Karya Dua Desainer Indonesia Tampil Memukau Di Panggung Fesyen Australia

501
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Dua desainer Indonesia di Australia, Emmythee dan Savira Lavinia, berhasil melahirkan karya-karya fenomenal di tengah merebaknya pandemic Covid-19. Desain garapan mereka tampil memukau
di lantai catwalk Gold Coast Fashion Project (GCPF) 2021 pada 15 Mei 2021 lalu. Keikutsertaan desainer Indonesia pada ajang GCPF yang berlokasi di salah satu ikon wisata Australia, Surfers Paradise Gold Coast ini merupakan hasil kerja sama kerja sama KJRI Sydney dan Indonesian Fashion Chamber (IFC).

Karya dua desainer Indonesia yang berada di balik brand Emmy Thee dan Sav Lavin
ini mendapatkan sambutan hangat dari para desainer dan pecinta fesyen di Australia. Kedua desainer tersebut mengedepankan konsep sustainable fashiondengan prinsip zero waste pattern, daur ulang sisa kain untuk pembuatan aksesoris dan memajukan pengrajin lokal dari berbagai daerah di Indonesia. Koleksi yang ditampilkan pada GCFP diantaranya changes outer look 7 denim menggunakan celana denim daur ulang, tas domalu dan anting-anting menggunakan sisa-sisa kain atau perca.

Secara umum, karya Emmythee menampilkan kekayaan kain tradisional Indonesia yang mengedepankan pengrajin lokal. Sementara itu, Savira Lavinia menampilkan koleksi bernuansa kontemporer berjudul Gardenia yang bertujuan untuk menciptakan identitas visual baru terinspirasi oleh seni, musik, film dan literatur yang bertemu dalam harmoni yang sempurna. “Saya menyukai pakaian yang merayakan keragaman bentuk tubuh wanita dikombinasi dengan exagerated silhouette, sehingga merepresentasikan pembawaan wanita yang lembut namun percaya diri”, ujar Savira dikutip dari
siaran persnya.

“KJRI Sydney terus mendorong desainer Indonesia untuk go global, khususnya masuk ke pasar fesyen Australia, sebagai salah satu upaya meningkatkan kontribusi sektor ekonomi kreatif pada PDB,” demikian disampaikan oleh Konsul Jenderal RI Sydney, Heru Hartanto Subolo, pada berbagai kesempatan di sela-sela GCFP 2021.

Konjen Heru Subolo menambahkan bahwa partisipasi pada GCFP ini merupakan kali
kedua KJRI Sydney memberikan dukungan kepada desainer dan fesyen Indonesia,
setelah sebelumnya memberikan dukungan pada partisipasi Novita Yunus (Batik Chic)
dan Savira Lavinia pada Fashions of Multicultural Australia 2019 di Sydney.

Dengan semangat bangga buatan Indonesia, Konjen Heru Subolo mengajak seluruh diaspora Indonesia di Australia untuk turut mendukung karya-karya para desainer Indonesia, termasuk Emmythee dan Savira Lavinia, yang tidak kalah dari karya
desainer internasional lainnya yang berpartisipasi pada GCFP 2021. “Apresiasi tinggi
saya sampaikan kepada Indonesian Fashion Chamber (IFC), Emmy Thee, Savira dan
Ali Charisma atas kolaborasinya”, pungkas Konjen Heru Subolo.

Partisipasi KJRI Sydney pada GCFP juga didukung oleh ekosistem fesyen Indonesia dan Australia, di antaranya Selvie Khoesnadi (fashion stylist berbasis di Gold Coast), Monstera International (trading company berbasis di Adelaide), Karina Trijono (founder brand Soloputri), Anindita Rahardjo (founder brand Kakamiku) dan desainer perhiasan Amerika berbasis di Adelaide Che Garcia dengan brand Woodsman Jewellery. Karya-karya desainer Indonesia tersebut langsung dipertemukan dengan konsumen lokal pada sesi trade show GCFP 2021 tanggal 16 Mei 2021, dan mendapat animo luar biasa dari aspek penjualan.

Penyelenggaraan GCFP 2021 didukung oleh Pemerintah Kota Gold Coast dan dihadiri oleh perwakilan kantor Walikota Gold Coast, Darren Taylor. KJRI Sydney juga menggunakan kesempatan berpartisipasi pada GCFP 2021 untuk mempromosikan produk ekspor Indonesia yang telah masuk pasar Australia seperti teh Jawa Barat produksi Java Golden Arc dan kopi Mandheling Sumatra produksi PT. Santos Jaya Abadi, serta promosi destinasi wisata Indonesia melalui pemberian brosur destinasi. Produk-produk tersebut dibagikan dalam bentuk goodie bag bagi pengunjung kehormatan GCFP 2021, termasuk di antaranya Simone Hickey – Chief Operation Officer of GCFP, dan desainer lokal Australia dan pendiri Celestree, Meher Kanigiri. [IM]

Previous articleDua Pengajar Bahasa Indonesia Raih Penghargaan Konjen RI Sydney
Next articleAyam Bakar 7 saudara: Si Kecil Bercita Rasa Besar