KBRI Canberra Gelar Doa Lintas Agama Untuk Palu Dan Donggala

1304
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

CANBERRA: Sebagai wujud ungkapan duka cita, kepedulian dan untuk mendoakan para korban bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra telah menggelar acara doa bersama lintas agama pada tanggal 5 Oktober 2018.

Ratusan warga Indonesia dan Australia yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari Duta Besar negara sahabat, pejabat Pemerintah Australia, tokoh agama dan masyarakat, diplomat, mahasiswa dan pelajar Indonesia hingga pengurus Dharma Wanita Persatuan KBRI Canberra, hadir dalam acara doa bersama yang bertajuk “Interfaith Prayers for Palu dan Donggala”.

Dubes RI untuk Australia, Y. Kristiarto S. Legowo dalam sambutannya menyatakan bahwa inisiatif KBRI Canberra menggelar doa lintas agama ini bertujuan untuk menunjukkan rasa bela sungkawa dari segenap elemen masyarakat Indonesia di Australia dan mendoakan para korban bencana di Sulawesi.

“Melalui doa bersama lintas agama ini, kita ingin tunjukkan bahwa para korban tidak merasa sendiri. Mereka mempunyai teman di Australia, baik masyarakat Indonesia maupun Australia, yang siap membantu mereka di saat menghadapi situasi yang sulit”, ujarnya.

Langkah Dubes RI ini diapresiasi oleh Pemerintah Australia seperti yang disampaikan oleh Tom Connor, Assistant Secretary for Southeast Asia Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) yang secara khusus hadir dan menyampaikan belasungkawa Pemerintahnya kepada para korban.

“Indonesia dan Australia adalah bertetangga dan saling menjadi mitra yang baik yang saling membantu dalam kesulitan. Australia akan senantiasa mengingat bantuan dari Indonesia saat terjadi kebakaran hutan di Victoria tahun 2009. Untuk korban tsunami di Palu dan Sulawesi, Pemerintah Australia memberikan bantuan sebesar AUD$ 5.5 juta”, imbuhnya.

Doa-doa dibawakan oleh masing-masing wakil dari lima agama secara bergantian. Doa menurut agama Islam disampaikan oleh Marpudin Azis dari The Australia Indonesia Muslim Foundation, Australian Capital Territory (AIMFACT). Dubes Vatikan untuk Australia, Adolvo Tito Yllana membawakan doa mewakili agama Katholik. Doa dalam agama Kristen disampaikan oleh Justy Siwabessy, Ketua Persatuan Masyarakat Kristen Indonesia Canberra (PMKIC). Sedangkan, doa dalam agama Hindu diwakili oleh Ketut Nanik Clynes dari Australian Indonesian Families Association (AIFA) dan agama Budha diwakili oleh Arild Ranlim, mahasiswa S-2 di Australian National University (ANU).

Prosesi doa bersama lintas agama ini berlangsung khidmat. Suasana semakin haru saat berbagai lantunan doa dipanjatkan secara khusuk sehingga membuat sebagian yang hadir menitikkan air mata. Perhimpunan Pelajar Indonesia-Australia (PPIA) pada kesempatan itu juga turut menyampaikan rasa duka citanya melalui doa yang disampaikan oleh Septian Razi, Ketua PPIA Australia ANU.

Acara ditutup dengan paparan dari Cerya Paramita, Diplomat muda, KBRI Canberra, tentang berbagai langkah yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, khususnya upaya pencarian, penyelamatan dan evakuasi, distribusi kebutuhan pokok, penanganan medis serta prosedur penyaluran bantuan asing, termasuk dari Australia. [IM]

Previous articleDubes Kristiarto: Manfaatkan Kemitraan Dan Peluang IA-CEPA
Next articleLet’s Share A Meal For Lombok