Di hari peringatan ini hujan turun. Dua puluh tahun lalu, mereka yang ditinggalkan secara mendadak oleh anak, cucu, ayah, ibu, kekasih, dan sahabat dua puluh tahun yang lalu tak berhenti menangis. Baik hari ini, dua puluh tahun lalu, maupun di masa depan, peristiwa Bom Bali selalu penting untuk dikenang.
Setangkai Gerbera
Ratusan orang menghadiri acara Bali commemoration ceremony yang diadakan di Bali Memorial, Dolphins Point, Dunningham Reserve, Coogee Beach pada Rabu, 12 Oktober 2022 lalu. Para tamu yang hadir diantaranya adalah Prime Minister Anthony Albanese, Leader of the Opposition Peter Dutton, NSW premier Dominic Perrottet, Mayor of Randwick Cr. Dylan Parker, Konsul Jenderal RI Sydney Vedi Kurnia Buana dan Atase Sosial Budaya KJRI Sydney Tubagus Farih Mufti, ICC-NSW–diwakili oleh President ICC-NSW Endi Dharma dan Wakil Presiden Anita Rochaniasih, para anggota keluarga dan teman korban bom Bali serta penduduk lokal.
Sebelum memasuki area seremoni, setiap tamu diberikan setangkai bunga gerbera yang indah. Acara kemudian dibuka dengan tepat waktu oleh MC Dominic Sullivan, mantan Walikota Randwick. Rangkaian acara dimulai dari penyambutan tetamu di Tanah leluhur dan kemudian mengundang para pembicara satu persatu untuk memberikan sambutan.
PM Anthony Albanese, dalam pidatonya, mengatakan bahwa Bali adalah tempat, seperti London dan Gallipoli, yang memiliki semangat Australia. Meskipun peristiwa ini telah berlalu 20 tahun, tapi sakit karena kehilangan dan kesedihan tidak pernah redup. “Kami memikirkan mereka dengan rasa sakit mengetahui bahwa mereka seharusnya masih di sini. Indera mereka dipenuhi dengan semua yang kami rasakan sekarang,” demikian ungkap PM Albanese.
Sedangkan Premier NSW Dominic Perrottet mengatakan, “Hari ini milik para penyintas. Yang bisa kami lakukan hanyalah menawarkan dukungan kami, persahabatan, solidaritas, dan tekad kami untuk berdiri bersama kalian.”
Setelah itu lagu “You’ll never walk alone” dinyanyikan bersama. Diikuti kemudian dengan para pembicara yang berasal dari keluarga korban serta penyintas peristiwa.
Para keluarga, teman korban, dan para penyintas menceritakan momen-momen saat mencari orang-orang terkasih yang hilang, serta menunggu telepon dengan kecemasan dan ketakutan mendengar berita yang suram. Namun, ada juga harapan dan pembelajaran dalam kesaksian dari mereka yang kehilangan.
Bapak Vedi dan pemimpin oposisi Peter Dutton tidak berpidato, tapi hadir untuk memberikan penghormatan, turut mengenang para korban, dan memberikan bantuan moral kepada keluarga, teman para korban dan penyintas. Air hujan yang turun terus menerus sepanjang acara tidak membuat para hadirin bergerak sama sekali.
Khidmat dan Sendu
Seremoni peringatan ini berjalan khidmat dari awal sampai selesai tengah hari. Payung–payung terbuka tanpa terdengar kata. Tidak ada yang bicara. Seakan terpaku, tenggelam dalam keheningan suasana. Tidak ada isak tangis terdengar, tapi wajah-wajah hadirin menyiratkan isi hati dan pikiran mereka.
Tibalah pembacaan nama-nama korban. Ray Brownlee PSM, Julie Dunsmore AM, Martha Jabour OAM, dan Katrina Kendall (Povolny) secara bergiliran membacakan kembali nama para korban. Acara kemudian dilanjutkan dengan mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang dan mendoakan arwah 202 korban, serta kekuatan bagi keluarga dan teman yang ditinggalkan.
Pelepasan 88 burung merpati putih ke angkasa, sebagai simbol perdamaian dan melambangkan jumlah korban 88 orang Australia. Burung tersebut saat dilepaskan, bersatu di udara, dan terbang bersama di langit kelabu. Mereka bersama-sama berputar-putar di atas hadirin sebelum akhirnya menjauh pergi.
Acara berlanjut dengan peletakan bunga gerbera di Patung Peringatan Bali, sebuah patung perunggu yang menjulang tinggi pada titik yang melengkung ke langit. Patung yang berlokasi di Coogee ini melambangkan tiga simbol saling terkait, yaitu keluarga, teman, dan komunitas.
Setelahnya disajikan makanan dan minuman untuk semua tamu, baik yang di dalam tenda maupun di luar. Sementara itu, coffee crew di dalam minivan juga menyajikan aneka kopi dan teh hangat serta makanan ringan, seperti wrap, roti lapis, dan aneka pastry.
Acara peringatan ini diselenggarakan dengan sangat baik dan rapi oleh Randwick City Council. Panitia acara mengambil tempat di Dolphin Point, Coogee, rumah bagi enam anggota Coogee Dolphins Rugby League Club yang menjadi korban peristiwa mengerikan ini. [IM]
Penulis: Anita Rochaniasih