Malam Penghargaan Komunitas dan Jalan-Jalan Sejarah dalam rangka Hari Australia 2023

660
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Perhimpunan Indonesia NSW bekerjasama dengan Indonesian-Australian Families Association of NSW (Sekolah Indonesia Pelangi), Gerakan Pemuda Indonesia-Australia (GPIA), dan Indonesian Diaspora Network NSW (IDN NSW) baru saja menggelar acara Malam Penghargaan Komunitas, Perayaan untuk Penerima Kewarganegaran Australia, serta
Jalan-Jalan Sejarah dalam rangka Hari Australia 2023.

Dua acara dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2023 di Hotel Rydges Campbelltown pada jam 6 sore, sementara Jalan-Jalan Sejarah dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2023 pada jam 10 pagi di waduk Cataract.

Acara dengan tema “Berbeda-beda Tetapi Satu Jua/Bhinneka Tunggal Ika” tersebut dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat, seperti perwakilan dari berbagai organisasi masyarakat dengan aneka macam latar belakang etnik, budaya, bahasa, dan agama.

Acara dibuka dengan “Acknowledgement of Country” oleh Aunt Julie Dannevig. Beliau adalah salah-satu Elder di Dharawal Country dan mewakili “Dharawal Local Aboriginal Land Council” dan kapasitasnya sebagai Chief of Executives. Kemudian disusul dengan menyanyikan lagu kebangsaan Australia “Advance Australia Fair” oleh penyanyi lokal Devina Jatmika.

Presiden Kehormatan Perhimpunan Indonesia NSW, Bapak Jon Soermarjono juga memberikan kata sambutan. Beliau menganjurkan para generasi muda untuk terus bekerjasama menjadikan Australia menjadi tempat yang lebih baik untuk semua orang.

Acara malam penghargaan itu juga dihadiri oleh tamu-tamu penting lainnya seperti The Mayor The Honourable Philip Ruddock, AO (Hornsby Mayor), The Mayor The Honourable Sarkis Yedelian, OAM (City of Ryde Mayor), DR Stepan Kerkyashian (Deputy Chair of National Australia Day Council), dan Konsul Jenderal Vedi Kurnia Buana (Konsulat Jenderal Republik Indonesia).

Pesan inti dari para pembicara adalah sebagai berikut:
1. Kita semua yang menjadi penduduk Australia adalah bagian dari cerita Australia – warisan Australia (DR Stepan Kerkyashian)

2. Bagi sebagian kita Hari Australia masih menjadi tantangan. Kita memakluminya.
Tapi secara bersamaan pada Hari Australia kita merayakan keragaman. Australia adalah negara besar dengan keragamannya (The Honorable Greg Warren MP)

3. Hari Australia adalah waktu kita sebagai penduduk Australia untuk merefleksi, menghormati, dan merayakan. Dalam peristiwa ini waktu kita untuk mengakui kerja keras pahlawan-pahlawan lokal dan merayakan kewarganegaraan Australia yang baru (The Honorable Sarkis Yedelian, OAM).

Acara juga diisi dengan program kesenian, pembacaan dan presentasi sejarah penduduk asli Australia didukung dengan teks dan Auslan Services.

Tarian dari Bali “Panji Semirang”, tarian dari Sulawesi Selatan “Anging Mamiri”, Tari Poco-Poco dan Maumere, penyanyi lokal dan kolaborasi musik Didgeridoo dan tari oleh Aaron Taylor dan musik serta grup vokal oleh Gita Suara Sydney sungguh memeriahkan dan menghangatkan suasana malam penghargaan itu.

Ibu Yusran Sipala, salah-satu pengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Indonesia Pelangi, bersama timnya yang terdiri dari 7 anak dari berbagai latar-belakang etnik, budaya, bahasa, dan agama membacakan sejarah penduduk asli Australia di Campbelltown.

Anak-anak yang berpartisipasi dalam membacakan sejarah itu adalah Nathan (Indonesia), Izzabella (Australia), Yaseen dan Taha (Indonesia – Iraq), Arthur (Laos), Savitha (Tamil), and Osman (Afrika Timur).

Melalui pembacaan sejarah itu, peserta bisa belajar dan mengetahui lebih dalam mengenai sejarah penduduk asli Australia di Campbelltown seperti bahasa dan wilayah lokal, lambang lokal, mengapa ada festival Fisher Ghost setiap tahun di Campbelltown, monumen Appin di waduk Cataract, asal-usul gua banteng (Bull Cave), dan lain sebagainya.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sejarah penduduk asli Australia di Campbelltown pembaca Indomedia dapat membuka tautan Aboriginal history of Campbelltown – Campbelltown City Council (nsw.gov.au)

Seperti Hari Australia tahun lalu, sejarah hubungan penduduk asli Australia di Northern Territory dan Bugis Makassar – Indonesia juga disampaikan kembali oleh Ibu Yusran Sipala.

Setelah pembacaan dan presentasi sejarah itu, panitia mengadakan permainan interaktif dengan peserta dengan menggunakan aplikasi KAHOOT. Sungguh menarik dan membuat stimulasi dan hasil yang baik, terlebih panitia menyediakan masing-masing 3x@$75 Coles Voucher atau total 6 voucher untuk pemenang 2 tema sejarah yang disampaikan.

Tidak ketinggalan Indonesian Diaspora Network – Australia melalui perwakilan-perwakilannya dari seluruh negara bagian Australia menyampaikan “Reflect. Respect. Celebrate” melalui rekaman video.

Puncak acara dipimpin oleh The Mayor The Honourable Philip Ruddock, AO. Beliau menyampaikan bahwa Hari Australia adalah peristiwa penting. Pada peristiwa ini beliau merefleksi Australia yang modern. Australia adalah negara besar dengan keragaman.

Setiap orang Australia mempunyai kesempatan yang sama untuk menyumbangkan keahlian, bakat dan dapat mendemonstrasikan kepada yang lain bahwa kita mempunyai sesuatu yang bisa disumbangkan, oleh setiap orang dan setiap latar belakang. Menjadi orang Australia tidak harus melupakan darimana kita berasal dan bahasa pertama yang kita gunakan.

Secara simbolik beliau menyampaikan pin bendera Australia bagi penerima Kewarganegaraan Australia dari awal tahun 2020 sampai dengan akhir
tahun 2022.

Kemudian beliau juga memberikan medali kepada para pemenang Penghargaan Komunitas Hari Australia 2023, yaitu:

1. Ibu Gustina Dauner,
Australia of The Year – Unity in Diversity
2. Ibu Yoen Yahya,
Senior of The Year – Unity in Diversity
3. Bpk Komran Mangkuwerdojo,
Local Hero of The Year – Unity in Diversity
4. Ibu Waode Sitti Yusran Sipala,
Local Hero of The Year – Unity in Diversity.

Untuk penerima penghargaan yang berkewarganegaraan Australia seperti Ibu Gustinia Dauner dan Bapak Komran Mangkuwerdojo, mereka akan dinominasikan ke Australia of The Year nominasi untuk Hari Australia 2024 melalui National Australia Day Council.

Acara dilanjutkan dengan workshop Didgeridoo dan tarian penduduk asli Australia oleh Aaron Taylor dan pidato oleh Bapak Konjen Vedi Kurnia Buana. Acara ditutup dengan foto bersama dan poco-poco.

=======================================================

Jalan-Jalan Sejarah Penduduk Asli Australia

Sebagai tindak-lanjut dari acara malam penghargaan itu, pada tanggal 26 Januari 2023 panitia juga melaksanakan acara “Jalan-Jalan Sejarah” untuk merefleksi sejarah penduduk asli Australia di Campbelltown, menghormati dengan acara tabur bunga, dan merayakan keragaman melalui perlombaan dan melukis wajah dengan menggunakan simbol-simbol yang digunakan oleh penduduk asli Australia.

Acara dilanjutkan dengan makan siang dan BBQ. Acara tersebut dipimpin oleh Peter Doukas OAM, Presiden Ethnic Community Council NSW dan dihadiri oleh masyarakat umum.

Panitia mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah mendukung acara nasional yang penting ini terwujud.

Mulai dari panitia, Pemerintah Australia – National Australia Day Council, Pemerintah Pusat dan Negara Bagian, Pemerintah Lokal, Tharawal Local Aboriginal Land Council, Konsulat Jenderal Republik Indonesia, perwakilan-perwakilan organisasi kemasyarakatan, artis dan musisi, sponsor, AUSLAN Services, staff dan manajemen hotel Rydges Campbelltown, serta masyarakat penduduk asli Australia dan masyarakat umum. [IM]

Australia Day. Reflect. Respect. Celebrate.
We’re all part of the story. Unity in Diversity.

Dilaporkan oleh: Epy Djulianti dan DR. Salut Muhidin (Panitia Inti Hari Australia Day 2023)

 

Previous articleKarya Seniman Diaspora Indonesia di Maitland Regional Art Gallery (MRAG) Australia
Next articlePemotongan Tumpeng, IDN NSW Rayakan HUT Ke-10