Mengapa Resolusi Tahun Baru Selalu Gagal?

1206
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Menjalankan resolusi Tahun Baru membutuhkan fokus, detail, dan dosis realistis segudang. Biar nggak gagal lagi, dan lagi, Indomedia mau membagikan membangun kebiasaan yang diperlukan agar gol-gol kita semua buat 2023 sukses terjadi–kali ini.

Setiap bulan Januari ada cerita lama yang berulang kembali: jutaan orang mengumpulkan harapan dan impiannya dengan tujuan kehidupan yang lebih baik ke dalam saringan yang bernama Resolusi Tahun Baru. Gol-gol ini berkisar dari kesehatan yang lebih fit sampai mandiri secara finansial. Semua itu seringkali dimulai dengan niat yang baik. Tapi, niat yang baik itu cuma jadi niat di akhir tahun. Lho, kenapa, sih? Apa yang salah?

Benar! Banyaknya penelitian dan survei yang dilakukan berkesimpulan bahwa di Februari, sebanyak 80% resolusi yang dicanangkan sebulan sebelumnya sudah ditinggalkan. Hal itu menyatakan bahwa pendekatan yang kita lakukan salah semua. Alih-alih mengeset gol-gol yang sifatnya mission impossible dan menyaksikannya gagal total, mengapa tidak berusaha memahami lebih baik psikologi di balik gol tersebut?

Kali ini kita akan membahas kesalahan umum yang kita alami dalam memastikan resolusi Tahun Baru. Selain itu, ada cara-cara menghindari kesalahan tersebut terulang dan membangun kebiasaan baik yang bertahan seumur hidup. 

Di balik kegagalan demi kegagalan itu

Sesungguhnya, sangat mudah memahami mengapa membuat resolusi Tahun Baru itu begitu populer.

Pertama, resolusi menjadi indikator yang jelas akan kesuksesan kita tahun demi tahun, lengkap dengan titik awal dan garis akhir. Kita dapat menjejak kemajuan yang kita buat bulan demi bulan, dan gol tersebut terasa memuaskan dalam kerangka waktu tertentu (contoh: “Di tahun depan, aku sudah punya tabungan cadangan!”).

Kedua, awal tahun baru mengundang kita untuk berimajinasi akan masa depan “kita yang lebih baik”. Proyeksi “kita” di masa depan ini bisa menggembirakan dan memotivasi kita saat ini–minimal untuk sementara waktu.

Namun, bagaimana jika kedua cara berpikir itu malah (nggak sengaja) terancang untuk gagal di awal? Saat melihat resolusi yang gagal di masa lalu, kita mungkin bisa ‘ngeh’ kalau resolusi ini jatuh ke jurang kegagalan sebagai berikut:

• mentalitas semua atau nggak sama sekali
• pola pikir yang terlalu ambisius
• kurang detail
• tekanan berhasil versus membangun kebiasaan
• nggak ada hubungan dengan kenyataan yang ada

Nah, mari kita bahas jurang-jurang kegagalan ini, satu demi satu, supaya dapat pemahaman yang lebih baik dan mencegah gagal lagi-gagal lagi. Masak iya gagal melulu?

Mentalitas “semua atau nggak sama sekali” 

Resolusi Tahun Baru cenderung mendorong timbulnya pikiran “semua atau ngga sama sekali”. Kesuksesan diukur sebagai menang 100% atau nggak menang sama sekali.

Masalah dengan gol “semua atau ngga sama sekali” adalah nggak mengakomodasi kesalahan sedikit pun. Sekalinya, kita jadi kecil hati dan akhirnya memilih mending gagal sekalian. Ini adalah alasan besar mengapa banyak orang meninggalkan resolusi mereka di bulan Februari.

Pemikiran semua atau nggak sama sekali dapat menjadi sabotase dari dalam diri.
Tanpa menyadarinya, banyak dari kita mungkin percaya bahwa kita belum layak sukses. Itu artinya, kita secara konstan berperang melawan diri sendiri karena alam bawah sadar kita terhubung dengan perilaku-perilaku yang secara aktif membuat pencapaian hasil jadi lebih sulit. Perilaku tersebut dapat terlihat seperti:

• menunggu sampai menit terakhir untuk fokus pada gol di masa yang telah ditentukan
(dengan kata lain: menunda-nunda)
• menderita sindrom peniru dan mengatakan hal buruk pada diri sendiri
• kesulitan berkarya dan memertahankan batasan

Pola Pikir yang Terlalu Ambisius

Dalam kegairahan Tahun Baru, mudah banget menyusun rencana yang terlalu ambisius dan nggak mencerminkan kenyatan hidup kita sehari-hari. Memutuskan untuk 100% bebas dari hutang dalam setahun memang terdengar bagus, tapi apakah kamu masih punya uang sisa buat bayar ini dan itu?

Menciptakan resolusi yang “kejauhan” dari kenyataan hidup yang ada jelas-jelas bakal gagal di awal. Agar tetap bisa mencapainya, perpindahan dari status kita saat ini ke kondisi yang diinginkan seharusnya perlahan, terus menerus, dan didukung oleh perilaku kebiasaan. Berpikir kecil mungkin nggak “menarik” dalam jangka pendek, tapi jelas dapat memberi hasil yang menarik. Dikit-dikit, jadi bukit. Nah!

Kurang Detail

Terkadang, resolusi Tahun Baru gagal hanya karena terlalu luas. “Baca lebih banyak,”
“makan makanan sehat,” dan “nabung lebih banyak” adalah contoh resolusi yang kurang spesifik alias nggak detail.

Hal ini bisa jadi masalah karena tiga hal berikut:

1. Nggak bisa dilakukan. Sulit untuk tahu apa yang benar-benar perlu dilakukan untuk mencapai tujuannya.
2. Sulit diukur. Hal ini sulit untuk menciptakan mental pencapaian tahap kesuksesan karena nggak ada gol akhir yang jelas.
3. Kurang tanggung jawab. Jika sebuah tujuan terlalu umum, dia akan terlihat seperti sebuah aspirasi atau gagasan ketimbang target nyata yang praktis. Tidak adanya target yang disasar, kita jadi kurang bertanggung jawab untuk mencapainya. “Halu” mungkin kata yang tepat untuk kondisi ini.

Tekanan berhasil vs. membangun kebiasaan

Resolusi Tahun Baru seringkali gagal karena memiliki pendekatan yang lebih berorientasi tujuan daripada berorientasi proses. Jika pendekatan pertama mengadopsi fokus yang sempit dalam mengejar pencapaian gol tunggal, pendekatan kedua lebih melihat pada pembangunan serangkaian kebiasaan sehat agar sampai pada tujuan–atau bahkan melebihinya.

Perspektif berorientasi tujuan bisa memotivasi buat beberapa orang, tapi terlihat hitam-putih buat yang lainnya, alias legalistis. Bahkan jika pun kita membuat progres besar ke arah tujuan, secara teknis kita sudah “gagal” karena tidak berhasil mencapainya 100%. Kebiasaan, di sisi lain, lebih berfokus pada perjalanannya daripada hasil akhirnya.

Nggak ada hubungan dengan kenyataan yang ada

Alasan lain mengapa begitu banyak resolusi Tahun Baru yang gagal adalah resolusi ini terkait erat dengan apa yang kita inginkan alih-alih apa siapa kita sebenarnya.

Katakanlah, contoh, kita berhasil mendapatkan promosi di tempat kerja tahun ini. Hal itu tentu terlihat hebat di atas kertas, tapi kalau kenyataannya kita nggak happy dengan pekerjaannya, jelas itu bukan pencapaian namanya! Keliatannya sebuah promosi jabatan akan membuat kehidupan profesional kita lebih mudah dilakukan, tapi kenyataannya, mungkin, lebih baik mencari pekerjaan baru yang lebih sesuai dengan minat kita.

Kenyataan kehidupan kita sehari-hari jelas memiliki dampak besar pada kecenderungan tercapainya resolusi Tahun Baru.

Contoh: bayangkanlah kamu mencanangkan rencana untuk pergi tidur setiap jam 9 malam dan bangun jam 6 pagi. Masalahnya, pasanganmu punya roster malam setiap dua miggu sekali. Gol kamu jelas nggak masuk hitungan karena kalau kamu jadi menjalankannya, bisa nggak ketemu dia selama setengah tahun, dong! Tentu saja hal itu akan memberi tekanan pada hubungan kalian dan kayaknya nggak bakal bertahan lama!

Agar resolusi bisa dieksekusi

Setelah mengeksplorasi sebab musabab resolusi Tahun Baru yang sering gagal total, baiknya kita sekarang menggunakan pemahaman di bawah ini untuk mengambil keputusan yang well-informed buat tahun berikutnya. Shall we?

1. Spesifik dan terukur
Nggak yang lebih mengecilkan hati daripada menyusun rencana yang ‘awang-awang’ dan ambisius tanpa tahu cara mengeksekusinya. Tidak adanya kemajuan dalam mencapai tujuan jelas artinya tidak ada kemenangan yang dirayakan meski sekecil apa pun. Tambah lagi, langkah ke depannya malah jadi lebih tidak jelas.

Supaya nggak terjebak dalam kesalahan ini, ayo buat resolusi kita spesifik dan terukur dengan cara:

• tujuan yang terang dan jelas. Contoh, “Ikutan kompetisi setengah-maraton musim panas ini” vs. “Lari lebih sering.”
• Beri batasan yang jelas untuk mengukur kemajuan yang sudah dicapai. Contoh, “Lari 5K dua kali seminggu di bulan April” vs. “Lari dua kali seminggu.”

2. Fokus untuk lebih bagus dan  maju
Coba ingat-ingat lagi hal apa saja yang kamu lakukan dengan baik tahun lalu, dan putuskan bagaimana membuatnya lebih baik lagi.

Merancang resolusi berdasarkan pengalaman terdahulu membuat kita memiliki intuisi yang lebih baik tentang batas-batas kesuksesan dan akan terlihat seperti apa end goals-nya nanti. Hal ini membantu kita merancang resolusi yang lebih spesifik, terukur, dan sejalan dengan kepribadian kita. Itu artinya…

3. Pastikan tujuan yang dibuat sejalan dengan kepribadian kita
Terakhir banget, kita bakal bisa fight meraih rencana-rencana itu kalau mereka sejalan dengan diri kita karena kita tahu bakal bahagia jika mewujudkannya. Kok, kelihatannya mudah banget, ya? Iya, banyak resolusi yang terlihat mudah dicapai, padahal, pada kenyataannya nggak “kita“ banget. Di tengah jalan, tetiba perjuangan mewujudkannya jadi beraaaat banget.

Agar terhindar dari perangkap ini, marilah merenungkan dengan serius pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

• Apa yang sebenarnya memotivasi kita?
• Apa kebahagiaan sejati kita?
• Apa yang membuat kita “nyerah” saat mewujudkan rencana kita di masa lalu?
• Pencapaian terbesar apa yang kita raih tahun lalu, dan mengapa?

Jika kita berhasil menjawab pertanyaan tersebut di atas, akan lebih mudah untuk mengusahakan bagaimana kita ingin berkembang di tahun ini. Dari sini, kita dapat dengan detail merancang dan mengukur resolusi yang sejalan dengan prioritas hidup kita.

4. Rayakan kemenangan kecil
Merayakan kemenangan-kemenangan kecil dapat memberikan kita motivasi yang diperlukan untuk tetap mengerjakan rencananya dalam jangka panjang.

Otak kita terkoneksi untuk bereaksi secara positif terhadap hadiah/penghargaan. Setiap kita dihargai untuk melakukan sebuah perilaku, otak berinteraksi dengan dopamine feedback loop. Sekali terpicu, loop ini melepaskan hormon bahagia ‘dopamine’ dan membuat kita mengaitkan perilaku dengan perasaan positif.

Memberi diri sendiri hadiah karena “sampai” ke tahap keberhasilan terdekat tak hanya memberi ‘doping” untuk meraih ke keberhasilan berikutnya, juga membuat perjalanan meraih gol-gol ini menjadi menyenangkan. Nah, sebelum berkomitmen mewujudkan rencana-rencana yang sudah disusun, ambillah waktu untuk memutuskan seperti apa “hadiah” yang ingin kita berikan pada diri sendiri. [IM]


 

APA MAKNA RESOLUSI TAHUN BARU BUAT ANDA?

 

Renny Bakar, Bankstown

Apa makna resolusi buat Anda?
– Resolusi adalah perbaikan dari hal-hal buruk yang terjadi di tahun sebelumnya. Jadi, kita bisa melalui tahun baru dengan lebih baik lagi.
– Resolusi berguna untuk menambah semangat juang dan memperkuat tekad kita dalam mencapai target yang kita inginkan.
– Resolusi juga menjadi sumber kebahagiaan sederhana bila ada satu saja dari daftar impian itu terlaksana.

Masih ingat resolusi tahun 2022? Apakah itu?
– Selalu bersyukur atas segala rezeki dan kesehatan kepada Allah SWT.
– Evaluasi diri atas pencapaian sesuatu yang diinginkan.
– Selalu berterima kasih kepada orang-orang yang sudah berperan penting dalam kehidupan dan kesuksesan kita.
– Meningkatkan kualitas diri (berpengetahuan dan wawasan yang luas).
– Meninggalkan lingkungan yang toksik dalam hal pertemanan, cinta, dll.

Tercapaikah resolusi 2022? Kalu tidak mengapa?
Alhamdulillah, resolusi di tahun 2022 yang saya buat semuanya tercapai. Mulai dari rencana perubahan dalam hidup sehari-hari sampai daftar tujuan ke depan.

Apa resolusi Anda di tahun 2023?
– Lebih bersyukur kepada Allah SWT.
– Menjadi lebih tegas dan bijaksana terhadap pilihan dan keputusan yang diambil.
– Lebih mencintai diri sendiri daripada orang lain.
– Menjauhi orang dan lingkungan yang toksik.
– Berani untuk mengatakan Tidak.
– Mengelola waktu dengan baik.
– Lebih memikirkan kesehatan dan mengutamakan kebahagiaan untuk diri sendiri.

Kira-kira bagaimana atau dengan apa Anda mencapainya?
Sepanjang tahun, berbagai peristiwa silih berganti datang di kehidupan kita. Mulai dari pekerjaan baru, urusan rumah tangga, dll. Jika kita ingin mengubah hidup kita ke level yang lebih baik, dibutuhkan kerja keras, kepercayaan diri, serta konsistensi. Dan, satu hal yang lebih penting, kita harus punya tujuan yang jelas untuk apa yang ingin kita capai di tahun 2023.

Apakah harapan Anda buat dunia di tahun 2023?
– Semoga Tahun Baru ini membawa perubahan nyata dalam diri kita semua.
– Semoga tahun baru ini akan membawa kebahagian, kedamaian cinta kasih, rezeki yang baik dan mendapatkan rahmat yang berlimpah dari Allah SWT.
– Lebih bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
– Tetaplah berbuat baik dan saling menolong untuk sesama manusia.

 

Michael, Maroubra

Apa makna resolusi buat Anda?
Bagi saya, makna resolusi adalah hal-hal yang perlu kita lakukan atau perbaiki di tahun yang akan datang, baik itu untuk personal development ataupun aspek-aspek lain dalam kehidupan kita yang perlu ditingkatkan.

Masih ingat resolusi tahun 2022? Apakah itu?
Resolusi saya di tahun 2022 bisa dibilang sesuai rencana saya. Dimulai dari segi karier, saya ingin sekali dapat diundang ke kantor Uber, dan, ternyata itu terwujud. Jadi, selama kurang lebih 2 tahun full time di food delivery industry (Uber Eats Austalia), di tahun kedua-nya (2022), saya mendapat kehormatan diundang ke headquarter Uber Australia untuk sharing pengalaman saya dan juga mendapat kesempatan bergabung di forum Uber Advisory batch 2022.

Dan, saya juga mempunyai kesempatan untuk bertemu langung CEO Uber – Dara Khosrowshahi. Di akhir November lalu, saya juga terpilih sebagai salah satu kandidat Uber Business Booster Program, yaitu pelatihan business mentorship selama kurang lebih 3 bulan dan eligible untuk mendapatkan dana utuk memulai bisnis di Australia.

Untuk pendidikan, selama 2022 saya menargetkan agar dan request untuk dapat early completion agar dapat mulai apply untuk mendapatkan Graduation Visa (485 Visa). Di tahun 2022 juga saya menargetkan untuk bisa dapat Australian Full Driving License.

Tercapaikah resolusi 2022? Kalau tidak mengapa?
Yeah, tentu saja semua tercapai.

Apa resolusi Anda di 2023?
Untuk resolusi tahun ini ada hubungannya dengan Resolusi di tahun 2022. Namun, puji Tuhan, di awal Januari 2023 saja target saya sudah tercapai. Saya sudah mendapat full driving license (ini juga berkat dukungan dari Ko Irwan dari Indomedia), then kuliah saya yang seharusnya selesai di akhir Juni 2023, selesai di awal Februari 2023.

Next, yang perlu saya lakukan adalah fokus di IELTS. Dan, target saya untuk mendapatkan skor 8 (semoga saja terwujud). Setelah itu, saya akan mulai apply Visa 485. Kalau granted, saya ingin membawa papa dan mama serta saudara saya ke Sydney untuk menghadiri graduation ceremony di Oktober 2023 ini.

Di tahun ini, saya akan dimentor dalam Uber Business Booster Program yang akan selesai April 2023, dan akan diberikan modal usaha untuk memulai bisnis di Australia.

Dalam waktu dekat juga, saya ingin upgrade mobil saya yang tahun produksinya 2020 ke atas agar dapat memulai coba di industri Ride Share (salah satu alasan saya apply australian full driving licence). 

Semoga di tahun 2023 ini semua target saya dapat tercapai. Dan, pastinya, doa saya buat teman-teman yang sudah menyempatkan waktunya untuk membaca konten di Indomedia termasuk resolusi saya. Semoga apa yang kalian inginkan dapat tercapai di tahun ini.

Kira-kira, bagaimana atau dengan apa Anda mencapainya?
Untuk mencapai resolusi yang sudah kita targetkan, dibutuhkan ketekunan dan fokus. Let’s say, salah satu resolusi saya di tahun ini agar dapat skor 8 IELTS, maka mulai dari sekarang saya mulai belajar soal-soal IELTS dan bertanya pada teman-teman yang sudah mendapatkan 8. Dan, hal yang paling penting adalah doa. Sangat penting karena sepintar apa pun kita, kalau kita jauh dari Tuhan/kehidupan spiritual, kita menjadi arogan dan mudah memandang rendah orang. Maka dari itu diperlukan pendekatan spiritual agar kehidupan kita jauh lebih bahagia dan penuh dengan berkat untuk orang.

Apa harapan kamu buat dunia ini di tahun 2023?
Tentu saja, semoga di tahun 2023 ini perang di dunia dapat segera mereda dan semoga pandemi juga mereda. Bagi teman-teman yang saat ini mengalami pergumulan baik dalam keluarga, karier bisnis, dan kesehatan, semoga semuanya dapat terselesaikan dengan baik, sesuai harapan. Tentu saja, jangan lupa untuk terus melakukan kebaikan dan meningkatkan kehidupan spiritual kita. 

 

Albert Suryadi, Acacia Garden

Apa makna resolusi buat Anda?
Janji untuk melakukan sesuatu perubahan yang lebih baik.

Masih ingat resolusi tahun 2022? Apakah itu?
Tentu. Kembali hidup sehat dan berani melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Tercapaikah resolusi 2022? Kalau tidak mengapa?
Setengah sukses. Balik ke gym, tapi belum makan sehat sepenuhnya. Godaan dari pork belly lebih kuat dari resolusi.

Apa resolusi Anda di 2023?
Mempergunakan waktu sebaik-baiknya.

Kira-kira, bagaimana atau dengan apa Anda mencapainya?
Dengan mengetahui dan membuat prioritas yang benar.

Apa harapan kamu buat dunia ini di tahun 2023?
Saya berharap tahun 2023 menjadi tahun yang baik buat semua orang. Jeremiah 29:11.

 

Natalie Lisardi, Eastwood

Apa makna resolusi buat Anda?
Standar atau target yang di-set up untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Masih ingat resolusi tahun 2022? Apakah itu? Masih.
– Diet untuk hidup sehat
– Rencana punya baby
– Makin rajin ke gereja offline, nggak cuma online aja.
Being a better me.
Work life balance.

Tercapaikah resolusi 2022? Kalau tidak mengapa?
Sebagian tercapai, sebagian tidak tercapai karena di luar kapasitas.

Apa resolusi Anda di 2023?
Resolusi 2023:
– Semakin sering ke gereja offline.
Work life balance.
– Diet untuk hidup sehat by starting go to the gym (again!)
Buying another investment.
– Bisa jalan-jalan, travelling lagi.

Kira-kira, bagaimana atau dengan apa Anda mencapainya?
– Set a goal/target. Jangan yang muluk-muluk pada saat mengeset target, dasari dengan kapasitas dan kondisi diri kita.
– Saat kita mau set gol, coba dilihat balik, apa gol tahun lalu. Apa yang tercapai dan belum tercapai? Dilihat ‘howcould we achieve that goal? And ‘whycouldn’t we achieved that goal?
– Cari apa masalahnya (root)? Apa bisa dicari jalan lain untuk mencapai gol tersebut. Atau, haruskah kita menurunkan/mengganti gol tersebut?

Apa harapan kamu buat dunia ini di tahun 2023?
As everyone else in this world, saya pasti berharap Covid-19 becomes endemic. Jadi, orang bisa memulai kembali kehidupan normal.
Dunia tetap aman, damai, sentosa.

Alden, Maroubra

Apa makna resolusi buat Anda?
Sebuah target untuk upgrade diri kita.

Masih ingat resolusi tahun 2022? Apakah itu?
Resolusi tahun lalu saya adalah menjadi lebih disiplin dalam mengatur waktu dan mengutamakan prioritas.

Tercapaikah resolusi 2022? Kalau tidak mengapa?
Tercapai.

Apa resolusi Anda di 2023?
Resolusi tahun 2023 versi saya adalah belajar lebih banyak dari action, bukan dari teori, dan menghadapi masalah dengan open-minded, bukan lari dari masalah.

Kira-kira, bagaimana atau dengan apa Anda mencapainya?
Meninggalkan semua hal yang nyaman di Indonesia dan pindah ke Aussie.

Apa harapan kamu buat dunia ini di tahun 2023?
Harapan 2023 saya untuk dunia ini adalah semoga dengan semua hal kembali normal, COVID tidak muncul varian baru dan angka pasien yang terkena COVID menurun. Amin. [IM]

 

Previous articleAndy S – There’s No Taste Like Home
Next articleMalam Tutup Tahun Bersama Indonesian Arts and Culture Club (ADS) dan Sekolah Pelangi Indonesia (IAFA)