Malam Inagurasi Minang Saiyo Sydney 2022

560
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Minang Saiyo Sydney (MSS) meresmikan kepengurusannya untuk periode 2021-2024 dalam sebuah acara Malam Inagurasi. Berdasarkan hasil Rapat Umum Luar Biasa (RUA-LB) tanggal 4 Desember 2021, Badan Musyawarah Organisasi (BMO) MSS yang diketuai oleh Armanda Ardanis dengan anggota Amri Yusra, Syamsul Bahri dan Yus H. Saad, atas nama organisasi, mengukuhkan Dr Zulfan Tadjoeddin sebagai Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) MSS periode 2021-2024.

Acara yang dihelat di gedung Lakemba Senior Citizen Centre, Sabtu malam (12 Maret 2022) dihadiri oleh jajaran pengurus Indonesian Community Council (ICC) NSW, yang memayungi 27 organisasi sosial masyarakat Indonesia di wilayah NSW, Australia.

Dibawakan oleh Devi Nazar sebagai MC, acara dimulai dengan Tari Pasambahan (Persembahan) yang dibawakan oleh sekelompok pemudi Minang Sydney. Tari ini merupakan tari selamat datang dalam kultur Minangkabau untuk menghormati tamu undangan. Acara dilanjutkan dengan lagu Minangkabau yang dinyayikan bersama oleh para hadirin dipimpin oleh lead singer dengan iringan musik.

Dalam sambutannya, Julie Rondonuwu, Ketua ICC NSW, berpesan soal pentingnya persatuan dalam komunitas masyarakat Indonesia yang beragam, baik secara internal maupun eksternal.

Setelah dikukuhkan, Zulfan memperkenalkan kepengurusan MSS. Duduk sebagai penasehat Amri Darwis, Eddy Latief, Rifan Safron dan Yennie Nazar. Sekretaris Umum didapuk oleh Dirga Adnan, sedangkan Melanie Latief duduk sebagai Sekretaris 1. Posisi bendahara umum dipercayakan kepada Lookie Budiman. Untuk menjalankan aktifitas organisasi, dibentuk empat departemen (koordinator), yaitu: (1) public relations (Fidra Damayanti), (2) arts and culture (Feri Ternando), (3) sports and recreation (Dinda Decky), dan (4) youth engagement and dakwah (Nofriadi Nosky, tentatif).

Dalam sambutan singkatnya, Zulfan menyitir pepatah lama, “dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung” yang menuntut kemampuan untuk beradaptasi dan bertolerasi dengan lingkungan dimana kita merantau tanpa harus kehilangan akar budaya kita sendiri.

Zulfan mengingatkan kebutuhan mendesak menghadapi persoalan gap antar generasi (inter-generational gap) yang lazim ditemui di kalangan komunitas migran di Sydney dan belahan dunia lainnya. Disamping itu, organisasi kemasyarakatan seperti Minang Saiyo adalah wadah yang tepat untuk menguatkan kembali kesadaran akan akar budaya Indonesia dan sub-kultur kedaerahan, seperti Minangkabau, untuk generasi kedua dan ketiga yang lahir dan besar di Australia. Walaupun mereka pada umumnya sudah menggunakaan paspor dengan logo kangguru di cover depannya.

Dirga Adnan menyampaikan program kerja MSS setahun ke depan yang meliputi Futsal Tournament, Islamic Recharge Circle (IRC), MS Talk Show (Ota-ota Badunsanak), Lunch Cruise di Sydney Harbour dan MS for Indonesia (Pentas Seni Budaya).

Rangkaian acara formal inagurasi diakhiri dengan sesi doa yang dipimpin oeh Dr Zifirdaus Adnan.

Di samping ICC NSW, Malam Inagurasi MSS ini juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai organisasi, antara lain Indonesia Diaspora Network (IDN), Indonesian Business Council Australia (IBCA), Minang Senior Citizen Community (MSCC), Indonesia Campbelltown Community Association (ICCA), Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), The Rocks, Al-Ikhlas, Bona Pasogit, Nahdatul Ulama Australia-New Zealand, Indonesia Australia Senior Community Association (INASCA) dan Suara Indonesia.

Turut hadir lima mantan ketua Minang Saiyo Sydney: Edwin Malik, Armanda Ardanis, Ali Askar, Syamsul Bahri dan Amri Yusra.

Malam Inagurasi dimanfaatkan untuk secara resmi menyerahkan piala dan hadiah uang pada pemenang Minang Saiyo Cup 2022 – Futsal Tournament yang berlangsung seminggu sebelumnya.

Juara pertama diraih oleh Bambu Runcing FC. Juara ke dua direbut oleh Invincible 04. Sedangkan Sampoerna FC menduduki posisi ke tiga. Dzulfikar Pasaribu dari tim Invincible 04 terpilih sebagai pemain terbaik dan menerima Golden Boot. Pemberian piala diiringi oleh lagu legendaris grup musik Queen, “We are the champions”.

Setelah menikmati hidangan yang disediakan panitia, hadirin dihibur dengan tari piring, lagu-lagu Minang, Indonesia dan Barat, serta pembacaan sebuah puisi yang sarat makna oleh Endi Dharma, penasehat ICC dan juga mantan Ketua ICC. [IM]

Previous articleGaruda Indonesia Terbang Lagi dari Sydney ke Denpasar
Next article7 Hal Yang Perlu Diketahui Dalam Pernikahan Beda Budaya