SOUNDQURIANG 6: Essence of Diversity

569
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Acara tahunan PPIA Macquarie has finally ended with a huge blast! Persiapan selama tujuh bulan yang berawal hanya dari ide yang terus dikembangkan dan diolah oleh seluruh panitia yang terlibat berhasil terwujudkan pada hari Jumat tanggal 20 Oktober lalu.

Malam dibuka dengan performance apik dari MC, Andovi dan Jovial, widely known as Dalopez brothers. Mereka memulai acara dengan menunjukan the first ever LIVE Epic Rap Battle: Prabowo VS Jokowi. Performance ini merupakan parodi debat presiden 2019 yang mereka unggah di channel Youtube mereka, sejauh ini video tersebut telah mencapai 38M views.

Acara berlanjut dengan opening sequence yang mengandung unsur interaktif yang sangat dinantikan oleh penonton. Di segmen ini, kita memusikalisasikan karakter dari legenda Pandawa 5. Cerita ini dipilih karena elemen ‘Diversity’ yang merupakan tema Soundquriang tahun ini. Berawal dengan Arjuna, sang dewa yang dermawan dan rupawan. Untuk mencerminkan sifatnya, Diandra Ferdytha, Haruna Vanessa dan Amabel Odellia membawakan lagu-lagu seperti “Berharap tak Berpisah”, “Kau Adalah”, dan “Cantik”.

Segmen berikutnya menceritakan tentang sifat kegagahan Bima. Di segmen ini, Krista Monica menyanyikan lagu “Bendera” yang merupakan sebuah tribut untuk mantan presiden kita, B.J. Habibie. Tidak hanya itu, Stefa Yuwiko meramaikan suasana teater dengan lagu “Bento” dengan aransemen Rock’n’Roll yang cocok untuk mendeskripsikan sifat Bima.

Lalu datanglah segmen yang sangat dinanti penonton, disini penonton dapat memilih antara Nakula atau Sadewa dengan cara voting via Instagram Story, dan terpilihlah Nakula (51%) dengan perbedaan tipis dibanding Sadewa (49%). Ivan Edbert dan Levina membawakan lagu “Manusia Bodoh” dan “Setia” yang mencerminkan sifatnya yang taat. Untuk segmen Sadewa, Garry Armando dan Kristina Gressey memukau semua penonton dengan suara merdu mereka melalui lagu “Takkan Terganti” dan “Percayalah”. Datanglah segmen terakhir penghujung sequence ini yang dibawakan oleh Andy Ambarita dengan lagu “Kasih Tak Sampai” yang menggambarkan sifat lemah lembut si sulung, Yudistira. Lalu semua penyanyi berkumpul untuk menyanyikan lagu terakhir “Negeriku” disertakan tarian dari Sanggar Tari Nusantara yang menyentuh hati para penonton.

Setelah berakhirnya segmen Pandawa 5, masuklah performer utama kita Ari Lasso dengan lagu pembuka “Mengejar Matahari”. Acara Soundquriang merupakan pertama kalinya Ari Lasso perform di Sydney, “Acara ini sangat saya tunggu-tunggu, setelah sekian lama ingin peform di Sydney akhirnya terwujud juga” ujar Ari Lasso. Malam itu Ari Lasso membawa semua penonton bernostalgia ke era awal 2000-an, dengan membawakan lagu-lagu hits seperti “Hampa”, “Kangen”,“Aku dan Dirimu”, “Rahasia Perempuan”, “Kamulah Satu-satunya”, dan hits lainnya. Ari membawakan total 11 lagu untuk menghibur penonton Sydney malam itu. Di sela-sela performance, Ari juga membawa semua pengunjung Soundquriang untuk masuk ke dalam Instagram-story nya, yang juga ia post di akun resminya. Dengan suasana yang ramai dan riang pastinya penonton membawa pulang an unforgettable memory for being a part of Soundquriang. [IM]

Previous articleMalam Spektakuler Soundsekerta 2019
Next articleStroke Mengincar Kaum Muda