Tinggi badan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, bahkan bisa mempengaruhi nasib dan karier. Beberapa pekerjaan bahkan mensyaratkan tinggi badan tertentu seperti tentara, polisi, karyawan bank, model dan lainnya.
Tentu saja, tidak memiliki tinggi badan ideal bisa mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, apalagi laki-laki. Pertumbuhan tinggi badan sendiri dimulai dari usia bayi hingga 18 tahun untuk wanita, serta hingga 21 tahun untuk pria. Biasanya, wanita lebih cepat menjadi tinggi dibanding anak laki-laki.
Untuk diketahui, tinggi badan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain faktor genetik atau keturunan. Faktor ini berpengaruh sekitar 60%-80% dari tinggi badan seseorang, menurut sebuah studi ekstensif. Sementara sisanya, sebanyak 20%-40% ditentukan oleh faktor lingkungan dan makanan.
Sementara laporan lain dari Genetic Investigation of Anthropometric Traits (GIANT) Consortium, Boston, Amerika Serikat (AS), yang diterbitkan dalam jurnal Nature Genetics pada awal Oktober 2014, menyatakan kebalikannya. Studi ini mengatakan bahwa faktor genetik hanya berpengaruh sebanyak 20% terhadap pertumbuhan tinggi badan seseorang. Para peneliti GIANT ini berpendapat, 80% tinggi badan seseorang lebih ditentukan oleh nutrisi, hormon, lingkungan dan aktivitas fisik.
Faktor lain yakni hormon. Hormon yang berpengaruh terhadap tinggi badan seseorang yakni hormon pertumbuhan, hormon tiroid dan hormon seks. Ketiganya memiliki fungsi berbeda. Misal, hormon pertumbuhan akan memiliki fungsi untuk merangsang pertumbuhan tulang, sementara hormon tiroid berfunsgi membantu proses metabolisme tubuh. Lalu, hormon seks berperan dalam proses pematangan seksual.
Faktor asupan gizi atau nutrisi merupakan faktor paling penting dalam tumbuh kembang anak, terutama tinggi badan. Faktor nutrisi ini juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan gaya hidup. Dalam hal ini, keluarga dengan perekonomian kurang akan berdampak pada tinggi badan anak. Sebab makanan yang diasup tidak akan mengandung gizi seimbang. Selain itu, keluarga yang hidup di lingkungan terkena polusi juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
Di Jepang, semakin maju masyarakatnya maka rata-rata tinggi badan warganya juga bertumbuh. Alhasil, potensi genetik bila ditambah dengan faktor gizi dan lingkungan yang baik seperti yang dialami bangsa Jepang, hasilnya akan positif.
Di Indonesia, kebutuhan gizi masyarakatnya masih rendah atau dibawah 2.200 kilo kalori (kkal) per kapita per tahun. Gizi terutama didapat dari sumber bahan pangan seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Dampak krisis ekonomi berpengaruh ke pemenuhan gizi masyarakat, terutama untuk pemenuhan gizi keluarga. Padahal, di Indonesia terdapat 250 juta penduduk yang membutuhkan asupan gizi.
Selain standar kebutuhan gizi yang rendah, masyarakat Indonesia juga kurang mengkonsumsi sayuran dan buah. Saat ini rata-rata konsumsi sayuran dan buah hanya 5 ons dari kebutuhan kalori yang disarankan. Salah satu sebabnya, produksi sayuran dan buah yang masih rendah serta harga komoditas buah yang belum sepenuhnya terjangkau.
Tren saat ini di kota besar, yakni berkembangnya gaya hidup instant. Gaya hidup seperti ini lebih banyak mengkonsumsi makanan dan minuman berkadar gula tinggi atau bersoda. Padahal, makanan cepat saji dan minuman bersoda bisa mengurangi jumlah hormon pertumbuhan seperti disebutkan di atas. Tapi, dengan berolahraga teratur bisa merangsang produksi hormon pertumbuhan. Sementara olahraga seperti renang dan bakset bisa merangsang pertumbuhan tulang kaki dan punggung.
Gaya hidup lain yang berpengaruh ke tinggi badan adalah posisi duduk. Posisi duduk yang baik dan tidak bungkuk akan berpengaruh terhadap kesehatan tulang belakang, dan nantinya juga berpengaruh terhadap tinggi badan seseorang. Jangan lupakan juga posisi dan lama tidur. Sebaiknya tidur sekitar 7 jam-8 jam untuk membantu optimalisasi kinerja hormon pertumbuhan.
Nah, apa saja asupan makanan yang baik untuk pertumbuhan tulang yang sehat? Umumnya, nutrisi peninggi badan yang penting dikonsumsi adalah kalsium, protein, zinc serta berbagai macam aneka mineral lain.
Untuk masa kanak-kanak, sangat dianjurkan untuk meminum susu, sebab minuman ini kaya akan vitamin D dan kalsium. Selain susu, kalsium juga bisa didapat dari keju, yogurt dan gandum. Untuk varian susu, selain susu sapi murni juga bisa dikonsumsi susu kedelai, susu almond, yoghurt, susu buah, susu kacang mete, dan susu kalsium.
Untuk susu kalsium, memang dikhususkan sebagai asupan peninggi badan, baik untuk anak-anak maupun dewasa. Susu ini membantu terpenuhinya konsumsi 1.000 miligram kalsium per hari. Agar lebih maksimal, sebaiknya konsumsi susu diimbangi dengan olahraga dan pilihlah produk susu kalsium yang tidak memiliki efek samping.
Tapi, jika anak alergi produk susu, bisa diganti dengan asupan kalsium dari sayuran berdaun hijau dan kacang-kacangan misal kacang merah.
Jangan lupa, asupan protein juga penting. Protein terdapat di makanan nabati, ikan, unggas, daging serta susu. Sayangnya, dampak susu untuk pertumbuhan tinggi badan sudah tidak ada ketika anak memasuki usia dewasa.
Nah, pada 25 Januari mendatang merupakan Hari Gizi Nasional. Saatnya untuk introspeksi, apakah asupan gizi keluarga sudah mencukupi atau belum?