Berita ditutupnya Warung Ita yang baru-baru ini disebar di Medsos sangat mengejutkan para pelanggan setianya. Pelanggan setianya bukan hanya terdiri dari warga Indonesia, tapi justru sebagian besar adalah warga Australia dan mancanegara seperti Timur Tengah, Pakistan, Somalia, China, Turki, Malaysia dan lainnya.
Mereka sangat kehilangan dan menyayangkan keputusan ini, apalagi disaat Warung Ita berada dipuncak sukses dan namanya viral saat tempatnya dipilih sebagai lokasi shooting advertising Uber Eats dengan mendatangkan aktor asal Inggris Tom Felton dari film Harry Potter.
Hubungan yang erat dengan para pelanggan sejak awal dibukanya Warung Ita 22 tahun yang lalu tetap dilanjutkan oleh anak-anak mereka yang saat itu masih kecil. Mereka datang bukan sebagai pelanggan yang sekedar menikmati makanan kesukaan mereka, tapi lebih merupakan sebagai keluarga besar. Dengan tulus mereka menawarkan bantuan agar Warung Ita tetap bertahan.
Dengan rasa haru Hilda memberikan penjelasan bahwa kondisi ayahnya dan juga ayah mertua yang saat ini kurang sehat dan butuh perhatian khusus merupakan keputusan terbaik saat ini, untuk sementara waktu menutup Warung Ita sampai situasi membaik.
Apa sih yang menjadikan Warung Ita begitu istimewa dan merupakan simbol dan ikon di Lakemba? Yuk ikuti sejarah berdirinya Warung Ita.
Ibu Ita dan Pak Nazar sudah berdomisili di Sydney sejak tahun 1977. Mereka memiliki 19 cucu. Sudah menjadi kebiasaan bagi Ibu Ita untuk memasak lebih setiap akhir pekan untuk cucu-cucu mereka yang datang berkunjung. Dari situlah tercetus suatu pemikiran untuk mencari tempat dan memasak bagi pengunjung yang ingin mencicipi masakannya.
Maka pada tahun 2002 dibukalah Warung Ita yang menyajikan masakan “rumah”. Dipakai nama Warung bukan restoran atau rumah makan karena selain enak didengar juga mengingatkan akan tanah air kita. Sedang nama Ita diambil dari kependekan nama ibu Rosmanita.
Ternyata banyak pengunjung yang menyukai masakan ibu Ita. Bahkan rela menempuh perjalanan jauh ke Lakemba untuk merasakan lezatnya makanan khas Padang, tanah kelahiran mereka, seperti rendang, sate padang, dendeng balado, soto padang, disamping menu lainnya.
Pelanggan yang datang mencicipi selalu kembali dan penjadi pelanggan tetap. Ibu Ita didukung oleh suami setia yang rela turun ke dapur untuk memanggang sate, mencuci dan melayani pengunjung dengan sabar dan ramah.
Di bulan suci Ramadhan, sepanjang jalan Haldon Street ditutup untuk Festival Makanan yang menyediakan berbagai masakan dari berbagai negara untuk berbuka puasa dan sahur, dan Warung Ita menjadi satu-satunya restoran yang menawarkan dan mempromosikan masakan Indonesia. Adalah suatu kebanggaan bisa turut mempromosikan Indonesia (walau sekecil apapun) lewat masakan khasnya.
Karena faktor usia, maka pada tahun 2018 usaha ini diserahkan kepada anak perempuan satu-satunya, Hilda yang ternyata mewarisi keahlian memasak dari sang ibu.
Di tangan Hilda, Warung Ita berkembang pesat. Pada hari-hari tertentu menyajikan menu spesial yang beraneka ragam. Banyak tawaran mengalir untuk catering di berbagai acara atau delivery ke rumah-rumah. Hilda juga rajin mempergunakan medsos untuk membagikan info dan menu-menu tertentu.
Kepuasan dan pelayanan yang baik dan ramah tersebar dari para pelanggan, sehingga mengantarkan tamu-tamu penting seperti MP Tony Burke (Member of Parliament) bersama keluarga, artis bintang sinetron Indonesia yang terkenal dan pendakwah Oki Setiana Dewi, serta artis Australia Claudia Karvan. Uber Eats pun melirik hal ini, mereka menghubungi dan menyampaikan maksudnya memilih Warung Ita untuk lokasi iklannya.
Mari bersama sama kita doakan semoga orang tua tercinta sehat kembali dan Warung Ita bisa berkibar lagi menyajikan masakan-masakan yang dirindukan para pencintanya. [IM]
Oleh Yoen Yahya