Beberapa waktu lalu, Indomedia berkesempatan untuk berbincang-bincang secara eklusif dengan seorang tokoh motivator Indonesia yang terkenal dengan Salam Super nya. Ia tak lain adalah Mario Teguh.
Pria kelahiran Makassar pada 60 tahun silam ini sempat memulai karirnya dengan bekerja di Citibank dan kemudian mendirikan Exnal Corp Jakarta menjabat sebagai CEO dan Senior Consultan.
Tapi melalui program acara ‘Mario Teguh The Golden Ways’ lah yang membuat namanya semakin dikenal luas. Tahun 2010, namanya sempat masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai motivator dengan halaman penggemar facebook terbesar di Indonesia. Saat ini jumlah facebook likes nya telah mencapai lebih dari 19 juta likes.
Kita simak aja bincang-bincang santai Indomedia dengan pak Mario Teguh.
Indomedia (IM): Pak Mario Teguh adalah sebagai seorang konsultan, seorang pengusaha, psikolog, philosopher dan juga motivator. Denger-denger, malah motivator yang termahal di Indonesia yah Pak?
Mario Teguh (MT): Terima kasih kepada Tuhan… (sambil menundukan kepala dan tersenyum)
IM: Kira-kira ada gelar apa lagi yang tertinggal Pak?
MT: Suami yang setia dari Ibu Lina…(sambil tertawa)
IM: Terus, kalo boleh tahu Pak…bagaimana sih sosok Mario Teguh muda? Apakah Pak Mario itu tipe badung atau tipe kutu buku?
MT: Sebagai anak muda, saya dulu itu minder, penakut, peragu, tapi impiannya besar. Kalau malam hari rencana saya besar, tapi pas pagi hari batal. Karena saya datang dari keluarga yang sangat sederhana dan merasa tidak berhak untuk berhasil. Tetapi akhirnya saya jadi sadar. Berapa lama saya harus duduk dibelakang, gak berani mengatakan yang saya ingin katakan, gak berani melakukan yang ingin saya lakukan, merasa tidak pantas mempunyai impian… Jadi saya memberanikan diri. Dalam proses memberanikan diri itulah…eh…dari minder malah menjadi nakal, …menjadi badung.
IM: Kapan proses itu terjadi?
MT: Ohh…sebelum SMA. Jadi kira-kira SMP-an…SMP 3 masuk SMA saya sudah mulai nakal, badung dan mencoba segala sesuatu…jatuh, nabrak, kepleset, masuk ke sungai…itu sudah menjadi kebiasaan keseharian. Tetapi, kemudian saya juga merasa, kalo saya begitu terus, kapan saya dapat mencapai kecepatan yang tinggi. Kan kita buat kesalahan itu maksudnya supaya nanti lempeng …di tengah.
Jadi akhirnya waktu umur 17-an, 18 dan 19, saya sudah mulai stabil…dengan cara saya mulai mencatat segala sesuatu dalam hidup saya. Saya mempunyai kebiasaan mencatat secara mental. Saya selalu mengatakan “I will be my best”. Kalau saya dihina orang, sakit hati, saya katakan “I will remember this”. Kalo saya direndahkan ataupun dipuji, I will remember that, too. Jadi saya hidup dengan penuh catatan mental “I will remember this and that”. Lama-lama yah udah gak bisa disimpan lagi, jadilah keluar sebagai nasehat. Padahal waktu itu saya masih muda. Jadi banyak orang mengatakan saya ‘sok tahu’ dan ‘sok tua’…Hanya beberapa tahun terakhir ini saja saya tidak disebut-sebut sok tua karena memang saya sudah tua (candanya). Nah…awalnya begitu (dengan gayanya yang asik, MT pun mulai merasa haus dan menuangkan isi teko ke cangkir tehnya).
IM: Kalau melihat sekarang…apa pernah terpikir atau pernah bercita-cita mau menjadi seperti Pak Mario yang sekarang ini?
MT: Tidak pernah
IM: Awalnya punya cita-cita apa Pak?
MT: Macam-macam…Cita-cita mau jadi tentara, jadi sniper, …bekerja di pabrik senjata, menjadi insinyur, arsitek, segala sesuatu saya coba. Tuhan memberikan saya satu sifat. Kalo saya mempelajari sesuatu, selalu sangat dalam, sangat detail dan sangat tahu. Itu dari masih muda. Tapi satu lagi yang aneh. Saya cepat bosan. Ternyata itu yang dipersiapkan Tuhan untuk saya menjadi motivator yang bisa menjawab hampir semua pertanyaan. Karena saya belajar dalam, bosan lalu pindah, belajar dalam, bosan lalu pindah…begitu terus.
Jadi anak muda yang terlalu fokus disatu bidang saja itu resiko. Karena ke masa depan kan belum tentu cocok. Nah, akhirnya timbul keyakinan pada diri saya, saya boleh gagal seribu kali – tapi kalau satu saja berhasil sudah OK. Dan ternyata, saya sebagai motivator, konsultan, terima kasih kepada Tuhan, diizinkan agak berhasil…saya itu dulu gagal banyak hal termasuk gagal menjadi penari ular… (MT pause sejenak…lalu tersenyum lebar)… itu becanda!
IM: Pak Mario kan biasanya tuh suka menyihir audience dalam program acara bapak. Waktu mereka mendengarkan seakan-akan tuh mereka semua tersihir. Nah, kalau pengaplikasiannya dirumah dengan kedua anak Pak Mario bagaimana…apakah sama ampuhnya, Pak?
MT: Nasehat yang paling baik itu adalah dalam bentuk tindakan. Jadi anak-anak kami, tanpa kami ajari cara bicara seperti saya, mereka bersikap seperti saya karena mereka melihat cara kami berdua hidup. Cara saya memperlakukan Ibu Lina (sang isti – red), cara Ibu Lina memperlakukan saya. Anak itu akhirnya mereka menyerap. Kadang-kadang saya dudukan mereka untuk makan, saya sampaikan shortcuts…filsafatnya kepemimpinan, filsafatnya negosiasi, filsafatnya mendapatkan persetujuan, untuk tidak sombong, untuk membawa kualitas…jadi kalo Marco sekarang 16 tahun, Audrey 20 tahun jadi mereka trainingnya sudah selama umur itu.
IM: Kalau Pak Mario lagi pusing, itu biasanya ada orang-orang tertentu yang dihubungi? atau pelariannya kemana Pak?
MT: Jarang sekali saya pusing. Jarang sekali…karena saya sudah lebih ikhlas dari dulu. Banyak orang hidupnya hari ini itu belum ikhlas. Belum ikhlas tentang hidungnya yang kurang mancung, belum ikhlas dengan matanya yang kurang belo. Saya sudah banyak yang ikhlas… sehingga tidak lagi saya mengeluhkan kekurangan atau kesulitan, saya lebih mensyukuri kelebihan dan kemampuan.
Kalau kita mau berfokus kepada yang sulit, segala sesuatu dalam kehidupan akan sulit. Tapi kalau kita berfokus kepada yang mudah, kepada yang sudah ada, kita akan bersyukur. Nah, dalam kesyukuran itu kita tidak takut mencoba. Kalo kita berfokus kepada yang sulit, kita jadi takut mencoba dan kita mengeluhkan dengan apa yang kita tidak punya dan membandingkan dengan orang yang punya. Ini gak bahagia.
IM: Namanya hidupkan banyak up and downya Pak. Apakah, Pak Mario pernah mengalami masa-masa ‘down’ dalam hidup?
MT: Oooohhhh… Saya itu bijak itu baru kemaren….hahaha. Dulu tuh saya anak muda yang agresif, yang banyak buat salah, yang banyak musuhnya waktu muda. Karena up and down ini. Tetapi kemudian saya menemukan, orang itu boleh nih hatinya up and down, tetapi perilakunya harus always on top. Urusan hati galau, urusan pribadi. Urusan saya kepada bapak adalah tetap gagah, bicara dengan suara yang baik, suka atau tidak suka saya harus suka dengan apa yang saya lakukan.
IM: Nah, sekarang bicara kesuksesan, Pak. Kan kita tahu semua orang ingin sukses. Apa sih definisi sukses dari Pak Mario?
MT: Sukses itu menjadi orang baik. Gagal jadi orang sukses itu sementara. Tapi jadi orang baik itu harus…karena apa? Tujuan hidup ini apa? Jadi orang baik…yang pintar, jadi orang baik…yang kaya, jadi orang baik …yang berkeluarga dengan baik, jadi orang baik…yang berpengaruh dengan kuat. Jadi sukses itu dimulai dari…Jadi orang baik… Nah, jadi orang baik itu sulit! Karena kita terbiasa dengan yang buruk. Jadi kalo ada orang bilang “Jadi orang baik itu susah”…iya, karena dia biasanya gak baik!
IM: Jadi gimana tuh, Pak?
MT: Yah,… jangan dibiasain yang buruk-buruk.
IM: Tapi seberapa susah sih orang berubah, Pak?
MT: Gini,… kalau ada gadis yang cantik lewat didepan anak-anak muda yang nakal-nakal. Mereka ganggu toh… mereka ganggu karena si gadis cantik. Setan juga lihat dan menggangu anak muda yang bakal jadi orang besar di masa depan, jadi setan hanya ganggu orang-orang yang bakal sukses. Gangguannya nih seperti…diganggu oleh males, diganggu dengan urusan yang tidak ada gunanya, diganggu dengan pergaulan yang merusak moral, kesehatan, diganggu dengan menyukai kebiasaan buruk. Semua orang, yang ingin tahu mereka baik gak di masa depan, cek! Semakin banyak gangguan, semakin besar kemungkinan buat orang itu sukses. Karena setan tidak akan mengganggu orang yang tidak akan sukses. Jadi, jadi orang itu jangan sampai membuat setan tidak tertarik untuk mengganggu loh! Karena setan anggarannya terbatas untuk ganggu orang.
IM: Apakan semua orang punya potensi atau kemampuan untuk berkembang yang sama?
MT: Begini, soal kemampuan atau potensi kita taruh kesamping dulu. Kita yakini dulu bahwa setiap orang sudah direncanakan baik oleh Tuhan. Tuhan maha penyayang, penuh kasih dan adil. Setiap orang sudah baik hidupnya. Mengenai kemampuan, ada dua pengertian. Kalo kamu tidak membangun kemampuan, kamu tidak punya kemampuan. Satu lagi, kalo kamu membangun sesuatu apapun, kalo tidak dibantu Tuhan maka tidak jadi. Yakini bahwa kita akan baik dimasa depan. Bangun kemampuan. Lalu berserahlah karena tidak ada kemampuan yang bisa menjadikan kita apapun kalo kita tidak dibantu. Jadi nasehatnya adalah begini…bekerjalah dengan sehebat-hebatnya kemampuan, seperti Tuhan tidak akan bantu. Tetapi berdoalah, seperti kemampuan kita tidak ada gunanya. Bagaimana? Cantik??
IM: Cantik, Pak! Super sekali!!
MT: Terima kasih!
————————————————————————————————————————————————-
Acara ‘Mario Teguh The Golden Ways’ kini bisa diikuti di Kompas TV setiap Sabtu malam jam 19.30-21.00WIB.
Full video interview bisa diakses melalui https://youtu.be/GylLAsnermw