KJRI Sydney mempelopori pertemuan pebisnis diaspora Indonesia di NSW, Queensland
dan South Australia pada tanggal 1 Februari 2021. Pertemuan virtual dipimpin oleh
Konsul Jenderal RI di Sydney, Heru Hartanto Subolo yang didampingi oleh Koordinator Fungsi Ekonomi KJRI Trisari Dyah Paramita, Kepala ITPC dan IIPC Sydney.
KJRI juga menggandeng perwakilan BUMN Indonesia yang ada di Sydney yaitu Garuda Indonesia, Pertamina Lubricants dan Telkom International serta Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Beijing yang wilayah kerjanya mencakup Australia. Ada sekitar
50 pebisnis diaspora dari berbagai bidang seperti furnitur, logistik, pertambangan,
kuliner, pariwisata, teknologi informasi, pendidikan vokasi, dan lain-lain yang hadir
dalam pertemuan tersebut.
“Selama masa pandemi Covid-19 di tahun 2020, dengan keterbatasan anggaran dan mobilitas, KJRI Sydney melalui visi Beta Raharja, yaitu Bersama Kita Wujudkan Masyarakat Sejahtera, memiliki 8 program prioritas termasuk diantaranya akselerasi perdagangan dan investasi dua arah, peningkatan jumlah wisatawan Australia ke Indonesia, penguatan kerja sama ekonomi kreatif, penguatan restoran Indonesia dan pelipatgandaan business champions diaspora Indonesia.” disampaikan oleh Konsul Jenderal RI Heru Subolo
dalam sambutan sekaligus pembukaan acara.
Konsul Jenderal menggarisbawahi pentingnya semangat Indonesia Incorporated, melalui sinergi semua unsur pemerintah dan pebisnis diaspora di NSW, Queensland dan South Australia guna menangkap peluang kerja sama ekonomi yang tercipta dari Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement.
Beberapa terobosan telah dilakukan yaitu virtual business matching dengan transaksi diatas $1 juta, menggantikan produk negara kompetitor dengan produk Indonesia untuk pasar Australia, menjadikan Australia sebagai hub produk ekspor Indonesia ke negara-negara Pasifik, penjajakan reciprocal business antara investor Australia dengan pebisnis diaspora, pelatihan sertifikasi dan standarisasi bagi UKM ekspor Indonesia, pelatihan ekspor impor bagi pebisnis diaspora Indonesia serta penyelenggaraan Masterclass bagi pelaku bisnis kuliner. Konsul Jenderal juga menyampaikan apresiasi kepada Indomedia yang telah menyuarakan kiprah pebisnis diaspora Indonesia selama ini.
Konsul Jenderal mengusulkan sinergi Indonesia Incorporated dengan menunjuk contact point pebisnis diaspora Indonesia masing-masing di NSW, Queensland dan South Australia, pemetaan pebisnis diaspora per sektor, pertemuan reguler tiap tiga bulan, dan link and match bisnis Indonesia-Australia melalui pebisnis diaspora. Usulan ini disambut hangat oleh para pebisnis diaspora.
Para pebisnis diaspora juga dapat memanfaatkan secara optimal berbagai platform kerja sama seperti kerja sama Sister State/Province antara DKI Jakarta-NSW, Jawa Barat-South Australia, Jawa Tengah-Queensland dan kerja sama Sister City antara Makassar-Gold Coast dan Semarang-Brisbane.
Selama pertemuan berlangsung para pebisnis aktif mengutarakan inovasi apa saja
yang telah mereka lakukan. Sylvia Lianto, satu-satunya pebisnis diaspora pemilik
winery, Hanging Tree Wines bercerita bahwa beliau menggunakan outletnya untuk memperkenalkan camilan khas indonesia seperti kacang Bali yang bahkan oleh para pelanggannya disebut sebagai “Best peanut in Australia”. Tidak hanya kacang Bali,
Sylvia juga memperkenalkan kripik singkong Kusuka dan kue Marie. Camilan yang ditawarkan oleh Sylvia ternyata menjadi favorit para pelanggan dan mereka mulai memakan jajanan tersebut sebagai teman hidangan saat meminum wine produksi
dari Hanging Tree Wines, menggantikan konsep wine and cheese.
Ivan Paulus dari Livingstone berhasil menggantikan produk dari negara kompetitor Indonesia ke pasar Australia, dan bersama-sama Anthony Auwyang dari Sony Trading
telah menerapkan konsep Indonesia Incorporated dengan menggunakan jasa logistik
milik pebisnis diaspora Indonesia. Di sektor pariwisata, Ardhana Gumay dan Jemy Soetrisno menciptakan aplikasi Tour By Me untuk reservasi perjalanan wisata ke Bali,
yang merangkul UKM di Bali.
Selain saling mengutarakan inovasi yang telah dijalankan, ada beberapa pebisnis yang mengajukan beberapa masukan terkait perkembangan bisnis di luar negeri khususnya
di Australia, seperti yang disampaikan oleh Alicia Martino pemilik dari rumah makan Sendok Garpu yang ada di Brisbane dan mitra co-branding Wonderful Indonesia restoran. Beliau menjajaki kemungkinan dukungan Bank Indonesia terhadap pelaku small business diaspora Indonesia, dikaitkan dengan program pembinaan UKM di dalam negeri yang dimiliki oleh Bank Indonesia.
Dalam pertemuan ini, KJRI Sydney juga berhasil menghadirkan seluruh organisasi
pebisnis diaspora Indonesia dan entitas bisnis yang ada di wilayah kerja KJRI Sydney
untuk connecting the dots semua potensi bisnis seperti Indonesia Business Council
(IBC) NSW, Indonesian Restaurant Association (IRA), Masyarakat Ekonomi Syariah Australia, Australia Indonesia Business Council NSW, Australia Indonesia Business
Council Queensland, Australia Indonesia Business Council South Australia,
House of Indonesia, dan Indonesia Trading House Australia. [IM]