Mengapa Harus Bekerja? Pentingnya Bekerja dalam Kehidupan Individual dan Sosial

688
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Bekerja sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup. Dari jaman Yunani dan Romawi kuno hingga periode abad pertengahan, sampai ke Revolusi Industri, bekerja menjadi landasan kehidupan umat manusia. Bekerja menjadi sumber pendapatan, sosialisasi, dan identitas bagi banyak orang. Saat ini, bekerja masih berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Tak hanya itu, bekerja juga dapat menjalin hubungan dengan orang lain, dan memberikan rasa berharga.

INDOMEDIA bulan ini membahas manfaat bekerja dan peran pentingnya bagi masyarakat, juga dengan tantangannya. Pastinya, cara mengatasi tantangan ini juga dibahas, ya. Buat yang nggak perlu merasa bekerja, ini saatnya mempersiapkan mental.

Apa dan Mengapa Bekerja?
Bekerja adalah landasan untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik. Ia memberikan kita hal-hal esensial untuk kehidupan yang baik: makanan, tempat tinggal, pakaian, dan layanan kesehatan. Bekerja adalah sumber dari semua kesejahteraan (dalam hal ini kekayaan).

Dalam dunia yang sempurna, setiap orang mampu mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan minat. Sayangnya, memang tidak selalu seperti ini kejadiannya. Banyak orang terpaksa, atau dipaksa bekerja di tempat-tempat yang tidak mereka nikmati atau tidak sesuai dengan keahlian dan situasinya.

Tujuan Bekerja
Bekerja sudah menjadi salah satu landasan penting bagi kehidupan sosial yang lebih baik. Sejak lahir, kita sudah diperlihatkan pentingnya bekerja dan tanggung jawabnya. Bekerja memberikan kita kesempatan untuk menafkahi keluarga, membangun karakter, dan belajar keterampilan baru.

Makna penting bekerja harus disertai dengan pentingnya pekerjaan itu dilakukan. Umumnya, pekerjaan disepelekan dan pekerjanya dibayar di bawah standar kelayakan. Terlebih lagi, banyak orang dipaksa bekerja lebih lama dari seharusnya dan tanpa istirahat, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Sudah menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara untuk berupaya membentuk kehidupan bersama yang lebih baik. Kita harus berusaha menciptakan pekerjaan yang sustainable
dan memberikan standar gaji yang sepadan. Kita juga harus berupaya untuk menciptakan ruang kerja yang humanis agar tercipta keseimbangan bekerja-hidup yang sehat.

Manfaat Bekerja
Bekerja membuat kita terhubung dengan orang lain dan memelajari hal-hal baru. Pekerja yang mampu belajar hal-hal baru dan mengembangkan pengetahuan baru mampu mendapatkan kesempatan dan kemajuan yang lebih besar di dalam kariernya.

Bekerja membuat kita berpenghasilan sehingga terhindar dari masa sulit. Di masa resesi, contohnya, bekerja menjadi sumber kehidupan yang andal. Dengan demikian, bekerja adalah bagian terpenting dalam kehidupan dan penting sekali mendapat kesempatan untuk bekerja.

Bahaya Bekerja
Dari begitu banyak manfaat bekerja, bahayanya pun juga ada. Terlalu banyak bekerja bisa menciptakan burnout, kehilangan tujuan hidup, dan kehilangan waktu untuk keluarga. Penting banget untuk menemukan keseimbangan yang sehat antara kehidupan pribadi dan kehidupan bekerja.

Di awal abad 21, rata-rata mereka yang bekerja di negara maju kurang lebih 47 jam per minggu. Berbeda sekali di abad ke-20, yang rata-rata kerjanya 34 jam per minggu. Sedangkan di akhir abad ke-18, orang hanya bekerja selama 6 jam per minggu, rata-rata.

Kenyataan Bekerja
Kata “bekerja” memunculkan gambaran akan kegiatan fisik dan keras. Bagaimana jika bekerja nggak harus seperti itu? Bagaimana jika sebuah pekerjaan yang dilakukan dapat memberikan perasaan puas dan produktif?

Faktanya, bekerja itu sendiri telah berubah secara drastis dekade belakangan ini. Kita tidak ada lagi bekerja hanya untuk menghasilkan uang. Bahkan, banyak orang kini dapat melihat bahwa bekerja adalah alat untuk berkontribusi pada masyarakat dan memperbaiki hidup mereka.

Tapi, bagaimana kita bisa mendapatkan pekerjaan seperti ini? Well, pertama, kita harus menyadari bahwa bekerja bersifat dua arah. Kita harus mengupayakan pengembangan diri sendiri dan memelajari keterampilan-keterampilan baru, baik yang bersifat soft (karakter) dan hard (keterampilan). Kita juga harus membagikan pengetahuan dan pengajaran ke orang lain sehingga kualitas hidup mereka pun meningkat.

Dengan demikian, bekerja adalah satau cara untuk membangun masyarakat yang lebih baik. Mari kita bekerja keras untuk mewujudkannya!

Tantangan Bekerja
Tak dipungkiri, bekerja sudah menjadi bagian sentral dari hidup bermasyarakat. Kita menjadi manusia yang lebih baik karena bekerja. Dari awal kita diciptakan, manusia selalu berupaya untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan pokoknya, seperti makan dan tempat tinggal, dan bekerja adalah “jantungnya”. Meskipun terdapat banyak perubahan cara bekerja yang seturut tuntutan zaman, tantangan dalam bekerja tak pernah berubah.

Dari banyaknya tantangan itu, yang selalu ada sebagai berikut:

1. Kurang Kontrol
Salah satu tantangan terbesar bekerja adalah tidak bisa diprediksi. Kita bisa sedang bekerja untuk sebuah proyek yang kita sukai, tapi, begitu proyek itu dibatalkan atau diganti, tentu saja bikin frustasi.

2. Kurang Luwes
Seringkali, pekerjaan menuntut kita harus bersedia di satu waktu yang sulit buat kita untuk terikat.

3. Kurangnya Otonomi
Banyak pekerjaan yang mau nggak mau membuat kita mengandalkan orang lain, atau mewajibkan mengikuti aturan tertentu atau prosedur.

4. Kurang Kompensasi
Banyak orang bekerja tanpa bayar untuk mendapatkan pengalaman. Hal itu tentu saja jadi sulit ketika tiba saatnya untuk mencari pekerjaan yang bisa memberi kompensasi lebih baik.

5. Kurangnya Jaminan Kerja
Kalau perusahaannya bangkrut, kita menjadi pengangguran.

6. Kurangnya Kesempatan
Kesempatan bekerja bisa jadi terbatas, dan hal itu membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan minat kita.

7. Kurangnya Interaksi Sosial
Banyak orang menjadi bosan dan kesepian di tempat kerja. Hal itu tentu saja mengarah pada masalah-masalah, seperti sering nggak masuk dan pergantian karyawan yang tinggi.

8. Kurangnya Apresiasi
Banyak orang merasa nggak dihargai, yang membuat mereka merasa marah dan frustasi.

9. Kurangnya Pengakuan
Banyak orang percaya bahwa mereka nggak diakui di tempat kerjanya. Padahal, kontribusi mereka cukup besar. 

Kesempatan Bekerja
Kesempatan bekerja setinggi langit, alias nggak terbatas. Ada banyak jenis pekerjaan berbeda dan kita bisa menemukan pekerjaan yang “perfect” untuk diri kita. Kalau kita sedang mencari pekerjaan, carilah yang sesuai dengan kemampuan dan minat untuk memudahkan kita bekerja.

Ada pekerjaan yang tinggi peminatnya saat ini, seperti pekerjaan di industri kesehatan, teknologi, dan keuangan. Jika kita memiliki kemampuan dan kualifikasi, pekerjaan yang kita minati pasti dengan sendirinya didapat.

Masa Depan Bekerja
Sangat cerah! Itulah masa depan pekerjaan. Sepuluh tahun dari sekarang, kita akan melihat perpindahan besar-besaran di cara kita bekerja. Pekerjaan yang mengharuskan kita terikat pada meja dan mesin akan menguap sedikit demi sedikit. Alih-alih, kita akan melihat masa depan pekerjaan yang bisa dilakukan di mana saja, dengan jam kerja yang fleksibel, dan beragam macam cara bekerjanya. 

Perpindahan ini nggak hanya baik untuk pegawai, tapi juga dari segi ekonomi. Kita akan melihat turunnya tingkat pengangguran dan naiknya kelas menengah atas. Hal ini dikarenakan sistem saat ini yang diambil dari ide bahwa harus bekerja di tepat dan waktu yang telah ditetapkan tak lagi relevan.

Akan ada banyak pekerja paruh waktu dan kontraktor independen. Hal ini bisa terjadi karena pekerjaan yang membutuhkan keterampilan dan pengalaman tertentu nggak lagi diperlukan.

Nah, bukankah itu seharusnya menjadi masa depan yang cemerlang buat pekerja? Mulailah dengan beradaptasi dan menggunakan semua kesempatan yang tersedia. [IM]

Jadi, Bekerja itu…

Untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik, kita membutuhkan “workforce” yang produktif. 

Hal itu harus dimulai dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik. Bagaimana caranya?
Inilah sembilan saran untuk memperbaiki lingkungan kerja yang baik. 

1. Berinvestasi di teknologi. Hal ini tak akan membantu kita bekerja lebih produktif, juga lebih rapi.
2. Upayakan kolaborasi. Hal ini akan membuat kita bekerja lebih cerdas, bukan keras.
3. Ciptakan budaya bekerja yang kondusif untuk kreativitas.
4. Buat jadwal kerja yang fleksibel.
5. Sediakan pelatihan dan kesempatan bertumbuh.
6. Berikan penghargaan pada karyawan yang bekerja dengan baik.
7. Jaga dan cintai karyawan.
8. Rayakan kesuksesan.

9. Tetap rendah hati.

 

Karyawan Vs. Bos: Kamu cocok yang mana, nih?

Apakah kamu berjiwa pengusaha, tapi nggak punya daya dan dana?
Ataukah sebaliknya? Punya segalanya, tapi lebih hepi kerja untuk orang lain?

Menjadi bos atas usaha sendiri mungkin menjadi pilihan yang bagus banget buat kebanyakan orang, terutama bagi mereka yang sudah berpengalaman dalam berbisnis. Orang-orang seperti ini memiliki kemampuan melihat dengan jelas usaha yang mereka inginkan dan bertekad mewujudkannya.

Apakah itu menjadi karyawan atau pemilik bisnis, keduanya memiliki manfaat dan ‘mudharat’.
Penting bagi setiap kita untuk memahami keuntungan dan kebuntungan tiap posisi ini dengan jelas dan bijak. Siapkan mental, dan mari kita lihat-lihat keuntungan dan ketidakuntungannya.

• Pasti digaji
Salah satu keuntungan terbesar menjadi karyawan adalah besaran gaji yang sama setiap waktu tertentu. Ada komponen jelas dalam pembayaran itu, seperti: gaji, bonus, asuransi kesehatan, dll.

• Jam Kerja Jelas
Kita tahu kapan harus “bekerja” dan biasanya jamnya sudah tetap. 

• Tanggung Jawab Jelas dan terbatas
Seorang pegawai memiliki cakupan tugas, yang mempertegas tanggung jawabnya. Pegawai masih menerima pembayaran selama tugas dan tanggung jawabnya terpenuhi. Evaluasi dilakukan secara teratur untuk mengukur pencapaian setiap pegawai dan menjadi dasar promosi dan kenaikan gaji yang sesuai. Pegawai hanya bertanggung jawab pada tugas-tugasnya. Mereka tidak memiliki risiko finansial terhadap perusahaan.

• Cuti Dibayar
Pegawai juga menerima cuti yang dibayar. Mereka bisa liburan atau menggunakan hak cuti mereka sekehendak hati. Cuti dibayar ini membuat pegawai keluar dari rutinitas dan diharapkan “segar” saat kembali bekerja. 

Ketidakuntungan Sebagai Pegawai

• Bergantung
Pegawai dibayar untuk posisi tertentu oleh perusahaan. Pembayarannya terikat oleh performa kerja mereka, hari demi hari. Ada masa pekerjaan ini mungkin akan dihilangkan demi efisiensi atau hal lain. Tentu saja, hal itu membuat pegawai menjadi lebih bergantung pada atasannya demi tetap dibayar. 

• Penghasilan Tetap
Penghasilan pegawai terbatas pada gaji bulanan saja. Angka ini “mentok” dan nggak bisa naik lagi tanpa lembur, promosi, atau kenaikan. Penghasilan yang terbatas membuat pilihan hidup nggak banyak.

• Perkembangan Terbatas
Pegawai dibatasi oleh industri dan posisi yang mereka emban. Mereka bisa saja mengembangkan diri dalam posisi yang ada, tapi, nggak ada pilihan di bidang yang baru atau mengejar kesempatan di luar posisi mereka. 

• Keamanan Pekerjaan
Dalam lingkungan yang bersaing, pekerjaan dan pekerja bisa hilang demi kesuksesan bisnis.
Tidak ada jaminan untuk bekerja seumur hidup, dan pekerja dapat diberhentikan atau dipecat jika diperlukan. 

Keuntungan Sebagai Pemilik Bisnis

• Mandiri
Sebagai bos, kita bebas membuat keputusan. Para pemilik bisnis bebas menjalankan kehidupan pribadi dan bisnis sesuai keinginan mereka. Budaya perusahaan disesuaikan 100% dengan kita.
Baru nge-gym jam 10 pagi, nggak masalah. Belanja di jam kerja supaya nggak kena macet juga santai. Bebas alias mandiri adalah manfaat nomor satu.

• Mengejar Hasrat
Pemilik bisnis memiliki kemampuan untuk mengejar tujuan dan prioritas hidup mereka.
Mereka nggak dibatasi oleh atasan yang memiliki aspirasi berbeda.

• Jam Kerja Fleksibel
Pemiliki bisnis dapat mengatur jam kerja mereka sendiri. Mereka dapat sedikit mungkin, atau sebanyak mungkin yang diperlukan. 

• Mendapat Potensi
Bagi pemilik bisnis, potensi berpihak lebih besar daripada ke pegawai. Potensi ini nggak terikat gaji dan besaran upah. Sebagai pemilik, kita dapat menikmari pertumbuhan perusahaan sebanyak yang diingingkan.

Ketidakuntungan Sebagai Pemilik Bisnis

• Stres
Para pemilik bisnis tidak memiliki jaminan pemasukan, karena mereka nggak punya atasan yang lebih tinggi lagi. Juga, jarang ada dukungan rekan setingkat. Menjadi seorang pemilik bisnis artinya ada masa-masa mengalami tekanan dan isolasi. Bisnis yang sukses membuat pemiliknya harus mampu mengatur dan berhasi di berbagai area bisnis, seperti pemasaran, penjualan, operasi, administrasi, dan dukungan klien. 

• Investasi
Memulai dan membesarkan sebuah bisnis membutuhkan banyak investasi. Beberapa pemilik punya dana di muka, lainnya ambil utang untuk memulai. Tergantung dari jenis bisnisnya, besaran investasi bisa besar atau kecil.

• Jam
Pemilik bisnis mau tak mau harus bekerja lebih lama, biasanya saat bisnis baru dimulai.
Upaya dan usaha yang diperlukan untuk kesuksesan bisnis biasanya panjang dan lama.
Hal ini tentu dapat berdampak buruk bagi keluarga, teman, dan kesehatan pribadi.

• Ketidakstabilan
Meski kesempatan sukses tidak terbatas, risikonya pun demikian. Tahun-tahun pertama memulai bisnis sangat tidak dapat diperkirakan.

• Keamanan Pekerjaan
Dalam lingkungan yang bersaing, pekerjaan dan pekerja bisa hilang demi kesuksesan bisnis.
Tidak ada jaminan untuk bekerja seumur hidup, dan pekerja dapat diberhentikan atau dipecat jika diperlukan. 

Keuntungan Sebagai Pemilik Bisnis

• Mandiri
Sebagai bos, kita bebas membuat keputusan. Para pemilik bisnis bebas menjalankan kehidupan pribadi dan bisnis sesuai keinginan mereka. Budaya perusahaan disesuaikan 100% dengan kita.
Baru nge-gym jam 10 pagi, nggak masalah. Belanja di jam kerja supaya nggak kena macet juga santai. Bebas alias mandiri adalah manfaat nomor satu.

• Mengejar Hasrat
Pemilik bisnis memiliki kemampuan untuk mengejar tujuan dan prioritas hidup mereka. Mereka nggak dibatasi oleh atasan yang memiliki aspirasi berbeda.

• Jam Kerja Fleksibel
Pemiliki bisnis dapat mengatur jam kerja mereka sendiri. Mereka dapat sedikit mungkin, atau sebanyak mungkin yang diperlukan. 

• Mendapat Potensi
Bagi pemilik bisnis, potensi berpihak lebih besar daripada ke pegawai. Potensi ini nggak terikat gaji dan besaran upah. Sebagai pemilik, kita dapat menikmari pertumbuhan perusahaan sebanyak yang diingingkan.

Ketidakuntungan Sebagai Pemilik Bisnis

• Stres
Para pemilik bisnis tidak memiliki jaminan pemasukan, karena mereka nggak punya atasan yang lebih tinggi lagi. Juga, jarang ada dukungan rekan setingkat. Menjadi seorang pemilik bisnis artinya ada masa-masa mengalami tekanan dan isolasi. Bisnis yang sukses membuat pemiliknya harus mampu mengatur dan berhasi di berbagai area bisnis, seperti pemasaran, penjualan, operasi, administrasi, dan dukungan klien. 

• Investasi
Memulai dan membesarkan sebuah bisnis membutuhkan banyak investasi. Beberapa pemilik punya dana di muka, lainnya ambil utang untuk memulai. Tergantung dari jenis bisnisnya, besaran investasi bisa besar atau kecil.

• Jam
Pemilik bisnis mau tak mau harus bekerja lebih lama, biasanya saat bisnis baru dimulai.Upaya dan usaha yang diperlukan untuk kesuksesan bisnis biasanya panjang dan lama. Hal ini tentu dapat berdampak buruk bagi keluarga, teman, dan kesehatan pribadi.

• Ketidakstabilan
Meski kesempatan sukses tidak terbatas, risikonya pun demikian. Tahun-tahun pertama memulai bisnis sangat tidak dapat diperkirakan. [IM]

 

Apa Kata Mereka?

 

Lisa Beth Armunando

Seniman Tato, Pemilik Bisnis Roemah Nenek Tattoo and Piercing

1. Buat kamu, apa keuntungan bekerja?
Mendapatkan penghasilan dan menyalurkan hobi.

2. Apa yang mengasyikkan dalam pekerjaanmu?
Bertemu klien-klien baru dan mendengarkan cerita-cerita mereka.

3. Apa yang paling menyebalkan dalam pekerjaanmu?
Klien yang reseh!

4. Apa prinsip kamu dalam bekerja?
Tidak mau menggambar apa pun yang berhubungan dengan setan.

5. Enak mana, jadi pemilik bisnis atau pegawai?
Pemilik bisnis

 

Lourie Spenrath

Pegawai Swasta

1. Buat kamu, apa keuntungan bekerja?
Bekerja memberikan benefit income yang pasti, sehingga cashflow bisa direncanakan. Bekerja juga memiliki SOP/pakem sendiri dalam melakukan jobdesk. Ketentuan dan peraturannya jelas.

2. Apa yang mengasyikkan dalam pekerjaanmu?
Bertemu dan ngobrol dengan calon nasabah dari beragam sifat, lifestyle, jabatan, dan prinsip. Hal itu membuat pengetahuan dan pandanganku meluas. 

Negosiasi juga faktor yang mengasyikkan dalam pekerjaanku. Aku juga menyukai act of service di dalamnya, yaitu melayani dan memberikan solusi.  Yang pasti, aku sangat menikmati upaya-upaya mencapai target yang diberikan.

3. Apa yang paling menyebalkan dalam pekerjaanmu?
Waktu nggak bisa dealing dan memberikan offering yang bagus ke nasabah. Juga sangat menyebalkan kalau tidak bisa bernegosiasi dengan internal, dan satu lagi, monitoring berlapis.

4. Apa prinsip kamu dalam bekerja?
– Mengusahakan yang terbaik dalam memberikan solusi kepada diri sendiri, nasabah, dan rekan kerja.
– Kerja cepat dan tepat.
Fast response.
– Tetap memelajari hal-hal baru dari setiap case nasabah yang ada.

5. Enak mana, jadi pemilik bisnis atau pegawai?
Pegawai, karena belum pernah punya bisnis.

 

Ervin Christia

Nail and Lash Artist, Pemilik Lilroom Beauty

1. Buat kamu, apa keuntungan bekerja?
Bisa memiliki penghasilan dari hal yang disukai, selain bisa meng-upgrade diri dalam bekerja, misalnya dalam berkomunikasi, menyelesaikan masalah, dan skill yang jelas.

2. Apa yang mengasyikkan dalam pekerjaanmu?
Lebih menguntungkan dalam hal waktu. 

Bisnis ini bisa dijalani dengan waktu yang fleksible dan seingin saya. Dalam hal pekerjaan, saya senang sekali jika klien merasa puas dengan hasilnya. Rasanya sangat menyenangkan mendengarkan mereka menyukainya.

3. Apa yang paling menyebalkan dalam pekerjaanmu?
Nggak punya pemasukan yang pasti. Di high season, order bisa membludak, bahkan harus menolak-nolak permintaan klien. Di lain waktu, benar-benar sepi.

4. Apa prinsip kamu dalam bekerja?
Bisa memberikan pelayanan yang baik, service yang berkualitas. Menurut saya, service yang memuaskan bisa membuat reputasi yang baik. Meskipun bisnis ini masih sangat kecil, service yang baik membuat klien saya datang lagi dan lagi. 

Beberapa dari mereka bahkan berani membandingkan hasilnya lebih baik dari salon ternama.

5. Enak mana, jadi pemilik bisnis atau pegawai?
Pemilik bisnis, karena diusahakan sendiri. Walaupun belum punya studio sendiri, tapi saya sudah bisa membayangkan bagaimana serunya punya bisnis, dan pasti bisa memberikan orang lain pekerjaan juga nantinya.

 

Anne Veronica

Pegawai Swasta

1. Buat kamu, apa keuntungan bekerja?
Kolaborasi dalam bekerja (ide, gaya hidup, ilmu, kehidupan)

2. Apa yang mengasyikkan dalam pekerjaanmu?
Sistem yang jelas dan terstruktur. Memiliki tim kerja yang kuat dan bos yang asyik.

3. Apa yang paling menyebalkan dalam pekerjaanmu?
Persaingan ketat dengan anak baru yang semakin berani dalam tantangan (tidak punya batasan diri).

4. Apa prinsip kamu dalam bekerja?
Setia dan integritas.

5. Enak mana, jadi pemilik bisnis atau pegawai?
Pegawai, saat ini. Saya pernah jadi pemilik usaha yang musiman (sebentar), jadi kurang merasakan enaknya jadi pemilik bisnis. Hehehe

[IM]

Previous articleNikmati Perjalanan Sensorial di Sentosa Sensoryscape
Next article[Celebrating International Women’s Day] Kisah Reni Turnbull Capai Work-Life Balance Sebagai Ibu Bekerja