diperuntukkan bagi mereka yang ingin meneguhkan kesetiaan dan komitmen mereka pada negara Australia dengan mengucapkan sumpah di bawah ini di dalam komunitas mereka:
“As an Australian citizen,
I affirm my loyalty to Australia and its people,
whose democratic beliefs I share
whose rights and liberties I respect,
and whose laws I uphold and obey.”
Merayakan Kemerdekaan Indonesia di Australia
Seperti sudah disinggung di atas, ada banyak cara merayakan Tujuhbelasan di Australia. Tak ada panjat pinang, bikin permainan Tujuhbelasan yang lain seru juga, kok. Kita bisa ajak tetangga untuk memeriahkannya, atau teman-teman di komunitas Indonesia. Mendekorasi pintu apartemen, alih-alih gapura, juga ide yang keren, bukan? Buat yang doyan makan, adakan lomba masak atau, ya, sekadar masak masakan khas Indonesia. Selain perut bahagia, hati pun senang karena bisa berkumpul dengan teman-teman. Yang pasti, bergabunglah dalam komunitas atau kumpul bareng saudara yang juga tinggal di Australia. [IM]
by: Natasha Ingelia