Tahun ini, untuk kedua kalinya, Minang Saiyo Cup Futsal Tournament kembali digelar, Minggu 9 Juli 2023. Turnamen sehari penuh ini diselenggarakan di Australian National Sports Club, Lakemba, yang berlokasi di wilayah barat metropolitan Sydney.
Kompetisi Futsal ini diikuti oleh delapan tim, yang dibagi menjadi dua grup. Babak penyisihan grup menggunakan sistem setengah kompetisi. Kemudian juara dan runner-up dari masing-masing grup melaju ke semifinal.
Tampil sebagai pemenang adalah DUBS FC. Klub ini dikapteni oleh Mikaeel Ismail, biasa dipanggil Kyle, yang berasal dari Guguak Tinggi, Agam (Sumatra Barat). Mayoritas anggota tim pemenang ini adalah generasi kedua dan ketiga perantau Minang di Sydney. Tim ini juga diperkuat satu pemain berdarah Aljazair dan pemain keturunan Indonesia lainnya. Tetapi mereka semua sudah menjadi warga negara Australia.
Di final DUBS FC mengalahkan 4FUN FC yang menempati posisi runner-up. Dua klub ini adalah juga finalis Minang Saiyo Cup 2022. Tahun lalu, DUBS FC merupakan runner-up, dan menjadi juara tahun ini. Sedang 4FUN FC tahun lalu menempati posisi ke 4, dan menjadi runner-up tahun ini.Kedua finalis Minang Saiyo Cup 2023 telah memperkuat penampilan mereka di banding tahun lalu, dan berhasil mencapai hasil yang lebih baik.
Para pemain adalah generasi kedua dan ketiga dari komunitas masyarakat Indonesia yang lahir dan besar di Australia. Suasana internasional turnamen ini betul-betul terasa. Setiap tim diperbolehkan merekrut maksimal dua pemain yang bukan berdarah dari Indonesia. Pemain-pemain asing ini berasal dari mancanegara, diantaranya Senegal, Nigeria, Jepang, China, Thailand, dan Aljazair.
Anggota setiap klub yang ikut kompetisi ini merupakan teman-teman sepermainan bola. Bola-lah yang menyatukan mereka, bukan suku bangsa, asal negara orang tua atau kakek moyang mereka, maupun agama. Mereka adalah generasi kosmopolitan.
Turnamen dibuka dengan nyayian Lagu Kebangsaan Indonesia (Indonesia Raya) dan Lagu Kebangsaan Australia (Advance Australia Fair). Pembukaan Minang Saiyo Cup dihadiri oleh Konsul Jendral Republik Indonesia di Sydney, Vedi Kurnia Buana, yang juga memberikan sambutan dan melakukan tendangan pertama bola Futsal Tournament. Vedi sangat mengapresiasi program yang sangat positif untuk generasi muda ini.
Ketua Minang Saiyo Sydney (MSS) Zulfan Tadjoeddin menekankan kepada para pemain, “although you compete, but don’t forget, after all, we are brothers” (walau kalian berkompetisi, jangan lupa bahwa kita semua adalah saudara). Zulfan berterima kasih atas kerja solid panitia dan dukungan masyarakat Indonesia di Sydney.
Ikut pula memberi sambutan Dirga Adnan (Ketua Panitia Minang Saiyo Cup), dan Sonny Arifien (Wakil Ketua lndonesian Community Council – ICC, NSW). Acara dihadiri pula oleh para tamu undangan dari berbagai organisasi kemasyarakatan Indonesia di Sydney.
Turnamen berlangsung sehari penuh, mulai kick-off pukul 9 pagi, sampai pertandingan final antara DUBS FC yang mengalahkan 4FUN FC pada pukul 17.30 sore. Sebelum kick-off, pemain dan penonton diajak menyanyikan bersama lagu lawas Bon Jovi, It’s My Life, oleh Meilanie Buitenzorgy. Pengumuman pemenang diiringi lagu epic-nya Queen, We are the Champions.
Juara Minang Saiyo Cup 2023 mendapatkan Piala Bergilir dan Piala Tetap. Pemain terbaik yang akan dimumkan kemudian akan mendapatkan Sepatu Emas (Golden Boot). Tersedia pula hadiah uang. Penyerahan piala dan hadiah akan diselenggarakan secara resmi pada acara Pentas Seni Minang Saiyo Sydney tanggal 2 September 2023.
Minang Saiyo Cup juga menjadi ajang silaturahmi masyarakat Indonesia di Sydney, lintas suku, agama, dan kewarganegaraan. “Kita memang harus membuat program yang bersifat nasional dan internasional”, seperti ditekankan oleh Ikhsan Zakir. Ikhsan berdarah Silungkang, lahir dan besar di Padang, dan telah merantau ke Sydney sejak tahun 1980an. Pemain dan penontonpun menikmati bazaar makanan yang menyediakan sate padang, bakso, lontong sayur, dan aneka minuman.
“Thank you MSS and entire team, it was enjoyable and warm atmosphere, also well organised. There was no such ‘vacuum moment’. The young and the oldies were well interacted and happy
as most of all are very open minded that made the event worthwhile. That what organisation (as such) should be. Bravo and keep on keeping on.” Demikian apresiasi Aty Malik, yang dengan suaminya Edwin Malik sudah tinggal di Sydney sejak awal 1970-an. Edwin adalah pioneer perantau Padang Panjang di Sydney dan mantan Ketua MSS.
Surachman Chatib, ketua Minang Senior Citizen Community (MSCC), mengapresiasi, “Patut kita hargai kegiatan ini, karena dengan biaya yang besar Minang Saiyo Sydney berani mengadakan turnamen ini. Marilah kita masyarakat Minang di Sydney untuk saling bahu membahu membantu kegiatan seperti ini dimasa-masa mendatang demi kebaikan dan kemajuan Minang Saiyo, terutama bagi generasi mudanya.” Surachman adalah putra bungsu dari Chatib Sulaiman, pahlawan perang kemerdekaan Republik Indonesia. [IM]
Penulis: Zulfan Tadjoeddin