Ditengah kesibukannya menjelang akhir masa jabatan sebagai Konsul Jenderal RI di Sydney, sekaligus persiapan penempatan baru sebagai Duta Besar RI untuk Chili di Santiago, Bapak Vedi Kurnia Buana beserta Ibu Fanny Erlita Buana tetap menyempatkan diri hadir dalam acara makan siang bersama para anggota Ex Colombo Plan. Kehadiran beliau ditemani oleh Bapak Andos Manggala Lumban Tobing, Konsul 1 Sosial Budaya KJRI Sydney yang baru menggantikan Bapak Nazar.
Pertemuan rutin Ex Colombo Plan kali ini, yang digelar di The Place Restaurant, Fullerton Hotel, Martin Place pada Rabu, 6 November 2024, terasa sangat istimewa. Tidak hanya karena kehadiran Bapak Vedi beserta ibu dan Bapak Andos, tetapi juga karena beberapa anggota Ex Colombo Plan datang langsung dari Indonesia dan Canberra. Mereka berbincang hangat, saling sapa, dan mengenang kembali masa-masa bersama.
Pertemuan dan momen kebersamaan seperti ini vadalah waktu yang berharga dan sangat dinantikan. Hal inilah yang membuat Dantje dan istri, Sukarni, yang datang dari Manado tidak melewatkan kesempatan untuk terbang ke Sydney setelah menghadiri reuni pelajar Asia di Melbourne. Juga ada Abubakar bersama Debbie dari Canberra, Yusra dari Medan, dan Djoenaidi Yahya dengan walkernya yang didampingi istrinya, Agnes, juga hadir dalam reuni ini.
Sriati Nuch, sebagai koordinator acara, membuka acara dengan mengenalkan secara resmi nama 22 orang yang hadir. Dilanjutkan oleh Wan Noesyirwan, yang menyampaikan sekilas tentang perjalanan, persahabatan yang tetap dibina hingga saat ini. Sekitar 58-59 tahun lalu mereka adalah pelajar muda yang terpilih mendapat beasiswa ke Australia. Disamping giat menimba ilmu, dengan kemampuan yang ada, mereka juga ikut aktif mengenalkan budaya Indonesia bersama perwakilan pemerintah saat itu, sebelum dibukanya Konsulat Jenderal RI di Sydney.
Tjut Freestone kemudian menyampaikan rasa bahagia atas kehadiran Konjen Vedi, Ibu Fanny, dan Bapak Andos, meskipun sang suami, Colin, tidak dapat hadir karena alasan kesehatan. Di tengah pertemuan ini, tampak kebersamaan yang erat dan penuh makna, menginspirasi siapa saja yang menyaksikannya.
Di antara mereka yang berhasil menimba ilmu di Australia, ada rasa kagum dan banyak pelajaran yang bisa dipetik. Bahwa di usia senja, selama masih bisa berkarya, kegiatan tidak harus berhenti dan harus tetap bisa berbagi ilmu yang didapat.
Seperti yang dialami Dantje, yang masih aktif sebagai lecturer secara daring di Universitas Sam Ratulangi, Manado. Pada tahun 2023, ia menerima penghargaan dalam rangka peringatan 70 tahun hubungan Australia dan Indonesia, yang diberikan oleh Kedutaan Besar Australia di Indonesia kepadanya di Manado.
Dalam sambutannya, Konjen Vedi Kurnia Buana menyampaikan kesannya yang sangat di pertemuan singkat ini. Beliau menghargai semangat para anggota Ex Colombo Plan yang selama hampir enam dekade di Australia tidak hanya menjaga silaturahmi tetapi juga terus berperan sebagai duta bangsa, mengharumkan nama Indonesia. Menurutnya, mereka adalah contoh yang patut diteladani generasi muda.
Acara ditutup dengan sesi foto bersama yang seru dan berkesan. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya disampaikan kepada Konjen Vedi dan Ibu Fanny atas kehadiran mereka. “Selamat jalan, it’s not goodbye, it’s until we meet again,” ungkap mereka, disertai ucapan selamat atas jabatan baru sebagai Duta Besar RI Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk Chili.
Selamat bertugas pula untuk Bapak Andos Manggala Lumban Tobing sebagai
Konsul 1 Sosial Budaya di KJRI Sydney.
Pertemuan singkat ini memberikan kenangan yang indah. [IM]
“Kebersamaan adalah harta yang berharga, di dalamnya kita temukan makna yang abadi.”
Oleh Yoen Yahya